Thema : Tantangan Sebagai Kaum Bapa
Nats : Rut 1:1–6
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
Sejak dunia
diciptakan maka kepemimpinan langsung diserahkan kepada seorang lelaki (bapa).
Sehingga pelanggaran yang dimulai oleh Hawa menjadi tanggung jawab Adam. Dan
Adamlah yang dipanggil Tuhan saat mereka berbuat dosa. Artinya seorang bapa
menjadi penanggungjawab utama dalam perjalanan hidup keluarga. Baik dalam perkara
jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi seorang
bapa selain berserah penuh kepada Tuhan agar mampu memimpin keluarga.
1.
Tantangan
seorang bapa di tengah keluarga
a.
Tantangan dari
masalah ekonomi (ay. 1).
Terjadi kelaparan di tanah Israel tepatnya di Berlehem-Yehuda.
b.
Tantangan dari
anggota keluarga (ay. 1)
Seorang bapa sangat membutuhkan dukungan dari anggota keluarga.
Bahwa saat Elimelekh bingung seharusnya Naomi dan kedua anaknya tidak banyak
menuntut.
2.
Sikap
seorang bapa dalam menghadapi tantangan dalam keluarga
a.
Meyakini janji
penyertaan TUHAN (ay. 6)
Seharusnya Elimelekh peka dengan pimpinan Tuhan dalam hidupnya.
Elimelekh artinya Allah adalah Raja. Betlehem artinya Kota Roti. Artinya Allah
yang adalah Raja yang menyuruh ia tinggal di Betlehem akan senantiasa
memberkati hidupnya dengan roti.
b.
Bertahan
dalam ujian (ay. 1)
Ketika Elimelekh pergi bersama keluarganya meninggalkan Betlehem
menunjukkan bahwa ia tidak mampu bertahan dalam pergumulan. Paulus berkata :”kerap
kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan
dan tanpa pakaian”(2 Kor. 11:27). Tetapi ia tetap semangat dan berkata: “Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan (Rm. 5:3-4). Bahwa saat kita bertahan maka
semua akan berlalu.
c.
Menghindari
pilihan yang salah (ay. 1)
Andaikata pun pergi menjadi suatu pilihan bagi Elimelekh, maka
harus meminta petunjuk Tuhan. Mengapa harus ke Moab? Moab adalah anak Lot dari
perkawinan sumbang dengan putri kandungnya yang tertua (Kej. 19:37). Moab dan
keturunannya adalah penyembah dewa-dewa (berhala). Jangan pernah memilih
sesuatu yang keliru hanya untuk urusan jasmani. Lebih baik mengurang porsi makan
dari pada menurunkan standar kebenaran.
d.
Bersikap
tegas dengan anggota keluarga (ay. 2).
Ketika Elimelekh bersepakat dengan isteri dan kedua anaknya untuk
meninggalkan Betlehem menunjukkan bahwa ia tidak tegas. Andaikatapun itu
tuntutan dari isteri dan anak-anak, maka ia harus tegas menolak. Seperti yang
dilakukan Ayub terhadap isterinya (Ayub 2:10). Dan sebagai seorang bapa
Elimelekh pun harus seperti Ayub yang selalu peduli dengan kerohanian anak-anak
(Ayub 1:5). Sebab seorang bapa yang membuat anaknya tersesat, maka batu
kilangan diikatkan dilehernya dan dicampakkan kedalam lautan (Mrk. 9:42).
3.
Akibat tak
mampu mengelola tantangan
a.
Hidup serasa
orang asing (ay. 1)
Elimelekh menjadi orang asing di tanah Moab sementaranya
keluarganya masih di Betlehem. Ketika seorang bapa tak mampu mengelola masalah
dalam keluarga, maka kehidupan takkan terasa nyaman dan tenteram. Akan selalu
merasa sunyi ditengah keramaian. Akan merasa seperti orang asing dimanapun ia
berada.
b.
Mengalami
penderitaan (ay. 3-5)
Elimelekh pergi ke Moab untuk mencari kebahagiaan, tetapi sampai
disana ia mati. Isterinya jadi janda dan anak-anaknya yatim. Anak-anaknya
menikahi perempuan penyembah berhala. Bahkan kedua puteranya mati muda di Moab.
Mari menjadi
kaum bapa yang selalu mengarahkan pandangan kepada Tuhan Yang Besar sehingga
semua tantangan yang ada akan menjadi kecil. Tuhan Yesus memberkati.