Thursday, July 25, 2024

Bertumbuh dan Beriman di dalam Tuhan

 

Thema            : Bertumbuh dan Beriman di dalam Tuhan

Nats                : Mat. 13:31-35

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

1.      Bagaimanakah proses bertumbuh dan beriman di dalam Tuhan?

a.       Diawali dengan menabur benih (ay. 31)

Bahwa kita hari ini menjadi orang percaya karena ada orang yang menaburkan atau memberitakan Firman Tuhan kepada kita. Maka sekarang giliran kita menaburkan benih firman kepada orang lain agar mereka juga bertumbuh di dalam Tuhan.

b.      Mau dibentuk dari hal-hal kecil (ay. 32a).

Yesus pun memulai pelayanannya dari sebuah daerah terpencil kampung Galilea. Dengan jumlah murid 12 orang dan mereka juga rata-rata orang kecil (nelayan). Tetapi saat hal kecil di kerjakan dengan kesungguhan, maka itu berdampak besar bagi bangsa-bangsa. Hingga akhirnya berita keselamatan sampai ke seluruh penjuru bumi.   

2.      Apakah bukti seorang bertumbuh dan beriman di dalam Tuhan?

a.       Menjadi berkat bagi orang lain.

“sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya” (ay. 32e). Sesawi bijinya sangat kecil tetapi saat ia bertumbuh, maka ia menjadi lebih besar dari sayuran yang lain dan menjadi tempat burung berteduh dan bersarang.  Sebagai orang Kristen mungkin kita kecil dibanding orang lain (secara ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dll), tetapi saat kita bertumbuh dan beriman di dalam Tuhan, maka kita akan menjadi berkat dan tempat yang nyaman bagi orang lain.

b.      Menjadi teladan bagi orang lain.

“Hal Kerajaan Sorga seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu  tiga sukat sampai khamir seluruhnya” (ay. 33). Satu sukat tepung banyaknya 12 liter. Berarti ada 36 liter tepung dan dicampur dengan sedikit (mungkin segenggam) ragi, tetapi akhirnya semua adonan menjadi khamir (mengembang). Paulus berkata : “Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan” (Gal. 5:9). Bahwa kehadiran seorang Kristen harus memberi rasa yang berbeda, menjadi terang dan garam bagi orang lain.

 

3.      Hasil bagi orang yang bertumbuh dan beriman di dalam Tuhan.

Orang yang bertumbuh dan beriman di dalam Tuhan akan beroleh berkat besar. Apakah berkat besar itu? Kerajaan Sorga. Perumpamaan tentang biji sesawi yang kecil dan ragi yang sedikit menggambarkan tentang Kerajaan Sorga. Bahwa orang yang setia dalam perkara kecil, maka kepadanya dipercayakan perkara yang besar (Luk. 16:10). Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu (Mat. 25:23). Dan Yesus berkata: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33). Bahwa orang yang bertumbuh dan beriman di dalam Tuhan akan beroleh berkat saat hidup di dunia dan beroleh sorga saat meninggalkan dunia.

Friday, July 19, 2024

Integritas Seorang Ayah

 

Thema            : Integritas seorang Ayah

Nats                : Amsal 20:7

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

“Orang benar yang bersih kelakuannya — berbahagialah keturunannya.” (Amsal 20:7)

1.      Apakah arti Integritas?

a.       Dalam KBBI integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran.

b.      Secara teologis integritas menunjuk kepada sifat seseorang yang bersih kelakuannya (Amsal 20:7). Kapankah seseorang menjadi bersih? Saat ia telah menjadi orang benar. Kapankah seseorang menjadi benar? Saat  seseorang telah menerima keselamatan dari Tuhan (ay. 22).

 

2.      Bagaimanakah cara hidup seorang ayah yang berintegritas?

a.       Menghindari hal-hal yang memabukkan (ay. 1). Seorang ayah yang berintegritas akan menghindari anggur, minuman keras, rokok, judi dan hal-hal lain yang bisa memabukkan.

b.      Mengindari perbantahan/pertengkaran (ay. 3). Seorang ayah yang berintegritas akan menggunakan akalnya sebelum berbicara dengan mulutnya (ay. 15)

c.       Menghindari sifat kemalasan (ay. 4, 13). Seorang ayah yang berintegritas adalah mereka yang suka bekerja keras untuk menafkahi keluarganya.

d.      Memiliki sifat setia (ay. 6). Seorang ayah yang berintegritas akan telihat dari kesetiaannya kepada pasangannya dan juga kepada anak-anaknya.

e.       Memiliki kelakuan yang bersih (ay. 7). Seorang ayah yang berintegritas akan berkelakuan baik dan menjadi teladan bagi keluarganya. Ia takkan mempermalukan isteri dan anak-anaknya dengan perbuatannya.

f.        Menghindari penghasilan curang untuk memenuhi kebutuhan keluarga (ay. 17). Banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi, dan Tuhan tidak berkenan dengan hal itu (ay. 21).

g.       Menghindari pergaulan yang tidak sehat (ay. 19). Paulus berkata : Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik (1 Kor. 15:33).

h.      Membangun hubungan yang intim dengan Tuhan (ay. 27). Seorang ayah yang berintegritas akan memelihara hidup kerohaniannya sehingga menjadi imam di tengah keluarga.

 

3.      Hasil dari hidup seorang ayah yang berintegritas.

a.       Akan menjadi seorang yang terhormat (ay. 3). Dalam pandangan banyak orang bahwa kehormatan adalah milik mereka yang mempunyai harta melimpah di dunia ini. Tetapi sesungguhnya seorang yang berintegritaslah yang terhormat. Serigala memang tidak sekuat dan segagah harimau dan macan, tetapi ia tidak pernah dijadikan tontonan dan mainan di sebuah sirkus.

b.      Keturunannya akan berbahagia (ay. 7). Daud berkata: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti”. (Maz. 37:25). Mewariskan harta kekayaan kepada keturunan adalah sesuatu yang baik, tapi harta warisan terbaik adalah iman.