Sunday, June 15, 2025
Monday, June 9, 2025
Boleh atau Tidak ?
Thema : Boleh atau Tidak ?
Nats : 1 Kor. 10:23
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A. PENDAHULUAN
Beberapa
jemaat berangkat bersama pendeta gerejanya melaksanakan wisata rohani ke
Israel. Ketika berada di daerah Sungai Yordan, salah seorang jemaat mengingat
suatu peristiwa yaitu saat Yesus dibaptis di tempat tersebut. Selanjutnya ia
bertanya ke pendeta: Pak Bolehkah saya dibaptis di Sungai Yordan ini? Dengan
tegas pendeta berkata: Tidak boleh, gereja kita tidak mengenal baptis ulang, jangan
melanggar firman Allah. Jemaat tersebut hanya terdiam dengan raut wajah kecewa.
Sering sekali orang Kristen berbicara tentang boleh atau tidak boleh, tanpa
memahami lebih jauh esensi dari suatu hal yang sedang di bahas. Rasul Paulus
berkata kepada jemaat di Korintus: “Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi
bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan
segala sesuatu membangun” (1
Kor. 10:23)
B. ISI
1. Boleh tidak boleh dalam hal-hal teologis
· Tentang Baptisan
Baptis
adalah satu dari dua sakramen dalam teologi protestan. Yesus sendiri memerintahkan
langsung tentang baptisan (Mat. 28:19). Tetapi tentang cara dan prosesnya
Alkitab tidak penrnah memutlakkan. Sehingga GKRI tidak membahas tentang boleh
atau tidak baptis percik, selam tuang juga tentang baptis ulang. Jika ada
jemaat ingin dibaptis dengan cara tertentu atau dibaptis ulang, maka yang kita
tekankan adalah, apa tujuannya. Jika dengan demikian seorang jemaat merasa
kerohaniannya semakin terbangun, maka itu tidak menjadi tabu untuk dilakukan.dalam
· Tentang Sunat
Dalam
Perjanjian Lama sunat adalah tanda perjanjian antara Allah dengan Abraham dan
keturunannya (Kej. 17:10). Yesuspun dalam kemanusiannya sebagai ketturunan
Abraham melakukan sunat (Luk. 2:21). Paulus mengatakan kepada jemaat Galatia
tidak ada gunanya sunat (Gal. 5:2-3). Tetapi Paulus sendiri meminta Timotius
untuk sunat (Kis. 16:3). Boleh atau tidak sunat? Kembali kepada apa gunanya,
apa tujuannya? Berbicara secara praktis tujuan sunat adalah kebersihan dan
kesehatan. Tetapi Musa sendiri berpesan kepada bangsa Israel: Sebab itu
sunatlah hatimu (Ul. 10:16).
2. Boleh tidak boleh dalam hal-hal praktis
· Tentang Makan-Minum
Makan
adalah kebutuhan setiap mahluk hidup selama di dunia. Ada ajaran yang
menekannkan jemaatnya tidak boleh memakan berbagai jenis daging, tidak boleh
memakan daging yang dimasak dengan darah, bahkan tidak boleh memakan daging
kurban, dll. Sementara Yesus mengatakan semua makanan halal (Mrk. 7:18-19).
Paulus mengatakan bahwa kerajaan surga bukan tentang makan dan minum (Rm. 14:17).
Tetapi demi tujuannya pelayanan Paulus rela tidak lagi memakan daging (1 Kor. 8:13).
Demikian juga untuk pertimbangan kesehatan, maka kita harus bisa mengatakan
tidak boleh untuk makanan tertentu. Salomo berkata bahwa kita harus menahan
nafsu untuk makanan yang bisa mendatangkan masalah (Ams. 23:2-3). Dan ada
makanan-minuman yang mendatangkan masalah bagi manusia (Ams. 23:29-32, bdg. 1
Tim. 5:23).
· Tentang Adat
Adat
adalah kebiasaan yang sudah dilakukan sejak dahulu kala. Ada gereja yang sama
sekali tidak memperbolehkan adat. Ada gereja yang terkesan lebih menjunjung
adat dari pada firman Tuhan. Bolehkan kita beradat? Kembali pada tujuannya. Di adat
Batak ada kebiasaan namanya “Mangokal Holi/Ngampeken tulan-tulan”. Bahkan mereka mendasari adat ini dengan firman
Tuhan (Kej. 50:24-25). Tetapi tujuannya sangat jauh berbeda. Yusuf meminta
tulang-tulangnya di bawa dan dikuburkan di Kanaan adalah karena Mesir bukan
negeri mereka, supaya kelak anak cucunya yang mau mengenang menjadi mudah.
Sementara dalam adat ini orang Batak tujuannya untuk memberi penghormatan bagi
leluhur sehingga sering terjadi sinkretisme, tujuannya untuk mengatakan pada
orang lain bahwa mereka keluarga yang hebat. Puluhan bahkan ratusan juta dana
untuk membuat tugu dan kuburan sebagai suatu kebanggaan bagi mereka. Padahal
Tuhan berpesan: Muliakan Tuhan dengan hartamu (Ams. 3:9).
3. Sikap Terhadap Hal Boleh atau Tidak Boleh.
· Tidak memutlakkan sesuatu yang Allah sendiri
memberi ruang bagi kita untuk mengambil tindakan yang bijak.
· Fokus pada tujuan dari sesuatu yang akan dan
tidak akan dikerjakan.
C. KESIMPULAN
Jadi, untuk hal yang akan dan tidak akan kita
lakukan bukan lagi tentang boleh atau tidak. Tetapi tentang berguna atau tidak,
membangun hidup kita atau tidak. Jika bermain game menghilangkan rasa penat
kita setelah bekerja seharian, silakhan. Tetapi jika bermain game membuat
pekerjaan kita terganggu, maka hindari. Jika menonton bola atau yang lain
membuat kita terhibur, silahkan. Tetapi jika membuat kita lupa waktu apalagi
menjadi sarana taruhan/judi maka hindari. Kita diberi Tuhan akal untuk berpikir
dan menimbang tentang untung rugi, terlebih sebagai orang percaya kita didiami
Roh Kudus untuk bisa menentukan apa yang baik dan berkenan kepada Allah. Tuhan
Yesus memberkati.