Thema : Pemutusan Ikatan-Ikatan Dosa
Nats : Roma 3:23
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A. PENDAHULUAN
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka citra/gambar Allah yang ada di dalam manusia itu menjadi rusak. Sehingga Rasul Paulus berkata bahwa semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Bagaimana agar manusia kembali menjadi pribadi yang segambar dengan Allah? Tidak ada pilihan lain terkecuali Ikatan/Kuasa dosa itu harus diputuskan di dalam nama Tuhan Yesus. Apakah orang yang telah memutuskan kuasa dosa serta merta menjadi pribadi yang sempurna dalam hidupnya dan tidak lagi berbuat dosa? Paulus berkata: “Yang baik yang aku kehendaki, tetapi yang jahat yang jahat yang aku perbuat” (Roma 7:19). Ini menunjukkan bahwa kuasa dosa begitu melekat dalam diri manusia sehingga butuh suatu perjuangan selama hidup untuk melawan kuasa dosa.
B. ISI
1. Arti Dosa
a. Dalam PL dosa dalam bahasa Ibrani disebut “Khata” artinya tidak mengenai sasaran. Sejajar dengan itu dalam PB dosa dalam bahasa Yunani disebut “Hamartia” yang artinya tidak tepat sasaran. Bahwa apa yang dirancang oleh Allah dari semula begitu amat baik, tetapi manusia melenceng dari ketetapan Allah sehingga semua menjadi rusak. Hubungan manusia dengan Allah terputus.
b. Dalam PL dosa dalam bahasa Ibrani disebut “Shagag” artinya kesalahan atau melakukan penyimpangan. Sejajar dengan itu dalam PB dosa dalam bahasa Yunani disebut “Plano” artinya melakukan perbuatan yang menyimpang dengan perbuatan tercela. Bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka manusia berperilaku menyimpang dalam perbuatan dan cenderung berbuat yang salah.
2. Makna dan akibat Dosa
a. Dosa sebagai sesuatu yang tidak tepat sasaran.
Ketika manusia ingin menjadi sama dengan Allah (Kej. 3:4) maka manusia telah keluar dari jalur yang ditetapkan Allah (tidak menuju sasaran Allah). Dan itulah dosa yang sesungguhnya, yaitu tidak mengakui kedaulatan Allah sebagai satu-satunya penguasa khalik langit dan bumi. Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang Yahudi ketika menolak Yesus sebagai Tuhan dan menyalibkanNya. Dan hari ini banyak yang menolak Yesus sebagai Tuhan, bahkan oleh mereka yang mengaku sebagai seoran Kristen. Oleh Yohanes dosa ini disebut “dosa yang mendatangkan maut” (1 Yoh. 1:16). Bahwa akibat dari orang yang menolak Allah adalah maut (kematian kekal di neraka).
b. Dosa sebagai perbuatan yang menyimpang.
Ketika manusia sudah mengakui kedaulatan Allah dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan maka ia sudah memutuskan dosa dalam arti sudah kembali ke jalur yang benar (kembali kepada rancangan Allah). Namun dalam menjalani hari-hari hidup masih ada kemungkinan melakukan dosa dalam arti perbuatan yang menyimpang. Oleh Yohanes itu disebut “dosa yang tidak mendatangkan maut” (1 Yoh. 1:16). Dosa yang demikian membuat hidup jauh dari damai sejahtera, dan mendapat disiplin dari Allah. Misalnya Daud, saat ia jatuh dalam dosa perzinahan maka Allah menghukumnya: Anaknya dengat Betsyeba meninggal, Anaknya Absalom ingin membunuhhnya, Absalom ingin membunuh saudaranya Amnon karena memperkosa Tamar saudara perempuannya. Artinya, bahwa Daud yang diurapi Tuhan mendapatkan disiplin dari Allah saat berbuat dosa.
3. Cara memutuskan ikatan dosa.
a. Dosa yang mendatangkan maut.
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka Allah menjanjikan suatu masa depan manusia dengan jalan mengutus anakNya yang tunggal ketengah dunia (Kej. 3:15) dan mengorbankan domba untuk menutupi ketelanjangn manusia (Kej. 3:21). Dan semua tergenapi saat firman menjadi manusia (Yoh. 1:14) dan Dialah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). Dan semua orang yang menerimanya beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Maka putuslah kutuk dosa melalui kematianNya di atas salib.
b. Dosa yang tidak mendatangkan maut.
Dosa sebagai suatu kesalahan akan terus menjadi bagian orang percaya sampai kembali kepada kekekalan. Orang sekelas Ayub pun mengutuki hari kelahirannya, Petrus pun masih kerap berseberangan dengan Yesus. Artinya ini adalah suatu perjuangan seumur hidup. Bagaimana agar kita sebagai orang percaya dapat memutus ikatan-ikatan dosa tersebut?
Ø Tidak bergaul sembarangan (1 Kor. 5:33). Hawa Jatuh karena sembarangan bergaul.
Ø Mematikan keinginan daging (Rm. 8:13). Dengan jalan mau dipimpin oleh Roh (Gal. 5:18 dan 25) dan menjadikan firman Tuhan sebagai standar hidup (Maz. 119:9).
Ø Mengingat dan menghargai kesempatan yang diberikan Tuhan (Yoh. 8:11).
Ø Waspada dengan godaan iblis ( 1 Pet. 5:8)
C. PENUTUP
Sadarlah bahwa kita manusia yang telah mewarisi karakter dosa yang setiap saat siap menerkam kita. Kita tidak akan pernah langsung berubah total saat menjadi orang percaya. Tetapi kita harus terus mengalami perubahan secara progres menuju kesempurnaan. Mari terus berjuang mengalahkan kebiasaan-kebiasaan buruk di dalam diri kita. Tuhan akan bekerja saat seseorang membuka hati dan memberi ruang untuk tempat Roh Kudus bekerja. Artinya tanpa Tuhan kita tidak mampu dan tanpa kita Tuhan tidak akan berkarya dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.