Friday, February 5, 2016

Menyerahkan Masa Muda Untuk Tuhan



Thema        : Menyerahkan Masa Muda Untuk Tuhan
Nats            : Pengkotbah 12 : 1 – 13
Oleh           : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd.

Pendahuluan:
Kitab pengkhotbah adalah kitab yang menyelidiki kehidupan dengan cara yang berbeda dari kitab-kitab dalam Perjanjian Lama. “Segala sesuatu adalah sia-sia.” Itulah kesimpulan Pengkhotbah setelah ia mengeksplorasi berbagai cara yang ditempuh manusia untuk memuaskan hatinya dan menemukan makna hidupnya di dunia ini. Perkataan Pengkhotbah itu terdapat pada awal dan akhir kitab Pengkhotbah, yaitu pada 1:2 dan 12:8. Selain itu, dalam kitab ini kata “sia-sia” dan “kesia-siaan” muncul berulang kali. Hal itu menunjukkan maksud utama penulisan kitab ini, di mana Pengkotbah hendak menekankan kesementaraan dan ketidakberartian segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Ayat Kunci 12:13 “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang”

Karakteristik Kitab Pengkhotbah
1.      Kitab yang menganggap kefanaan hidup manusia. Kefanaan yang sanggup merenggut kebahagiaan manusia.
  1. Menyatakan kedaulatan dan pemeliharaan Allah. Hidup dan nasib manusia ditentukan sebelumnya oleh Allah yang mengatur segala peristiwa di bumi.
  2. Menyatakan bahwa prinsip yang dapat memberikan semangat dalam hidup adalah dengan mengambil jalan yang terbaik dalam tindakan dan tingkah laku.
ISI:
Mengapa Masa Muda Kita Serahkan Untuk Tuhan
A.    Karena masalah menanti kita setiap waktu, apa itu?
1.      Hari yang malang datang secara tiba-tiba (ay. 1)
2.      Hari-hari yang menakutkan datang ( ay. 5)

B.     Karena Kematian Menanti Kita Setiap Saat.
1.      Tubuh kita akan kembali menjadi tanah (ay. 7)
2.      Roh kembali kepada Allah (ay. 7)
Bagi yang percaya kepada Allah, tetapi yang tidak percaya akan di lemparkan ke neraka.
KESIMPULAN
Pengkhotbah mau supaya orang muda (atau yang merasa diri muda) tidak membuang masa mudanya tetapi menjalaninya dengan penuh nikmat dan sukacita dalam kesadaran akan dua hal: bahwa manusia harus bertanggung jawab kepada Allah, Pencipta dan Pemberi hidup, dan bahwa waktunya terbatas.Masa muda akan dijalani dengan lebih bermanfaat jika disadari bahwa masa muda itu terbatas. Kemerosotan dan kematian adalah satu “paket”. Orang seakan-akan memuji kematian sebagai hal yang melepaskan orang yang menderita karena sakit atau tua. Di dunia mendatang kita yakin bahwa makin lama makin baik—itulah dunia yang tidak lagi di bawah kesia-siaan, dunia yang di dalamnya segala usaha mencapai (atau bahkan melebihi?) tujuannya. Tetapi dalam dunia ini kita perlu memanfaatkan semangat dan kesehatan selama masih dikaruniakan Allah, karena waktu kita bisa terpotong oleh penyakit, kecelakaan atau kematian kapan saja.





No comments:

Post a Comment