Thema : Tritunggal
Nats :
1 Yoh. 5:7
Oleh :
Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Doktrin atau ajaran tentang Tritunggal
merupakan satu ajaran yang sangat abstrak. Sehingga kelompok diluar Kristen
sering menyerang ajaran tentang Tritunggal ini dengan mengatakan bahwa orang
Kristen mempunyai tiga Allah. Bahkan ada seorang tokoh mengatakan bahwa sila
pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” hanya berlaku bagi ajaran islam,
sebab ajaran islam mengajarkan bahwa Allah itu Esa (tauhid). Sementara Kristen
Tuhannya tiga (Tritunggal/Trinitas), Hindu juga mengenal Trimurti yang berarti
tiga kekuatan Brahman, sementara Budha tidak mempunyai konsep Tuhan yang jelas.
Menilai agama orang lain dari perspektif keyakinan kita tentu akan menghasilkan
kesimpulan yang menimbulkan kesalingsilangan. Sebab setiap orang memiliki
konsep yang berbeda dalam memahami Tuhannya. Bahkan dikalangan Kristen sendiri
pun masih memiliki pemahaman yang berbeda mengenai Tritunggal, sehingga tidak
jarang ajaran ini masih mengambang dalam pemahaman orang Kristen. Tentu untuk
menjelaskannya secara sempurna tidaklah mungkin sebab Allah yang Maha Besar tak
mungkin terkurung di dalam akal manusia yang terbatas. Akan
tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa menjelaskan siapa Allah.
Kita dapat mengenal Allah sebatas DIA menyatakan diri-Nya kepada manusia di
dalam FirmanNya (Alkitab). Mari kita belajar.
B.
ISI
1.
Allah kita
adalah Esa
Satu hal yang perlu ditekankan bahwa orang
Kristen menyembah Allah yang Esa. Sebagaimana agama Islam memiliki syahadat “La
ilaha iliallah” yang berarti Tiada Tuhan selain Allah, maka orang Kristen juga
memiliki syahadat yang sama, yang oleh orang Yahudi disebut “Shema” yaitu: Shema
Yisrael Adonai Eloheinu Adonai Ehad (Ul. 6:4). Dan Yesus kembali menegaskan ke-Esa-an
Allah dalam Injil Markus 12:29. Jadi, ketika ada kelompok yang menuduh kita
meyembah tiga Allah maka kita bisa menunjukkan dan menjelaskan bahwa kita
menyembah Allah yang tunggal (Tauhid).
2.
Makna
ke-Tritungal-an Allah.
Ketika mendengar kata Tritunggal maka kita
langsung berpikir tentang jumlah. Padahal Tritunggal bukan menujukkan tentang
“keberapaan Allah” tetapi tentang “kebagaimanaan Allah”. Bahwa Allah yang Esa
(ehad, tauhid) itu menyatakan diri dalam tiga pribadi.
a.
Allah yang
Ehad/tunggal itu adalah Elohim/jamak (Kej. 1:26).
“Baiklah Kita menjadikan manusia sesuai
dengan gambar dan rupa Kita. Bahwa di dalam Allah yang Esa itu ada tiga pribadi
dan ketiganya berperan dalam masa penciptaan. Kej. 1:1 (Allah/Bapa), Kej. 1:2
(Roh Allah/Roh Kudus), dan Kej. 1:3 (Firman Allah/Anak Allah/Yesus, Yoh.1:14).
b.
Bapa, Anak
(Yesus) dan Roh Kudus adalah Allah.
·
Bapa adalah
Allah (Yoh. 6:45-46)
·
Yesus adalah
Allah (Yoh. 1:1). Ketika Firman menjadi manusia (Yoh. 1:14) maka di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke-Allah-an (Kol.2:9).
Kemanusiaan Yesus bukan Allah tetapi di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan
ke-Allah-an.
·
Roh Kudus
adalah Allah (Kis. 5:3-4). Bahwa mendustai Roh Kudus sama dengan mendustai
Allah.
c.
Bapa, Anak
(Yesus) dan Roh Kudus adalah pribadi yang berbeda.
Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah yang
Esa dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan tetapi ketiganya bukanlah
pribadi yang sama. KetigaNaya adalah Allah, ketiganNya adalah satu tetapi
ketiganya tidaklah sama. Bukti bahwa ketiganya adalah pribadi yang berbeda.
·
Pada
pembaptisan Yesus (Mat. 3:16-17)
Dalam peristiwa ini ketiga pribadi (Yesus,
Allah/Bapa dan Roh Kudus) hadir secara bersamaan. Ini berarti bahwa ketiganya
adalah pribadi yang berbeda.
·
Ketika Yesus
di salib (Mat. 27:46).
Yesus berseru kepada BapaNya : Allahku,
Alahku mengapa Engkau meninggalkan Aku. Kedalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu
(rohKu). Artinya Yesus, Bapa dan Roh Kudus adalah pribadi yang bebeda. Cat: Roh
Allah sama dengan Roh Kristus (Rm. 8:9), Roh Kudus sama dengan Roh kebenaran
(Yoh. 14:17a dan 26). Artinya Roh Allah, Roh Kudus, Roh Kristus dan Roh
Kebenaran adalah sama.
·
Ketika Yesus
menjanjikan Penghibur (Yoh. 14:16-17a).
Yesus meminta kepada Bapa untuk mengirim
penolong (Roh Kudus) kepada murid-murid yang akan Ia tinggalkan. Artinya antara
Bapa, Yesus dan Roh Kudus memiliki peran spesifik pada bagian masing-masing.
Bapa (karya penciptaan), Yesus (karya Penyelamatan) dan Roh Kudus (karya
Penyertaan/penghibur). Walaupun sesungguhnya
dalam setiap karya itu ketiganya sama-sama berperan. Tetapi untuk mati
diatas salib tidak mungkin Bapa atau Roh Kudus sebab mereka bukan manusia
seperti Yesus.
d.
Bapa, Anak
dan Roh Kudus adalah setara.
Ada ajaran yang mengatakan bahwa Yesus lebih
rendah dari Allah, Roh Kudus lebih Rendah dari Yesus. Tetapi Alkitab mencatat
ketigaNya adalah setara.
·
Bahwa Ketiganya
Mahakuasa (Mat. 19:26, Mat. 28:18, 1 Yoh. 4:4)
·
Bahwa Ketiganya
Mahatahu (Maz. 139:2, Luk. 5:22, 1 Kor. 2:10-11)
·
Bahwa Ketiganya
Mahakudus (Yoh. 17:11, Luk. 1:35, Rm. 1:4).
·
Bahwa
penyebutan ketiga namanya selalu berdampingan (Mat. 28:19, 2 Kor. 13:13, 1 Pet.
1:2).
C.
KESIMPULAN
Jangan jadikan alasan bahwa Allah yang besar tidak mungkin bisa dipahami dengan akal kita yang terbatas. Bahwa kita tak mungkin memahaminya secara sempurna adalah suatu realita, tetapi kemalasan kita untuk menggali kebenaran sehingga berkata Allah tak mungkin bisa dipahami adalah suatu kesalahan. Allah akan kita pahami sejauh Ia ingin kita mengenalNya. Mengenal Allah adalah suatu proses seumur hidup, semakin kita dekat denganNya kita akan semakin mengenalnya demikian juga sebaliknya. Dan ingat bahwa mengenal Allah harus dengan segenap hati, jiwa dan akal
No comments:
Post a Comment