Thursday, May 5, 2022

Metode PI “Yesus Dengan 5000 Orang”

Thema           : Metode PI “Yesus Dengan 5000 Orang”

Nats                : Matius 14:13-21

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

 

 

A.      PENDAHULUAN

Sebuah nats berbunyi : Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya (2 Tim. 4:2). Ini adalah sebuah perintah, bahwa kapan dan dimanapun kita sebagai orang percaya wajib memberitakan Injil kepada setiap orang. Yesus yang baru mendengar peristiwa kematian Yohanes Pembaptis sesungguhnya ingin mengasingkan diri. Mengapa? Secara manusia tentulah Yesus sedih atas kematian Yohanes sebab ia yang memproklamirkan pelayanan Yesus lewat sebuah peristiwa di Yordan. Setelah Yesus dibaptis  di Yordan maka Ia memulai pelayananNya di Galilea. Namun rasa sedih dan kehilangan itu tidak menjadi penghalang berita Injil. Ketika Yesus melihat orang banyak maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan. Sebagai orang yang telah menerima keselamatan maka memberitakan Injil adalah suatu kewajiban bagi kita. Apapun masalah yang ada dalam hidup tidak boleh menghalangi kita untuk memberitakan Injil Kristus. Penjara, kelaparan, penyakit, dll. tidak pernah menyurutkan semangat Paulus untuk memberitakan Injil. Namun demikian, kita harus tetap berhikmat dalam menyampaikannya agar berita itu menjadi berkat bagi orang yang mendengarkannya. Mari belajar metode penginjilan dari Yesus.    

 

B.      ISI

Metode Pemberitaan Injil oleh Yesus yang harus kita teladani dan terapkan adalah:

1.      Menyadari bahwa Pemberitaan Injil adalah hal yang utama (ay. 13).

“Setelah Yesus mendengar berita itu, maka menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri”. Bahwa situasi Yesus tidak dalam kondisi baik saat itu, namun orang banyak yang ingin mendengar dan mengikut Dia adalah hal yang paling utama bagi Yesus. Sebagaimana Paulus berkata bahwa memberitakan Injil adalah hutang yang harus ia bayar (Roma 1:14-15).   

2.      Memulai Pemberitaan Injil dengan hati (ay. 14).

“Ia melihat orang banyak maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan”. Jika dasarnya bukan cinta maka berita injil akan terasa hambar, baik bagi pemberita maupun penerima berita. Oleh karena belas kasihnya maka Bunda Teresa meninggalkan Skopje, Makedonia dan pergi ke Kalkuta India sampai meninggal pada September 1997. Seluruh hidupnya dihabiskan untuk menyatakan kasih Kristus kepada suku terabaikan di Negara tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nomensen. Ia meninggalkan Jerman dan pergi ke Tanah Batak. Bagaimana dengan kita?

3.      Menjadi berkat saat pemberitaan Injil (ay. 14 dan 16)

“dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit”. Bahwa saat Yesus memberitakan Injil, Ia menjadi pembawa kesembuhan bagi orang yang dilayani. “kamu harus memberi mereka makan”. Yesus juga menjadi berkat dengan memberi makan orang-orang yang mendengar berita Injil. Artinya, sembari Injil kita beritakan maka kita harus menjadi berkat. Berkat tidak selalu berbicara materi tetapi lewat kehadiran kita orang lain merasakan damai sejahtera dan sukacita.

4.      Mengandalkan kuasa Allah saat memberitakan Injil (ay. 19).

“Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat”. Yesus dalam kemanusiaanNya mengandalkan kuasa Bapa di sorga untuk memberkati orang-orang banyak yang Ia layani. Mari kita beritakan Injil dengan mengandalkan kuasa Allah. Jangan lelah walau mereka yang mendengar berita itu belum kunjung datang, sebab tugas kita adalah menyampaikan. Roh Kudus yang menuntun mereka pada suatu pertobatan.   

 

C.      PENUTUP

Yesus telah memberi teladan memberitakan Injil. Nomensen dan Bunda Teresa pun telah memberi teladan selanjutnya. Jika hari ini kita percaya itu pun karena ada orang yang memberitakannya. Maka tongkat yang sudah ditangan kita, itulah keselamatan harus kita teruskan kepada orang lain. Janganlah tongkat estafet itu berhenti ditangan kita. Banyak jiwa yang sedang menuju kebinasaan. Mari kita teruskan berita keselamatan yang sudah kita miliki kepada orang berikutnya, sehingga mereka akan teruskan lagi dan lagi. Dan akhirnya dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang percaya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.