Monday, June 12, 2023

Penderitaan adalah Karunia

 

Thema            : Penderitaan adalah Karunia

Nats                : Filipi 1:29

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

A.        PENDAHULUAN

Secara umum manusia selalu mencari zona yang nyaman dalam hidup dan itu adalah sesuatu yang normal. Pertanyaanya, apakah situasi dalam hidup selalu konstan (tetap)? Perjalanan hidup manusia sering dianalogikan seperti ban yang terus berputar. Ada kalanya kita berada pada titik terendah, tengah dan atas. Bagi dunia, situasi sulit atau penderitaan adalah malapetaka. Tetapi bagi orang percaya situasi sulit adalah sarana memurnikan iman. Tetapi tidak jarang juga orang yang mengaku percaya mempertanyakan kuasa Tuhan saat harapan jauh dari kenyataan. Tuhan berkata bahwa Ia datang agar kita memiliki hidup dan hidup dalam kelimpahan, tetapi Ia juga berkata bahwa setiap orang yang mau menjadi murid harus memikul salib. Mari menikmati setiap proses hidup sampai kita beroleh hidup yang sungguh-sungguh hidup.

B.        ISI

1.      Dari manakah sumber penderitaan?

·      Dari Iblis (Kej. 3:16-17)

Bahwa pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa karena mereka mendengar bujuk rayu iblis dan itu membuat mereka bahkan semua manusia harus menanggung penderitaan. Apa penderitaannya? Penyakit, kesusahan dan kematian.

·      Dari diri sendiri (Rut 1:1)

Bahwa sering manusia tidak sadar dengan apa yang ia perbuat dan akhirnya membawa ia kepada suatu situasi yang sulit. Elimelekh membawa isteri dan anak-anaknya meninggalkan Betlehem (Kota Roti) dan pergi ke Moab (Negeri penyembah berhala). Di Moab Elimelekh meninggal, isterinya Naomi menjadi janda. Kedua anaknya Mahlon dan Kilyon menikah dengan orang Moab dan keduanya mati muda.

·      Dari Tuhan (Fil. 1:29). Bahwa kepada kita tidak hanya dikaruniakan untuk percaya terapi juga untuk menderita. Kok Tuhan mendatangkan penderitaan? Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak (Ibr. 12:6). Artinya Tuhan izinkan penderitaan sebagai ujian dan teguran kepada orang percaya. Tuhan bisa menggunakan segala sarana untuk menegur dan menguji manusia, termasuk mengizinkan iblis, orang bahkan alam. Yusuf di izinkan menderita oleh perbuatan saudara-saudaranya. Atas sepenentuan Tuhan Yunus ditelan ikan. Atas seizin Tuhan Ayub dicobai oleh iblis.

2.      Mengapa penderitaan itu adalah karunia?

Jika oleh karena dosa dan perilaku kita menyebabkan datang penderitaan, maka tentu itu bukan suatu karunia dari Tuhan. Artinya Tuhan tak pernah merancang manusia untuk jatuh ke dalam dosa dan berperilaku menyimpang. Itu adalah pilihan manusia sendiri. Walaupun dalam kesalahan manusia, Tuhan tetap menunjukkan kasihNya. Tetapi jika penderitaan itu dari Tuhan (atas seizin Tuhan) maka itulah yang disebut karunia. Mengapa?

·      Karena mendatangkan kebaikan kita (Rm. 8:28). Bagi Paulus semua penderitaan yang ia alami (penjara, kelaparan, dll) mendatangkan kebaikan sehingga ia berkata: Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Fil. 4:13).

·      Karena membuat kita semakin mengenal Allah (Ayub 42:5). Penderitaan yang dialami Ayub membuat ia semakin mengenal Allah yang ia sembah. Sehingga Paulus berkata : Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya (Fil. 3:10).

