Thema : Tetap Kuat di Dalam Tuhan
Nats : Efesus 6:10
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A. PENDAHULUAN
Setiap alat transportasi selalu memiliki tempat duduk dilengkapi dengan sandaranya, bahkan untuk perjalanan yang relatif jauh tempat duduknya bisa disetting dalam berbagai posisi. Mengapa demikian? Agar dalam menempuh perjalanan yang melelahkan penumpang bisa tetap kuat dan merasa nyaman. Jika untuk perjalanan yang tiba dalam hitungan jam dan paling lama dalam hitungan hari pun kita butuh satu sandaran agar tetap kuat maka tidakkah seharusnya dalam menjalani kehidupan yang bisa menjacai tiga perempat abad bahkan lebih ini kita harus memiliki sandaran yang tepat agar kita tetap kuat. Kepada apakah kita bersandar? Kekuatan kita, pikiran kita, kepintaran kita, harta kita, orang tua kita? Amsal berkata: “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).
B. ISI
1. Apakah yang membuat kita kuat?
Daud mampu mengalahkan Goliat, Daniel menang melawan singa, Paulus tetap kuat walau dipenjara. Apakah semata karena kekuatan mereka? No, semua karena kekuatan kuasa Tuhan (Ef. 6:10). Daud, Daniel, Paulus bahkan kita semua terbatas dalam segala hal. Hanya karena kekuatan dari Tuhan kita akan mampu melewati segala perkara. Paulus berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil. 4:13).
2. Bagaimanakah cara hidup kita agar tetap kuat dalam segala situasi?
a. Hidup dalam iman (Ef. 6:16)
“Iman yang besar sanggup memindahkan gunung, tetapi iman yang benar akan tetap percaya meskipun gunung tidak berpindah”. Daniel, dkk berkata kepada raja Nebukadnezar: Jika Allah yang kami sembah sanggup melepaskan kami biarlah Ia melepaskan kami dari perapian ini, tetapi seandainya pun tidak kami takkan menyembah patung emas yang tuanku dirikan”(Dan. 3:17-18).
b. Hidup dalam Firman Allah (Ef. 6:17). Firman berbicara dua hal. Pertama, Firman yang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus (Yoh. 1:14). Bahwa saat kita menerimaNya maka kita diberi kuasa/kekuatan (Yoh. 1:12) sehingga kita hidup sebagai anak-anak Allah. Kedua, Firman yang menjadi tulisan (1 Tim. 3:16), bahwa Firman Allah (Alkitab) akan menuntun kita untuk menjalani kehidupan ini. Daud berkata: FirmanMu Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105).
c. Hidup di dalam doa (Ef. 6:18). Berdoa bukan sekedar merangkai kata indah tanpa salah tetapi doa adalah bukti kita sungguh berserah bahwa tanpa Tuhan kita lemah. Berdoa bukan menuntut tetapi memahami kehendak Allah. Berdoa bukan setiap hari minggu tetapi setiap saat. Paulus berkata: Tetaplah berdoa (2 Tes. 5:17).
d. Hidup dalam ucapan syukur (Ef. 5:20). Kebahagiaan adalah kombinasi rasa cukup dan ucapan syukur. Jangan tunggu kebahagiaan datang untuk mengucapkan rasa syukur tetapi mengucap syukurlah maka kebahagiaan itu akan datang.
C. KESIMPULAN
Laut akan selalu bergelombang sebab jika tak bergelombang itu adalah waduk, maka janganlah minta laut tak bergelombang tetapi mintalah kekuatan kepada pencipta untuk menghadapi gelombang itu. Hidup akan selalu diiringi oleh masalah sebab ini masih dunia belum kerajaan Sorga, jangan minta bebannya diringankan tetapi mintalah bahu yang kuat kepada Tuhan untuk memikul segala beban yang ada. Ingat bahwa saat kita tak sanggup lagi berjalan jangan katakan, Tuhan Engkau dimana? Mengapa bekas telapak kakiMu yang mengiringi langkahku terhilang. Sadarlah bahwa itu adalah bekas telapak kaki Tuhan yang terus berjalan bersamamu dan kamu sedang ada dalam gendonganNya menuju kepada kebahagiaan yang abadi. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment