Monday, December 21, 2020

Natal Adalah Janji Cinta

 

Thema            : Natal Adalah Janji Cinta

Nats                : Kej. 12 : 3 dan Yer. 31 : 31

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

A.        PENDAHULUAN

Sebelum Allah datang mengunjungi manusia ke dalam dunia melalui Yesus Kristus, Allah telah mendahuluinya dengan sebuah janji. Janji itu Ia sampaikan kepada bapa orang beriman Abraham dengan berkata: “dan olehmu semua kaum di muka bumi ini akan mendapat berkat. Jika manusia yang berjanji maka bisa jadi janji tinggallah janji, semudah mulut mengungkapkannya semudah itu juga mengingkarinya. Tetapi saat Allah berjanji maka janji itu pasti digenapi. Kapan digenapi? Waktunya Tuhan. Natal adalah satu dari sekian janji yang telah Tuhan genapi dan itu adalah sebuah janji cinta Tuhan kepada manusia yang selalu dihatiNya. Dan janji terakhirNya adalah bahwa Ia akan datang kembali menjemput kita sebagai pengantin wanita Tuhan untuk di bawa ke sutau tempat kebahagiaan selama-lamanya.

B.        ISI

1.      Makna Natal sebagai sebuah janji cinta

a.       Allah berjanji kepada Abraham bahwa melalui keturunannya semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kej. 12:3c, 22:18). Dan untuk membuktikan bahwa Dialah yang berjanji kepada Abraham maka Yesus berkata: “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”. Mengapa harus Abraham bukan yang lain? Karena Ia telah berjanji kepada Abraham di masa lalu. Ribuan Tahun setelah janji itu tibalah harinya Allah menggenapinya. Matius menulis penggenapan janji itu dengan berkata: “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham”. Bahwa Yesus sebagai anak Abraham telah lahir dan menjadi berkat bagi seluruh umat manusia. Yesus mengunjungi Zakheus dan berkata: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham”. Bahwa setiap orang yang beriman seperti Abraham akan beroleh keselamatan melalui Yesus Kristus Tuhan.

b.      Allah berjanji kepada Yeremia bahwa Ia akan hadir kepada umatNya melalui perjanjian baru (Yer. 31:31) sehingga semua orang bisa mengenalNya dan beroleh pengampunan (Yer. 31:34). Yohanes menegaskan pesan Yeremia bahwa lewat Firman yang menjadi manusia (Yoh. 1:14), maka semua orang bisa melihat dan mengenal Allah (Yoh. 1:18). Nikodemus yang adalah Rabi Yahudi diselamatkan melalui perjanjian baru di dalam Yesus. Bahwa Nikodemus beragama tanpa Yesus akan binasa tetapi saat ia dilahirkan kembali maka ia beroleh keselamatan (Yoh. 3:3). Saat firman menjadi manusia (Natal) maka janji cinta Tuhan telah tergenapi, bahwa begitu besar cinta Tuhan kepada umatNya (Yoh. 3:16).   

2.      Respon Terhadap Natal sebagai janji cinta.

Ketika sebuah janji digenapi seorang pria terhadap wanita yang dicintainya maka ada dua kemungkinan respon wanita tersebut:

a.       Respon Negatif. Mengapa demikian? Karena ia sudah mencintai orang lain. Siapakah pribadi yang merespon negatif janji cinta Tuhan?

·         Herodes : Ia iri karena lahir seorang Raja (Mat. 2:3), pura-pura senang (Mat. 2:8) dan marah (Mat. 2:16). Cintanya kepada jabatan sebagai raja dengan harta yang melimpah telah mengalahkan cinta Tuhan yang besar.

·         Imam Kepala dan Ahli Taurat: Mereka acuh dan tidak mau tahu padahal sesungguhnya mereka tahu bahwa seluruh kitab para nabi bahkan tentang janji kedatangan Tuhan (Mat. 2:5-6). Cinta mereka kepada kedudukan sebagai Imam yang selalu dihormati telah mengalahkan cinta Tuhan yang besar.

b.      Respon positif. Mengapa demikian? Karena ia sangat rindu dengan cinta yang sejati yang tidak dapat diperoleh melalui harta, jabatan, pendidikan, dll. Siapakah pribadi yang merespon positif janji cinta Tuhan?

·         Orang Majus : Mereka rela berkorban waktu dan tenaga (Mat. 2:1-2), mempersiapkan kado (Mat. 2:11b), meninggalkan keyakinan lama (Mat. 2:2b, 11a). Untuk membalas cinta Tuhan yang besar mereka rela meninggalkan segala kemewahan dunia.

·         Para Gembala: Mereka rela berkorban waktu dan tenaga (Luk. 2:15b-16), kembali bekerja dengan sukacita (Luk. 2:20).

·         Maria : Ia siap menerima misi Allah untuk hadir ke dunia melalui kodratnya sebagai seorang wanita walaupun itu mustahil secara manusia (Luk. 1:37-38).