·      Karena membuat kita semakin tekun (Rm. 5:3). Bagi Paulus semua kesengsaraan membuat ia semakin tekun. Bahwa tembok penjara tidak membuat dia berhenti melayani Tuhan. Kelaparan tidak membuat rohnya padam memberitakan injil tetapi sebaliknya semakin giat melakukannya.

·      Karena membuat kita semakin tahan uji (Rm. 5:4). Melalui api maka akan teruji apakah emas atau mitasi. Sadrakh, Mesakh dan Abednego masuk perapian dan Daniel masuk goa singa. Itu membuat mereka semakin teruji dan akhirnya Raja Nebukadnezar dan Darius mengakui kehebatan Allah mereka (Dan. 3:28, 6:27)

·      Karena membuat kita memiliki pengharapan (Rm. 5:4). Bagi Paulus penderitaan yang ia alami membuat ia merindukan Tuhan sehingga berkata : Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi hidup di dunia memberi buah lebih perlu walaupun pergi dan diam bersama Kristus jauh lebih baik (Fil 1:21-24). Jika terlalu bahagia di dunia maka sorga bukanlah tempat yang dirindukan.

C.        PENUTUP

Mari terus belajar memahami bahwa Tuhan tidak pernah salah mengijinkan suatu penderitaan mendampingi perjalanan hidup kita. Penderitaan takkan pernah tinggal menetap dalam hidup kita, ia akan pergi setelah selesai menguji kita. Hanya Tuhanlah yang tetap menyertai kita melewati setiap badai hidup yang terjadi. Amin.

Monday, June 5, 2023

Mendengar dan melakukan firman Allah

 

Thema            : Mendengar dan melakukan firman Allah

Nats                : Lukas 5:5b-c

                          tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga”.

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

A.        PENDAHULUAN

Menjadi suatu hal yang penting suara siapa yang kita dengar dan lakukan dalam hidup ini. Sebab itu sangat menentukan keberhasilan kita dalam menjalani kehidupan. Banyak suara datang di dalam kehidupan kita. Dari keluarga, teman, tetangga bahkan suara hati kita sendiri. Jika itu seturut dengan kehendak Tuhan maka itu harus menjadi suatu pertimbangan bagi kita. Sebab, keledaipun Tuhan pakai untuk menyelamatkan nyawa Bileam. Tetapi jika suara-suara itu menjauhkan kita dari Tuhan maka itu haruslah kita abaikan.

 

B.        ISI

1.      Apakah firman Allah?

a.       Yesus adalah firman Allah (ay. 1a). Bahwa firman Allah yang kekal bersama dengan Allah turun menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus (Yoh. 1:14).

b.      Perkataan Yesus (ay. 1b), bahkan perkataan para nabi dan rasul yang telah menjadi tulisan (2 Tim. 3:16). Dan semua perkataan itu di tuliskan dalam sebuah buku yang bernama Alkitab.

 

2.      Mengapa firman Allah perlu di dengar dan dilakukan?

a.      Karena berisi tentang pengajaran.

“Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu” (ay. 3). Paulus berkata kepada Timotius bahwa firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16).

b.      Karena firman harta yang sangat berharga (Maz. 119:127). 

Sehingga Yesus berkata kepada Marta: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya (Luk. 10:42). Apakah yang terbaik itu? Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya (Luk. 10:39).

 

3.      Hasil mendengar firman Allah

a.       Mendapat berkat secara jasmani (ay. 6)

Simon mendapatkan banyak sekali ikan setelah menebar jalanya, padahal sepanjang malam mereka menjala ikan tanpa hasil. Maka benarlah yang dikatakan Salomo dalam Amsal 10:22.

b.      Mendapat berkat secara rohani.

