Tuesday, May 24, 2016

SUAP



SUAP (Kel 23 : 8)
Oleh      : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A.    Pendahuluan
Suap adalah suatu usaha atau tindakan yang dilakukan pihak tertentu melalui cara-cara yang tidak benar untuk mencapai tujuan-tujuan yang dianggap lebih menguntungkan atau memudahkan. Suap sifatnya selalu "menguntungkan’ pihak tertentu tetapi merugikan kepentingan orang lain. Suap disebut dengan istilah "sogok" atau "uang pelicin". Namun, suap tidak terbatas hanya pada uang, tetapi dapat berbentuk mobil, tanah, perhiasan, rumah, makanan dan minuman, emas, batu mulia, saham, dan lain sebagainya. Suap telah menjadi masalah yang serius dan kompleks. Suap berakar dan bercabang di seluruh masyarakat, baik              di organisasi yang berorientasi keagamaan maupun sekuler. Dalam arti luas, suap mencakup praktik penyalahgunaan kekuasaan dan pengaruh. Sungguh memprihatinkan bahwa suap juga terjadi di masyarakat yang religius, hal ini terjadi karena ajaran agama yang keliru dihayati. Suap adalah "penyakit" yang ditimbulkan oleh pemisahan ajaran agama dari perilaku keseharian manusia. Memang, suap bisa saja dilakukan semua orang, baik yang beragama maupun yang tidak beragama, tetapi ajaran-ajaran agama dengan jelas mengajarkan moralitas yang baik, dengan jelas pula mengharamkan praktik-praktik suap dan sejenisnya
B.     Isi
1.      Pandangan alkitab tentang suap
a.       Suap membutakan mata orang (Kel 23:8)
b.      Suap membuat kebenaran diputarbalikkan (Kel 23:8)
c.       Suap membuat keadilan hilang (Ul 16:19, Ams 17:23)
d.      Suap membuat hati rusak (Pkh 7:7)
e.       Suap membuat orang melupakan Tuhan (Yeh 22:12)
f.       Suap membuat orang menjadi pencuri dan pemberontak (Yes 1:23)

2.      Mengapa orang melakukan suap
a.       Keinginan menjadi kaya dan memperoleh keutungan yang besar (1 Sam 8:3)
Yoel dan Abia, anak-anak Samuel, ".. tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan"
b.      Kebiasaan atau gaya hidup yang salah dalam sebuah masyarakat (Mikha 3:11; 7:3).
 Hal ini dapat disebut sebagai "budaya suap". Seseorang yang sejak lahir, balita, remaja dan dewasa bertumbuh dalam situasi masyarakat yang mempraktekkan suap sebagai hal yang biasa tidak lagi merasa bahwa suap adalah sesuatu yang tidak benar. Dengan kata lain, suap tidaklah suatu dosa.

3.      Akibat bagi orang yang terlibat suap
a.       Kehidupan keluarganya akan kacau (Ams 15:27)
b.      Menjadi orang yang terkutuk (Ul 27:25)
c.       Akan menerima kebinasaan (Ayub 15:34)

4.      Sikap Orang Kristen Dalam Menghadapi Suap
a.       Orang Kristen harus memiliki prinsip iman. Seseorang yang hidup dalam Tuhan tidak akan melakukan dan menerima suap, karena ia berkeyakinan bahwa sumber berkatNya adalah Tuhan (Yesaya 45:6-7; Ulangan 8:18)
b.      Orang Kristen harus takut kepada Tuhan. Takut akan Tuhan memberi keberanian pada kita untuk menolak kebiasaan manusia yang salah. Takut akan Tuhan ini selalu ditempatkan pada urutan pertama dalam Alkitab. Sebetulnya, ada lebih dari 300 contoh penggunaan kata takut akan Tuhan ini dalam Alkitab. Dalam Mazmur pasal 112 dan 128 kita menemukan kata "berbahagialah" yang dalam bahasa asli Alkitab dan bahasa Inggris adalah "diberkatilah". Di dalam kedua pasal tersebut ada berkat yang luar biasa bagi seorang yang takut akan Tuhan, dan berkat itu akan diwariskan juga kepada anak dan cucu mereka.
c.       Orang Kristen harus percaya bahwa Tuhan menyediakan dan mencukupi segala kebutuhannya (Filipi 4:19; Mazmur 23:1)

