Thema : Bileam si Tukang Tenung
Nats : Bil. 23:23
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Tidak jarang kita mendengar ada orang yang mengalami suatu
gangguan penyakit yang secara medis tidak terdeteksi apa yang menyebabkan ia
sakit bahkan cek medis tidak bisa menyimpulkan penyakit yang dialami orang
tersebut. Sehingga alternatif lain ditempuh oleh orang tersebut untuk beroleh
kesembuhan. Dan akhirnya oleh “orang pintar” ia divonis mengalami gannguan oleh
karena di santet (ditenung tau diguna-gunai). Jika hal ini terjadi pada orang
yang belum percaya maka tidak ada hal yang diherankan. Tetapi sebaliknya jika
hal ini menimpa orang yang mengaku sebagai orang percaya maka ada hal yang
perlu diselidiki, mengapa itu bisa terjadi. Kita tahu bahwa dibalik
santet/tenung/guna-guna ada satu kuasa yang bekerja yaitu kuasa Ibils yang
memakai perantara manusia. Bileam adalah salah seorang pelaku tenung yang
dicatat dalam Alkitab.
B.
ISI
1.
Bileam dan pekerjaannya
a.
Bileam adalah anak dari Beor dan tinggal di Petor dipinggir sungai
Efrat (22:5). Petor adalah suatu daerah di Aram-Mesopotamia yang merupakan
kampung halaman Abraham dan Ayahnya Terah. Ada kemungkinan Abraham dan Bileam
memiliki hubungan keluarga. Tetapi yang pasti Bileam bukan orang Israel.
b.
Pekerjaan Bileam adalah tukang tenung (22:7). Dia akan menenung,
mengutuk/menyerapah seseorang dengan suatu bayaran (22:16-17). Bileam adalah
Nabi palsu (2 Pet. 2:15-16).
2.
Keyakinan Bileam
a.
Berdasarkan asal usulnya, sebagaimana Abraham maka Bileam pastilah
bukan orang beragama Yudaisme, Kristen apalagi Islam. Agama Abraham dan
keluarganya di Ur-Kasdim daerah Aram-Mesopotamia adalah agama Samawi (agama
yang turun dari langit). Maka Bileam kemungkinan memilki keyakinan sama dengan
Abraham.
b.
Berdasarkan karakter hidupnya maka Bileam bukanlah orang yang
percaya sebagaimana Abraham. Mengapa? Bileam tergiur dengan uang/upah menenung
(Bil. 22:16-17, 2 Pet. 2:15-16, Yud. 1:11, Why. 2:14)
c.
Berdasarkan pengakuan Bileam seolah-olah ia adalah orang percaya
(Bil. 23:6, 24:13). Apakah pengakuan itu serta merta menunjukkan bahwa Bileam
orang percaya? No, Bileam sadar diri bahwa Ia takkan pernah bisa melawan Allah
untuk mengutuk/menyerapah bangsa Israel. Ia tahu kalau Allah itu Mahakuasa,
sebagaimana iblis mengakui Yesus (Mrk. 5:6-7).
Dan sampai akhir hidupnya Bileam tetap tidak bertobat, ia mati dibunuh
orang Israel atas perintah
Tuhan kepada Musa (Bil. 31:7-8).
3.
Hasil Tenungan Bileam
Berulang kali Balak Raja Moab meminta Bileam untuk
mengutuk/menyerapah/menenung bangsa Israel. Sebenarnya Bileam ingin
melakukannya demi uang tetapi ia sadar tak mungkin melakukannya sebab Tuhan ada
di pihak Israel. Sehingga terbuktilah firman Tuhan yang berkata:
a.
Jika Allah di pihak kita .... (Rm. 8:31)
b.
Roh yang ada di dalam kamu lebih besar dari .... (1 Yoh. 4:4)
c.
Tuhan Allahmu mengubah kutuk menjadi berkat ... (Ul. 23:5).
Artinya, bahwa orang yang
sungguh-sungguh percaya takkan pernah bisa disantet atau ditenung/diguna-gunai.
Jadi bagaimana jika ada orang yang mengaku percaya tetapi kena santet? Ada 2
kemungkinan. Pertama, dia sesungguhnya belum orang percaya. Kedua, dia memang
orang percaya tetapi lebih bergantung pada diri sendiri sehingga ada celah
untuk kuasa iblis mengambil bagian dan Tuhan mengizinkan itu terjadi sebagai
disiplin baginya untuk menyatakan kuasanya.
Ketika Bileam tak mampu menenung bangsa Israel maka ia mencari
celah (kelemahan) bangsa Israel yaitu nafsu (berzinah, makanan haram, meyembah
allah lain, Bil. 25:1-3). Artinya, bahwa musuh terbesar bukan tukang tenung
tetapi diri sendiri.
C.
PENUTUP
Orang percaya takkan mengerjakan
apa yang dikerjakan Bileam, orang percaya takkan terkena tenung Bileam. Orang
percaya takkan mengikut jalan hidup Bileam. Jika ada orang yang terkena tenung
Bileam dan hidup menurut jalan Bileam maka ia bukan orang percaya. Dan ingat
tenung yang paling mengerikan bukanlah datang dari Bileam tapi dari nafsu yang
ada dalam diri orang percaya.
No comments:
Post a Comment