·      Beroleh pengampunan dosa (ay. 8)

·      Tidak takut dalam menjalani hidup (ay. 10, Luk. 10:41)

·      Dipakai Tuhan untuk melayani (ay. 10-11)

 

C.        PENUTUP

Mari kita selalu mendengar dan melalukan firman Allah, sebab itulah yang akan memampukan kita menjalani kehidupan ditengah dunia ini. Ada berbagai suara yang ditawarkan dunia tetapi fokuslah kepada suara Tuhan sehingga kita tidak tersesat dan sampai pada tujuan. Tuhan Yesus memberkati.

Friday, June 2, 2023

Memuliakan TUHAN melalui Perayaan (Pehaga Dibata alu kerja rani)

 

Thema      : Memuliakan TUHAN melalui Perayaan (Pehaga Dibata alu kerja rani)

Nats          : Ul. 16:9-12

 

Memuliakan TUHAN adalah bagian hidup orang percaya. Melalui banyak hal kita dapat memuliakan TUHAN. Musa mengajak orang Israel untuk memuliakan TUHAN melalui perayaan. Salah satu perayaan itu adalah saat memanen gandum dari ladang. Saat umat TUHAN menuai hasil panen gandum, maka itu dirayakan di hadapan TUHAN. Dalam konteks hari ini, sebagai orang percaya maka kita juga harus bersyukur dan memuliakan TUHAN saat kita beroleh berkat yang datang dari TUHAN.

 

1.      Bagaimana cara kita memuliakan TUHAN?

a.       Dengan menghitung hari-hari yang kita jalani (ayat 9).

Bahwa setiap orang memiliki suatu hari dimana ia akan beroleh berkat (gaji, hasil panen, ternak, dll), maka sebelum hari itu tiba kita harus sudah berpikir untuk memuliakan TUHAN lewat penghasilan kita (Amsal 3:9)

b.      Dengan memberi persembahan secara sukarela (ayat 10)

Bahwa berkat yang kita terima datang dari TUHAN, maka wajarlah jika kita kembalikan sebagian ke rumah TUHAN dan digunakan untuk pelayanan. Tetapi haruslah kita berikan dengan kerelaan (2 Korintus 9:7)

c.       Dengan senantiasa bersukaria (ayat 11)

Bahwa orang yang selalu bersukacita akan memancarkan kemuliaan TUHAN. Bersukacita bukan hanya karena yang terjadi sesuai dengan harapan. Nabi Habakuk berkata: “Sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN” (Hab. 3:17-18).

d.      Dengan senantiasa mengingat hari TUHAN (ayat 12).

Bahwa ada satu hari dimana TUHAN membebaskan umatNya dari perbudakan Firaun di Mesir. Maka hari itu harus selalu diingat dan dirayakan dengan memuliakan TUHAN. Bahwa Yesus telah membebaskan kita dari perbudakan dosa. Ia telah bangkit dan menang atas maut maka kita harus senantiasa menguduskan hari TUHAN (Keluaran 20:8)

 

2.      Hasil bagi orang yang memuliakan TUHAN.

a.       Akan beroleh berkat dari TUHAN.

sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN” (ayat 10). Artinya, jika kita senantiasa memuliakan TUHAN maka semuanya akan TUHAN berikan kepada kita (Matius 6:33)

b.      TUHAN akan tinggal/diam di rumah kita.

Untuk membuat namaNya diam disana” (ayat 11). Artinya, jika kita senantiasa memuliakan TUHAN maka rumah tangga kita akan TUHAN sertai senantiasa.

c.       Tuhan membebaskan kita dari perbudakan.

Bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir” (ayat 12). Artinya, jika kita terus berusaha memuliakan TUHAN maka segala ikatan dosa akan disingkirkan oleh TUHAN dari kehidupan kita. Dengan demikian kita bukan lagi hamba dosa tetapi hamba kebenaran (Roma 6:18).

 

Mari kita senantiasa memuliakan TUHAN dalam setiap aspek kehidupan kita. Sebab jika kita tidak mau maka TUHAN akan meminta batu-batu untuk memuliakan namaNya. Tuhan Yesus memberkati.