C.    Kesimpulan
Keadaan yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa praktik suap sepertinya sudah biasa dan tampaknya mereka yang mempraktikan suap tidak dihukum tetapi justru sepertinya aman dan semakin kaya saja. Tetapi sebagai orang Kristen tetaplah percaya kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, Jangan iri hati kepada orang yang berhasil tetapi melakukan kejahatan, Orang-orang yang melakukan kejahatan cepat atau lambat akan dihukum. Ringkasnya, karena Tuhan tidak dapat disuap dan Ia melarang suap, maka Ia tidak akan tinggal diam ketika orang-orang melakukan praktik suap. Karena itu, orang yang terlibat suap/menyuap tidak akan pernah menikmatinya dengan aman dan cepat atau lambat ia akan dihukum Tuhan.

Tuesday, May 3, 2016

Bertumbuh untuk Berbuah dalam Kristus



Thema    :  Bertumbuh untuk Berbuah dalam Kristus
              Nats              : Yoh 15 : 1 - 8
              Oleh       :  Ev. Nelson Sembiring, S. Pd.
1.     Pendahuluan
Segala sesuatu yang hidup pasti mengalami pertumbuhan baik secara kuantitas maupun kualitas. Di dalam Alkitab banyak diceritakan bagaimana sebuah pohon mengalami pertumbuhan sampai akhirnya menghasilkan buah karena sebuah pohon yang bertumbuh tetapi tidak menghasilkan buah atau buahnya tidak baik maka bukanlah merupakan pohon yang baik, tentulah ada suatu masalah yang mengakibatkan pohon itu tidak berbuah (Maz 1 : 3, Mat 12 : 33)
Demikian halnya juga dengan seorang manusia yang dilahirkan akan mengalami pertumbuhan baik secara jasmani juga secara rohani. Dalam hal ini bertumbuh dan berbuah secara rohani menjadi hal utama yang akan kita pelajari, karena itulah yang terpenting dalam kehidupan ini (2 Kor 4 : 16 – 18)

2.     Isi
a.       Arti bertumbuh dan berbuah
·         Bertumbuh berarti mengalami suatu proses perubahan baik secara kuantitas/ ukuran ataupun secara kualitas/mutu (Luk 2 : 52)
·         Berbuah berarti mengeluarkan/menghasilkan buah sebagai akibat dari pertumbuhan yang baik (2 Pet 3 : 18)
b.      Bagaimana agar kita bertumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang baik?
Suatu pohon dari bibit yang baik dan bertumbuh dengan baik tentulah menghasilkan buah yang baik pula dan sebaliknya (Mat 7 : 17 – 19). Banyak cara yang dilakukan oleh para pakar pertanian/peternakan untuk memperoleh bibit yang unggul misalnya dgn mencangkok, stek, okulasi, inseminasi, perkawinan silang, dll. Demikian juga dengan orang percaya, agar bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik maka ada dua hal penting yang harus diterima dan dilakukan orang percaya yaitu :
·         Rela dibersihkan/dipotong (Yoh 15 : 2, Mat 5 : 29)
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.”
·         Tetap dekat/tinggal dengan Tuhan (Yoh 15 : 4)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
c.       Apakah buah-buah yang harus kita keluarkan sebagai hasil dari pertumbuhan?
Buah-buah Roh (Gal 2 : 22 – 23)
·         Kasih, Cth : Bunda Theresia
·         Sukacita, Cth : Paulus
·         Damai sejahtera, Cth: Paulus
·         Kesabaran, Cth :Yusuf
·         Kemurahan, Cth : Pemuda Samaria
·         Kebaikan, Cth : Pemuda Samaria yang baik hati.
·         Kesetiaan, Cth : Ayub
·         Kelemahlembutan, Cth: Yusuf
·         Penguasaan diri, Cth : Yusuf

3.     Kesimpulan
Jadi sebagai orang percaya kita harus terus mengalami pertumbuhan semakin hari semakin menyerupai Kristus dan terus menghasilkan buah sehingga melalui kehidupan kita orang lain juga datang kepada Tuhan. Amin.
Donasi Untuk Pengembangan Pelayanan. 
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
Nama : Bpk NELSON