Thema : Hidup Yang Optimis
Nats : Nehemia 4:19-20
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Jika semua orang memberikan dukungan serta respon yang positif
kepada kita dalam menjalani hidup yang terkadang tidak mudah untuk di jalani
maka kemungkinan besar kita akan menjalaninya dengan semangat. Tetapi bagaimana
jika sebaliknya? Sebab dalam pengalaman hidup banyak orang dalam situasi sulit
sepertinya orang lain enggan hadir bahkan seandainya ia hadir pun tidak banyak
hal yang bisa diharapkan sebab ia sendiri pun datang dengan membawa segudang
masalah juga. Yang lebih mirisnya ada orang yang sepertinya berempati (peduli)
dengan dengan kondisi kita tetapi jauh didalam hatinya ia malah tersenyum
melihat situasi kita bahkan ada yang dengan sengaja mempersulit situasi kita.
Memang jika kita berharap pada manusia maka berakhirlah sudah tetapi saat kita
menggantungkan harapan kita pada Tuhan maka kita akan temukan jalan. Mari hidup
dengan optimis bukan karena kita memiliki teman atau keluarga yang bisa
diandalkan. Memang mereka adalah bagian yang tak terpisahkan juga dari hidup
kita. Tetapi optimislah karena kita memiliki Tuhan Sang pengatur kehidupan.
B.
ISI
1.
Arti Optimis
a.
Secara
praktis
Dalam KBBI optimis adalah: orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi
segala hal.
b.
Secara
Teologis
Ungkapan “Allah kita akan berperang bagi kita” (Neh. 4:20) sedang
menyatakan bahwa Nehemia memiliki keyakinan bahwa Tuhan yang akan menolong
mereka dalam menghadapi situasi yang sulit. Rasul Paulus berkata kepada jemaat
di Roma :”Jika Allah dipihak kita siapakah lawan kita?” (Rm. 8:31). Uangkapan
Nehemia dan Paulus adalah suatu ungkapan yang membakar semangat agar tetap
optimis menjalani hidup dalam situasi yang sulit.
2.
Tantangan
yang mungkin membuat rasa optimis hilang
a.
Tantangan
dari luar (Eksternal). Ada pihak lain yang
menghalangi jalan hidup kita melalui:
· Kemarahan (4:1). Sanbalat dan
saudara-saudaranya marah kepada Nehemia dan orang Yahudi yang ingin membangun
kembali tembok Yerusalem.
· Olok-olokan/ejekan/hinaan (4:1b,
3-4a). Sanbalat dan Tobia mengolok-olok dan menghina Nehemia dan bangsa Yahudi yang
akan membangun tembok Yerusalem.
· Perang dan kekacauan (4:8-9).
Sanbalat, Tobia, orang Arab, orang Amon dan orang Asdod ingin memerangi dan
mengacaukan pekerjaan pembangunan tembok Yerusalem.
· Ancaman (6:2 dan 11). Nehemia ditakut-takuti
dengan ancaman akan dicelakakan bahkan dibunuh jika terus melanjutkan
pembangunan tembok Yerusalem.
· Fitnah (6:6-7). Nehemia difitnah
bahwa pembangunan yang ia lakukan sebagai jalan ingin memberontak dan menjadi
Raja atas orang Yahudi.
b.
Tantangan
dari dalam (Internal).
· Ekonomi yang sulit (5:2-4).
Sebagian orang Yahudi ekonominya lemah sehinga harus menggadaikan kebunnya dan
meminjam uang demi makan anak dan isterinya.
· Sesama keluarga tidak saling
peduli (5:5). Keluarga yang seharusnya menolong malah menodong. Sesama Yahudi
saling gadai (5:3) dan membungakan uang (5:7 dan 11). Kita juga ingat bagaimana
Ayub diperlakukan isterinya sendiri
(Ayub 2:9).
3.
Cara hidup
pribadi yang optimis.
Seorang yang
optimis dalam arti teologis memiliki sikap hidup sebagai berikut:
a.
Tekun dalam
doa (1:4, 4:9a). Ketika memulai dan saat mengerjakan pembangunan tembok
Yerusalem Nehemia secara pribadi dan bersama-sama orang Yahudi senantiasa
berdoa.
b.
Waspada
(4:9b). Nehemia dan orang Yahudi selalu berjaga-jaga di sekitar tembok terhadap
Sanbalat dan orang-orangnya yang ingin datang mengacaukan.
c.
Tekun
bekerja (4:6, 16-18). Nehemia dan orang Yahudi terus mengerjakan pembangunan
walau situasinya tidak aman. Ingat pesan rasul Paulus (2 Tes. 3:10).
d.
Takut akan
Allah (5:15d). Nehemia yang menjabat bupati pada saat pembangunan tembok
Yerusalem tidak mencari keuntungan pribadi karena ia takut akan Tuhan.
4.
Hasil bagi
pribadi yang optimis.
Sebuah ungkapan berkata:”Usaha
takkan pernah menghianati hasil”. Akan lebih sempurna jika dikatakan:” Doa dan usaha takkan pernah menghianati hasil”.
Doa dan kerja keras Nehemia dan bangsa Yahudi sebagai bukti optmisme mereka di
hadapan Tuhan membuahkan hasil.
a.
Tembok
Yerusalem selesai dibagun (6:15)
b.
Musuh mereka
takut dan kehilangan muka/malu (6:16).
c.
Tembok
Yerusalem ditahbis/disahkan (12:27).
C.
PENUTUP
Memiliki semangat atau optimisme untuk terus berjuang dalam hidup
adalah suatu keharusan, tetapi membangun rasa optimis tanpa menyertakan Tuhan
sesunggunya kita sudah merancang kegagalan di masa depan. Ingat, bahwa orang
yang merasa mampu tanpa Tuhan adalah orang sombong dan orang yang hanya sekedar
bebicara Tuhan tanpa berkarya adalah orang malas. Tuhan Yesus membekati. AMIN.
No comments:
Post a Comment