Monday, June 4, 2018

Hawa Nafsu


                                           Thema             : Hawa Nafsu
                                           Nats                 : Yak. 1:14 – 15
                                           Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th©
A.    PENDAHULUAN
Setiap manusia memiliki keinginan di dalam hidupnya. Tentu itu merupakan hal yang positif, sebab jika seseorang hidup tanpa keinginan maka ia sama dengan benda mati. Namun tidak jarang keinginan seseorang menyebabkan suatu masalah sebab untuk mencapai keinginan itu ia melakukan segala cara atau apa yang ia inginkan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran. Sejak dicptakan manusia sudah memiliki keinginan tetapi akhirnya keinginan yang tidak terkendali (hawa nafsu) itulah yang mengantarkan manusia ke dalam kejatuhan. Setelah kejatuhan tersebut maka keinginan manusia selalu ditunggangi oleh iblis sehingga keinginan yang awalnya baik menjadi melenceng atau keingginan yang baik dicapai dengan cara yang tidak baik. Bagaimana kita menyikapinya?
B.     ISI
1.      Arti nafsu dan hawa nafsu menurut KBBI:
·         Nafsu adalah keinginan hati yang kuat. Dari pengertian ini tidak ada sesuatu yang salah dengan nafsu pada manusia. Misalnya keinginan hati yang kuat untuk: menggapai pendidikan yang tinggi, mendidik anak-anak agar memiliki disiplin, belajar semakin mengenal Tuhan, dll.
·         Hawa nafsu adalah dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik. Dari pengertian ini mulai terlihat hal negatif yaitu isi dari nafsu itu sendiri. Apakah ada hubungan HAWA NAFSU dengan NAFSU HAWA ingin menjadi sama dengan Tuhan???
2.      Pandangan Alkitab tentang hawa nafsu.
·         Hawa nafsu adalah keinginan daging (Gal. 5:19). Keinginan daging adalah maut (Rm. 8:6).
·         Hawa nafsu mendatangkan murka Allah (Kol. 3:5). Artinya bahwa orang-orang yang dipenuhi hawa nafsu tidak berkenan dihadapan Allah dan disebut sebagai orang-orang durhaka.
·         Hawa nafsu berasal dari setan atau iblis (Yak. 3:15). Iblis adalah malaikat Tuhan yang sangat berambisi (bernafsu) untuk menyamai Allah sehingga ia dilemparkan dari surga (Yes. 14:12-15). Selanjutnya ia memanfaatkan keluguan Hawa untuk melanjutkan misinya di dunia (Kej. 3).
·         Hawa nafsu adalah kebodohan (1 Ptr. 1:4). Kebodohan yang dimaksudkan bukanlah sebatas itelektual (IQ) yang dimiliki seseorang. Sebab banyak sekali orang-orang pintar yang hancur karena tidak mampu mengendalikan nafsunya. Tetapi lebih dari intelektual yaitu spiritual (SQ) dan emosional (EQ).
3.      Siapakah tokoh yang terjerat hawa nafsu dan bagaimanakah akibatnya?
·         Daud mengambil Betsyeba isteri Uria (2 Sam. 11: 2-4) dan melakukan pembunuhan berencana terhadap Uria (11:15). Daud mohon ampun kepada Tuhan (Maz. 51:3-4). Akibatnya, anak yang dikandung Betsyeba mati (2 Sam. 12:14) dan Keturunan Daud saling bunuh (12:10): Amnon menodai Tamar, Absalom membunuh Amnon, Absalom memberontak dan ingin membunuh Daud sendiri.
·         Isteri Lot menjadi tiang garam (Kej. 19: 17-26). Mengapa isteri Lot menoleh ke belakang? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal tersebut. Tetapi jika dilihat dari latar belakang Lot memilih Daerah Sodom adalah karena melihat daerah tersebut memiliki asset yang sangat baik (Kej. 13:10) maka dapat simpulkan bahwa ia melihat ke belakang karena teringat dengan semua (harta) yang ia tinggalkan. Paulus juga mengatakan :aku melupakan apa  yang telah di belakangku (harta, jabatan, ketenaran) dan mengarahkan ….(Fil. 3:13)
·         Simson menikahi wanita-wanita yang tidak mengenal Tuhan (Hak. 14:1,3, 16:1, 4). Akibatnya, Simson mati dengan cara yang sangat tragis (16:21).
·         Yudas Iskariot (Luk. 22:3). Hanya karena uang 30 keping perak (Mat. 27:3) ia menjual imannya. Hal seperti itu banyak terjadi saat ini, untuk memperoleh kekayaan banyak orang mempertaruhkan dan mengingkari imannya. Akibatnya: Yudas mengakhiri hidupnya dengan tragis (gantung diri, Mat. 27:5).
·         Ananias dan Safira (Kis. 5:3). Menahan sebagian uang hasil penjualan tanah yang telah dijanjikan untuk persembahan kepada Tuhan. Akibatnya: Ananias dan Safira mati tiba-tiba (ay. 5 dan10).
4.      Sikap kita sebagai orang percaya.
·         Sadar dan berjaga-jaga (1 Pet. 5:8). Jangan beri kesempatan bagi iblis untuk mengambil ruang dalam hati kita, Hawa telah gagal saat ia memberi kesempatan kepada Iblis.
·         Lawan dengan iman (1 Pet. 5:9). Jangan lawan iblis dengan argumentasi (pikiran) kita, Hawa telah gagal saat beradu argumentasi dengan Iblis. Cukup katakan: Ada tertulis….
C.     KESIMPULAN
Jangan biarkan keinginan-keinginan kita ditunggangi oleh iblis, sebab ia tahu kelemahan kita. Marilah sadar dan berjaga-jaga senantiasa agar ia tidak mengambil kesempatan dalam hidup kita. Mari kita lawan dia dengan iman yang teguh sehingga kita senantiasa menang bersama Tuhan.