C.        KESIMPULAN

Jika Allah telah menepati janji cintaNya marilah kita membalasnya dengan hidup setia kepadaNya. Memang ada kalanya kita lelah berjalan sebab kita memang lemah dan terbatas. Tuhan sengaja menciptakan ruang di antara jari tangan kita agar Ia bisa mengisi ruang itu dengan tanganNya yang kuat. Bahkan disaat kita tak mampu jangan pernah berkata, Tuhan Engkau kemana? Mengapa langkah-langkahmu terhilang dihadapanku, sadarlah bahwa itu adalah langkah-langkah kaki Tuhan yang sedang menggendongmu, sebab ia cinta padamu. Ia akan menggendongmu sampai kebahagiaan Kekal. Berbahagialah karena janji cinta Tuhan telah dan akan Ia genapi. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

Monday, December 14, 2020

Tetap Kuat di Dalam Tuhan

Thema            : Tetap Kuat di Dalam Tuhan

Nats                : Efesus 6:10

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

 

A.   PENDAHULUAN

Setiap alat transportasi selalu memiliki tempat duduk dilengkapi dengan sandaranya, bahkan untuk perjalanan yang relatif jauh tempat duduknya bisa disetting dalam berbagai posisi. Mengapa demikian? Agar dalam menempuh perjalanan yang melelahkan penumpang bisa tetap kuat dan merasa nyaman. Jika untuk perjalanan yang tiba dalam hitungan jam dan paling lama dalam hitungan hari pun kita butuh satu sandaran agar tetap kuat maka tidakkah seharusnya dalam menjalani kehidupan yang bisa menjacai  tiga perempat abad bahkan lebih ini kita harus memiliki sandaran yang tepat agar kita tetap kuat. Kepada apakah kita bersandar? Kekuatan kita, pikiran kita, kepintaran kita, harta kita, orang tua kita? Amsal berkata: “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).

 

B.   ISI

1.      Apakah yang membuat kita kuat?

Daud mampu mengalahkan Goliat, Daniel menang melawan singa, Paulus tetap kuat walau dipenjara. Apakah semata karena kekuatan mereka? No, semua karena kekuatan kuasa Tuhan (Ef. 6:10). Daud, Daniel, Paulus bahkan kita semua terbatas dalam segala hal. Hanya karena kekuatan dari Tuhan kita akan mampu melewati segala perkara. Paulus berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil. 4:13).

 

2.      Bagaimanakah cara hidup kita agar tetap kuat dalam segala situasi?

a.       Hidup dalam iman (Ef. 6:16)

“Iman yang besar sanggup memindahkan gunung, tetapi iman yang benar akan tetap percaya meskipun gunung tidak berpindah”. Daniel, dkk berkata kepada raja Nebukadnezar: Jika Allah yang kami sembah sanggup melepaskan kami biarlah Ia melepaskan kami dari perapian ini, tetapi seandainya pun tidak kami takkan menyembah patung emas yang tuanku dirikan”(Dan. 3:17-18).

b.      Hidup dalam Firman Allah (Ef. 6:17). Firman berbicara  dua hal. Pertama, Firman yang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus (Yoh. 1:14). Bahwa saat kita menerimaNya maka kita diberi kuasa/kekuatan (Yoh. 1:12) sehingga kita hidup sebagai anak-anak Allah. Kedua, Firman yang menjadi tulisan (1 Tim. 3:16), bahwa Firman Allah (Alkitab) akan menuntun kita untuk menjalani kehidupan ini. Daud berkata: FirmanMu Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105).

c.       Hidup di dalam doa (Ef. 6:18). Berdoa bukan sekedar merangkai kata indah tanpa salah tetapi doa adalah bukti kita sungguh berserah bahwa tanpa Tuhan kita lemah. Berdoa bukan menuntut tetapi memahami kehendak Allah. Berdoa bukan setiap hari minggu tetapi setiap saat. Paulus berkata: Tetaplah berdoa (2 Tes. 5:17).

d.      Hidup dalam ucapan syukur (Ef. 5:20). Kebahagiaan adalah kombinasi rasa cukup dan ucapan syukur. Jangan tunggu kebahagiaan datang untuk mengucapkan rasa syukur tetapi mengucap syukurlah maka kebahagiaan itu akan datang.

 

C.    KESIMPULAN

Laut akan selalu bergelombang sebab jika tak bergelombang itu adalah waduk, maka janganlah minta laut tak bergelombang tetapi mintalah kekuatan kepada pencipta untuk menghadapi gelombang itu. Hidup akan selalu diiringi oleh masalah sebab ini masih dunia belum kerajaan Sorga, jangan minta bebannya diringankan tetapi mintalah bahu yang kuat kepada Tuhan untuk memikul segala beban yang ada. Ingat bahwa saat kita tak sanggup lagi berjalan jangan katakan, Tuhan Engkau dimana? Mengapa bekas telapak kakiMu yang mengiringi langkahku terhilang. Sadarlah bahwa itu adalah bekas telapak kaki Tuhan yang terus berjalan bersamamu dan kamu sedang ada dalam gendonganNya menuju kepada kebahagiaan yang abadi. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.