Monday, November 9, 2020

PEMELIHARAAN TUHAN

 

Thema            : Pemeliharaan Tuhan

Nats                : 1 Raj. 17:4

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

A.        PENDAHULUAN

Disaat harapan jauh dari kenyataan disanalah sesungguhnya ujian iman sedang berlangsung. Disaat situasi sulit dan terjepit sesungguhnya disanalah Tuhan akan perlihatkan perkara yang ajaib. Namun, ketidaksabaran dalam menanti cara kerja Tuhan sering sekali menjadi halangan seseorang menerima berkat yang seharusnya menjadi bagiannya. Matius berkata: Jika burung di udara yang tak bernilai pun Tuhan pelihara, jika bunga bakung di ladang yang hari ini ada dan besok sudah tiada pun Tuhan dandani, tidakkah Ia lebih lagi memelihara hidupmu hai kamu yang kurang percaya? Pemeliharaan Tuhan adalah suatu kepastian walaupun memang caranya sering tidak terjangkau oleh akal kita. Bagaimanakah agar kita melihat pemeliharaan Tuhan nyata dalam hidup kita? Mari belajar dari Elia.

B.        ISI

1.      Elia dan pergumulannya

a.       Elia berseberangan dengan Raja (18:18).

Bukan perkara mudah untuk menegur atau mengingatkan raja Ahab yang sedang berkuasa atas Israel. Terlebih pengaruh besar isteri Ahab yaitu Izebel (putri raja Sidon) yang mempengaruhinya untuk menyembah Baal (16:32)

b.      Elia harus melawan ratusan nabi Baal (18:22).

Tidak mudah bagi Elia untuk berbicara kepada rakyat Israel tentang Tuhan sendirian disaat ratusan nabi Baal juga mempengaruhi rakyat. Banyak orang masih memiliki prinsip bahwa yang benar adalah saat banyak orang yang mengikutinya. Sebagai umat Tuhan orang Israel seharusnya membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa dilakukan. Karena raja pun ikut menyembah Baal maka seolah-olah itulah yang benar.

c.       Elia harus lari dan bersembunyi dari kejaran Raja Ahab (17:3)

Hidup dalam pelarian/persembunyian adalah suatu kehidupan yang sangat tidak nyaman. Makan enak dan tidur nyenyak adalah harapan setiap insan tetapi saat kenyataan tidak sepadan pastilah jiwa tertekan namun demikian kehidupan harus terus berjalan.

d.      Elia mendapat ancaman akan dibunuh (19:2).

Elia kembali hidup dalam pelarian ketika nyawanya terancam. Bahkan ia sempat putus asa dan ingin mati (19:4). Bahwa orang percaya pun memiliki batas kemampuan untuk menahan penderitaan hidup sehingga bisa jadi ingin segera kembali kepada Tuhan.

2.      Pemeliharaan Tuhan dalam hidup Elia.

Firman Tuhan berkata bahwa “pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melampaui kekuatan kita (1 Kor. 10:13). Bahwa Tuhan tahu kemampuan Elia, bahkan saat Elia tak sanggup pun Tuhan sendiri yang sediakan jalan keluarnya. Bagaimanakah pemeliharaan Tuhan bagi Elia:

a.       Pemeliharaan secara jasmani

·      Kebutuhan Elia terpenuhi. Setiap pagi dan petang burung gagak mengantar roti dan daging selama ia bersembunyi dipinggir sungai Kerit (17:6). Seorang janda miskin di Sarfat memberi ia makan dan tempat tinggal (17:15). Malaikat Tuhan menyediakan makanan baginya saat pelarian ke gunung Horeb (19:6).

·      Nyawa Elia terpelihara. Dua kali dalam pelarian karena ancaman bunuh dari Ahab dan Izebel ternyata Tuhan memelihara nyawa Elia. Ketika berhadapan dengan ratusan nabi Baal nyawa Elia dijaga oleh Tuhan (19:1).

b.      Pemeliharaan secara rohani.

Elia naik ke sorga tanpa mengalami kematian (2 Raj. 2:11). Sesuatu yang sangat istimewa dan hanya dialami 2 pribadi sepanjang sejarah umat manusia yaitu Henokh dan Elia.

3.      Rahasia pemeliharaan Tuhan atas Elia.

Tuhan memelihara Elia bukan semata-mata karena kuasaNya, tetapi juga karena sikap hidup Elia yaitu:

a.       Selalu mendengar fiman Tuhan (17:2)

b.      Selalu memperkatakan firman Tuhan (1:14).

c.       Selalu melakukan firman Tuhan (17:5)

Sehingga nyatalah yang disampaikan Yohanes  dalam Wahyu 1:3 bahwa orang yang berbahagia adalah ia yang membaca, mendengar dan menuruti segala yang tertulis didalamnya (kitab suci.)

C.        PENUTUP

Sebagai orang pecaya pernah putus asa adalah manusiawi selalu putus asa adalah manusia duniawi yang akan menuai kebinasaan. Artinya bahwa tidak benar seorang yang percaya selalu berputus asa, jika ada maka sesungguhnya dia bukan orang percaya. Bahwa masalah akan selalu ada itu sesuatu yang normal tetapi bagi orang percaya bukan apa masalahnya tetapi bagaimana cara mengelola masalah itu sehingga semakin bertumbuh dalam iman dan pengharapan kepada Tuhan. Ingat bahwa Tuhan yang mengizinkan masalah itu hadir dan dia juga yang akan menyelesaikannya bagi kita asal kita mengikuti cara kerjaNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

No comments:

Post a Comment