Friday, June 1, 2018

Adat Istiadat


Thema            : Adat Istiadat
Nats                : Matius 15 :1-6
Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

A.      PENDAHULUAN
Sampai detik ini permasalahan adat-istiadat dikalangan orang Kristen tidak ada kata sepakat. Secara umum Gereja Lutheran dan Calvinis tidak mempermasalahkan adat istiadat. Bahkan dalam prakteknya terkadang sering sekali adat menempati posisi teratas. Sehingga tidak jarang mereka lebih tersinggung di katakana “tidak beradat dari pada tidak berTuhan”. Sebaliknya secara umum Gereja-gereja Pentakosta dan Kharismatik sering mempermasalahkan adat istiadat dalam suatu masyarakat. Timbul suatu pertanyaan, manakah diantara kedua sikap ini yang benar? Belakangan muncullah Gereja Injilli yang mengambil sikap netral tentang adat istiadat, di mana segala sesuatu harus dikembalikan kepada Injil. Dengan kata lain semuanya harus disesuaikan dengan apa kata Alkitab sebagai pedoman hidup orang Kristen.

B.      ISI
1.      Apakah arti adat istiadat?
a.       aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala
b.      cara (kelakuan dan sebagainya) yang sudah menjadi kebiasaan
c.       wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem
2.      Adakah Alkitab mengajarkan Adat Istiadat? Ada.
a.       Dalam Perjanjian Lama
Kata adat dalam PL berasal dari kata Ibrani ”choq, chuqqah dan mishpat” yang mempunyai arti: undang-undang, hukum, tata-tertib, kebiasaan, adat-istiadat, keputusan atau ketetapan. Misalnya:
Ø  Aturan tentang sunat (Kej. 17:10)
Ø  Aturan tentang kematian (Kej. 50:25-26)
Ø  Peringatan hari raya (Kel. 13:3)
Ø  Aturan tentang bertani (Yes. 28:24, 26)
b.      Dalam Perjanjian Baru
Kata “adat” dalam Perjanjian Baru adalah terjemahan dari kata paradosis yang mempunyai arti “adat-istiadat”. Misalnya:
Ø  Silsilah keluarga(Mat. 1:1)
Ø  Pertunangan (Mat.1:18)
Ø  Sunat dan pemberian nama (Luk. 2:21)
Ø  Aturan kematian dan penguburan (Mat.26:12, Mat. 27:59-60)
Ø  Melakukan ziarah(Mrk. 16:1)
Ø  Menghadiri pesta perkawinan (Yoh. 2:1-2)
3.      Pandangan Alkitab terhadap Adat
Ø  Jangan mengikuti kebiasaan yang salah tentang perkawinan (Im. 18 : 3, 30)
Ø  Jangan mengikuti kebiasaan penyembahan berhala(Yer. 10:2)
Bandingkan dengan 2 Raj. 17:33
Ø  Tuhan mengatasi adat istiadat (Mat. 12:8)
Ø  Jangan memanfaatkan adat untuk pembenaran diri (Mat. 15:3)

C.      KESIMPULAN
Jadi tidak ada yang salah dengan adat istiadat selama itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Tetapi sebagai orang percaya yang tahu kebenaran maka kita harus menjadikan Firman Tuhan sebagai standar dalam mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang telah kita terima dari pendahulu-pendahulu kita. Sederhananya bisa kita katakana bahwa Firman Tuhan harus hadir sebagai terang atas adat istiadat yang ada dalam kehidupan kita.