Friday, July 14, 2023

Tantangan Sebagai Kaum Bapa

 

Thema            : Tantangan Sebagai Kaum Bapa

Nats                : Rut 1:1–6

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

Sejak dunia diciptakan maka kepemimpinan langsung diserahkan kepada seorang lelaki (bapa). Sehingga pelanggaran yang dimulai oleh Hawa menjadi tanggung jawab Adam. Dan Adamlah yang dipanggil Tuhan saat mereka berbuat dosa. Artinya seorang bapa menjadi penanggungjawab utama dalam perjalanan hidup keluarga. Baik dalam perkara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi seorang bapa selain berserah penuh kepada Tuhan agar mampu memimpin keluarga.

 

1.    Tantangan seorang bapa di tengah keluarga

a.       Tantangan dari masalah ekonomi (ay. 1).

Terjadi kelaparan di tanah Israel tepatnya di Berlehem-Yehuda.

b.      Tantangan dari anggota keluarga (ay. 1)

Seorang bapa sangat membutuhkan dukungan dari anggota keluarga. Bahwa saat Elimelekh bingung seharusnya Naomi dan kedua anaknya tidak banyak menuntut.

 

2.    Sikap seorang bapa dalam menghadapi tantangan dalam keluarga

a.       Meyakini janji penyertaan TUHAN (ay. 6)

Seharusnya Elimelekh peka dengan pimpinan Tuhan dalam hidupnya. Elimelekh artinya Allah adalah Raja. Betlehem artinya Kota Roti. Artinya Allah yang adalah Raja yang menyuruh ia tinggal di Betlehem akan senantiasa memberkati hidupnya dengan roti.

b.      Bertahan dalam ujian (ay. 1)

Ketika Elimelekh pergi bersama keluarganya meninggalkan Betlehem menunjukkan bahwa ia tidak mampu bertahan dalam pergumulan. Paulus berkata :”kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian”(2 Kor. 11:27). Tetapi ia tetap semangat dan berkata: “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (Rm. 5:3-4). Bahwa saat kita bertahan maka semua akan berlalu.

c.       Menghindari pilihan yang salah (ay. 1)

Andaikata pun pergi menjadi suatu pilihan bagi Elimelekh, maka harus meminta petunjuk Tuhan. Mengapa harus ke Moab? Moab adalah anak Lot dari perkawinan sumbang dengan putri kandungnya yang tertua (Kej. 19:37). Moab dan keturunannya adalah penyembah dewa-dewa (berhala). Jangan pernah memilih sesuatu yang keliru hanya untuk urusan jasmani. Lebih baik mengurang porsi makan dari pada menurunkan standar kebenaran.

d.      Bersikap tegas dengan anggota keluarga (ay. 2).

Ketika Elimelekh bersepakat dengan isteri dan kedua anaknya untuk meninggalkan Betlehem menunjukkan bahwa ia tidak tegas. Andaikatapun itu tuntutan dari isteri dan anak-anak, maka ia harus tegas menolak. Seperti yang dilakukan Ayub terhadap isterinya (Ayub 2:10). Dan sebagai seorang bapa Elimelekh pun harus seperti Ayub yang selalu peduli dengan kerohanian anak-anak (Ayub 1:5). Sebab seorang bapa yang membuat anaknya tersesat, maka batu kilangan diikatkan dilehernya dan dicampakkan kedalam lautan (Mrk. 9:42).

 

3.    Akibat tak mampu mengelola tantangan

a.       Hidup serasa orang asing (ay. 1)

Elimelekh menjadi orang asing di tanah Moab sementaranya keluarganya masih di Betlehem. Ketika seorang bapa tak mampu mengelola masalah dalam keluarga, maka kehidupan takkan terasa nyaman dan tenteram. Akan selalu merasa sunyi ditengah keramaian. Akan merasa seperti orang asing dimanapun ia berada.

b.      Mengalami penderitaan (ay. 3-5)

Elimelekh pergi ke Moab untuk mencari kebahagiaan, tetapi sampai disana ia mati. Isterinya jadi janda dan anak-anaknya yatim. Anak-anaknya menikahi perempuan penyembah berhala. Bahkan kedua puteranya mati muda di Moab.

 

Mari menjadi kaum bapa yang selalu mengarahkan pandangan kepada Tuhan Yang Besar sehingga semua tantangan yang ada akan menjadi kecil. Tuhan Yesus memberkati.

Dengan Iman Tiada Yang Mustahil