Saturday, October 31, 2020

Hidup Yang Optimis

 

Thema            : Hidup Yang Optimis

Nats                : Nehemia 4:19-20

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

A.        PENDAHULUAN

Jika semua orang memberikan dukungan serta respon yang positif kepada kita dalam menjalani hidup yang terkadang tidak mudah untuk di jalani maka kemungkinan besar kita akan menjalaninya dengan semangat. Tetapi bagaimana jika sebaliknya? Sebab dalam pengalaman hidup banyak orang dalam situasi sulit sepertinya orang lain enggan hadir bahkan seandainya ia hadir pun tidak banyak hal yang bisa diharapkan sebab ia sendiri pun datang dengan membawa segudang masalah juga. Yang lebih mirisnya ada orang yang sepertinya berempati (peduli) dengan dengan kondisi kita tetapi jauh didalam hatinya ia malah tersenyum melihat situasi kita bahkan ada yang dengan sengaja mempersulit situasi kita. Memang jika kita berharap pada manusia maka berakhirlah sudah tetapi saat kita menggantungkan harapan kita pada Tuhan maka kita akan temukan jalan. Mari hidup dengan optimis bukan karena kita memiliki teman atau keluarga yang bisa diandalkan. Memang mereka adalah bagian yang tak terpisahkan juga dari hidup kita. Tetapi optimislah karena kita memiliki Tuhan Sang pengatur kehidupan.

B.        ISI

1.      Arti Optimis

a.       Secara praktis

Dalam KBBI optimis adalah: orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal.

b.      Secara Teologis

Ungkapan “Allah kita akan berperang bagi kita” (Neh. 4:20) sedang menyatakan bahwa Nehemia memiliki keyakinan bahwa Tuhan yang akan menolong mereka dalam menghadapi situasi yang sulit. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Roma :”Jika Allah dipihak kita siapakah lawan kita?” (Rm. 8:31). Uangkapan Nehemia dan Paulus adalah suatu ungkapan yang membakar semangat agar tetap optimis menjalani hidup dalam situasi yang sulit.

2.      Tantangan yang mungkin membuat rasa optimis hilang

a.       Tantangan dari luar (Eksternal).  Ada pihak lain yang menghalangi jalan hidup kita melalui:

·      Kemarahan (4:1). Sanbalat dan saudara-saudaranya marah kepada Nehemia dan orang Yahudi yang ingin membangun kembali tembok Yerusalem.

·      Olok-olokan/ejekan/hinaan (4:1b, 3-4a). Sanbalat dan Tobia mengolok-olok dan menghina Nehemia dan bangsa Yahudi yang akan membangun tembok Yerusalem.

·      Perang dan kekacauan (4:8-9). Sanbalat, Tobia, orang Arab, orang Amon dan orang Asdod ingin memerangi dan mengacaukan pekerjaan pembangunan tembok Yerusalem.

·      Ancaman (6:2 dan 11). Nehemia ditakut-takuti dengan ancaman akan dicelakakan bahkan dibunuh jika terus melanjutkan pembangunan tembok Yerusalem.

·      Fitnah (6:6-7). Nehemia difitnah bahwa pembangunan yang ia lakukan sebagai jalan ingin memberontak dan menjadi Raja atas orang Yahudi.    

b.      Tantangan dari dalam (Internal).

·      Ekonomi yang sulit (5:2-4). Sebagian orang Yahudi ekonominya lemah sehinga harus menggadaikan kebunnya dan meminjam uang demi makan anak dan isterinya.

·      Sesama keluarga tidak saling peduli (5:5). Keluarga yang seharusnya menolong malah menodong. Sesama Yahudi saling gadai (5:3) dan membungakan uang (5:7 dan 11). Kita juga ingat bagaimana Ayub diperlakukan isterinya  sendiri (Ayub 2:9).

3.      Cara hidup pribadi yang optimis.

Seorang yang optimis dalam arti teologis memiliki sikap hidup sebagai berikut:

a.       Tekun dalam doa (1:4, 4:9a). Ketika memulai dan saat mengerjakan pembangunan tembok Yerusalem Nehemia secara pribadi dan bersama-sama orang Yahudi senantiasa berdoa.

b.      Waspada (4:9b). Nehemia dan orang Yahudi selalu berjaga-jaga di sekitar tembok terhadap Sanbalat dan orang-orangnya yang ingin datang mengacaukan.

c.       Tekun bekerja (4:6, 16-18). Nehemia dan orang Yahudi terus mengerjakan pembangunan walau situasinya tidak aman. Ingat pesan rasul Paulus (2 Tes. 3:10).

d.      Takut akan Allah (5:15d). Nehemia yang menjabat bupati pada saat pembangunan tembok Yerusalem tidak mencari keuntungan pribadi karena ia takut akan Tuhan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

4.      Hasil bagi pribadi yang optimis.

Sebuah ungkapan berkata:”Usaha takkan pernah menghianati hasil”. Akan lebih sempurna jika dikatakan:” Doa dan usaha takkan pernah menghianati hasil”. Doa dan kerja keras Nehemia dan bangsa Yahudi sebagai bukti optmisme mereka di hadapan Tuhan membuahkan hasil.

a.       Tembok Yerusalem selesai dibagun (6:15)

b.      Musuh mereka takut dan kehilangan muka/malu (6:16).

c.       Tembok Yerusalem ditahbis/disahkan (12:27).

C.        PENUTUP

Memiliki semangat atau optimisme untuk terus berjuang dalam hidup adalah suatu keharusan, tetapi membangun rasa optimis tanpa menyertakan Tuhan sesunggunya kita sudah merancang kegagalan di masa depan. Ingat, bahwa orang yang merasa mampu tanpa Tuhan adalah orang sombong dan orang yang hanya sekedar bebicara Tuhan tanpa berkarya adalah orang malas. Tuhan Yesus membekati. AMIN.