Thema
: Adat Istiadat
Nats : Matius 15 :1-6
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Sampai detik
ini permasalahan adat-istiadat dikalangan orang Kristen tidak ada kata sepakat.
Secara umum Gereja Lutheran dan Calvinis tidak mempermasalahkan adat istiadat.
Bahkan dalam prakteknya terkadang sering sekali adat menempati posisi teratas.
Sehingga tidak jarang mereka lebih tersinggung di katakana “tidak
beradat dari pada tidak berTuhan”. Sebaliknya secara umum Gereja-gereja
Pentakosta dan Kharismatik sering mempermasalahkan adat istiadat dalam suatu
masyarakat. Timbul suatu pertanyaan, manakah diantara kedua sikap ini yang
benar? Belakangan muncullah Gereja Injilli yang mengambil sikap netral tentang
adat istiadat, di mana segala sesuatu harus dikembalikan kepada Injil. Dengan
kata lain semuanya harus disesuaikan dengan apa kata Alkitab sebagai pedoman
hidup orang Kristen.
B.
ISI
1.
Apakah arti
adat istiadat?
a.
aturan (perbuatan dan sebagainya) yang
lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala
b.
cara (kelakuan dan sebagainya) yang
sudah menjadi kebiasaan
c.
wujud gagasan kebudayaan yang terdiri
atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya
berkaitan menjadi suatu sistem
2.
Adakah
Alkitab mengajarkan Adat Istiadat? Ada.
a.
Dalam
Perjanjian Lama
Kata adat dalam PL berasal dari kata Ibrani ”choq, chuqqah dan mishpat”
yang mempunyai arti: undang-undang, hukum, tata-tertib, kebiasaan, adat-istiadat,
keputusan atau ketetapan. Misalnya:
Ø
Aturan
tentang sunat (Kej. 17:10)
Ø
Aturan
tentang kematian (Kej. 50:25-26)
Ø
Peringatan
hari raya (Kel. 13:3)
Ø
Aturan
tentang bertani (Yes. 28:24, 26)
b.
Dalam
Perjanjian Baru
Kata
“adat” dalam Perjanjian Baru adalah terjemahan dari kata paradosis yang mempunyai
arti “adat-istiadat”. Misalnya:
Ø
Silsilah
keluarga(Mat. 1:1)
Ø
Pertunangan (Mat.1:18)
Ø
Sunat dan
pemberian nama (Luk. 2:21)
Ø
Aturan
kematian dan penguburan (Mat.26:12, Mat. 27:59-60)
Ø
Melakukan
ziarah(Mrk. 16:1)
Ø
Menghadiri
pesta perkawinan (Yoh. 2:1-2)
3.
Pandangan
Alkitab terhadap Adat
Ø
Jangan
mengikuti kebiasaan yang salah tentang perkawinan (Im. 18 : 3, 30)
Ø
Jangan
mengikuti kebiasaan penyembahan berhala(Yer. 10:2)
Bandingkan dengan 2 Raj. 17:33
Ø
Tuhan
mengatasi adat istiadat (Mat. 12:8)
Ø
Jangan
memanfaatkan adat untuk pembenaran diri (Mat. 15:3)
C.
KESIMPULAN
Jadi tidak
ada yang salah dengan adat istiadat selama itu tidak bertentangan dengan Firman
Tuhan. Tetapi sebagai orang percaya yang tahu kebenaran maka kita harus menjadikan
Firman Tuhan sebagai standar dalam mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang telah
kita terima dari pendahulu-pendahulu kita. Sederhananya bisa kita katakana
bahwa Firman Tuhan harus hadir sebagai terang atas adat istiadat yang ada dalam
kehidupan kita.
No comments:
Post a Comment