Thema : Melayani untuk
kebaikan jemaat
Nats : 2 Kor. 8:16-19
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Melayani adalah tugas setiap orang percaya.
Bahwa setiap orang yang sudah dipanggil keluar dari kegelapan menuju terangnya
yang ajaib bertanggung jawab untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang
besar (1 Pet. 2:9). Setiap orang mempunyai karunia yang berbeda-beda di tengah
pelayanan. Tapi yang penting bagaimana akhirnya pelayanan kita mendatangkan
kebaikan bagi orang lain. Sebab tidak bisa dipungkiri banyak orang melayani dengan
motivasi yang keliru. Mari kita belajar dari pesan yang ditulis oleh rasul
Paulus saat mengutus Titus dan dua orang rekannya untuk melaksanakan pelayanan
ke jemaat yang ada di Korintus.
B.
ISI
Sikap atau karakter yang layak kita teladani
dari Titus, dkk. dalam melakukan tugas pelayanan sehingga mendatangkan kebaikan
di tengah jemaat adalah:
1. Memiliki kesungguhan
dalam melayani (ay. 16)
Artinya ketika Titus diutus oleh Paulus maka ia
tidak setengah hati melakukan pelayanan tetapi dengan sungguh-sungguh. Kepada
jemaat di Roma Paulus menasihatkan “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Rm. 12:11). Ketika seorang
hamba Tuhan melayani dengan sungguh-sungguh dan semangat maka jemaat yang
dilayani juga akan mengalami pertumbuhan hari lepas hari.
2. Memiliki keikhlasan
(sukarela) dalam melayani (ay. 17)
Artinya Titus berangkat melayani jemaat dengan
sukarela. Bukan karena ada sesuatu yang ia terima sehingga ia mengerjakan
pelayanan itu. Ia meneladani Yesus yang berkata: Anak manusia datang bukan
untuk dilayani tetapi untuk melayani (Mat. 20:28). Sebab dari masa lalu sampai
hari ini ada orang yang melayani dengan motivasi yang tidak benar. Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa ada
orang yang melayani untuk kepentingan perut mereka (Rm. 16:18). Bahwa melalui
pelayanan yang dilakukan oleh seorang hamba Tuhan ia beroleh berkat secara
jasmani itu adalah cara Tuhan memberkatinya, tetapi jika ada hamba Tuhan
melayani dengan tujuan mendapatkan berkat (amplop) maka sadarlah anda bukan
melayani Tuhan. Dengan ketulusan seorang pelayan maka jemaat pun akan merasa
nyaman dan mengalami pertumbuhan.
3. Memiliki reputasi yang
baik (ay. 18)
Mengapa Paulus mengutus Titus dan bukan yang
lain? Karena ia seorang “yang
terpuji di semua jemaat”. Menjadi seorang pelayan Tuhan tidak hanya
selalu berbicara kepintaran dan kecakepan, tetapi nama baik itu sangat penting.
Bagaimana seseorang menyampaikan kebenaran jika ia sendiri hidup tidak benar.
Rasul Paulus mengatakan kepada Timotius: Karena itu penilik
jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat
menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar
orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai bukan hamba
uang (1 Tim. 3:2-3). Jika hamba Tuhan memiliki reputasi yang baik maka akan
bisa menjadi teladan bagi semua jemaat.
C.
PENUTUP
Mari melayani Tuhan dengan hati. Bahwa Tuhan
telah memberikan kepada kita keselamatan dan damai sejahtera maka itu harus
kita bagikan kepada orang lain melalui pelayanan yang kita lakukan. Apapun
pekerjaan dan profesi yang kita lakukan, mari melayani Tuhan melalui pekerjaan
itu, terlebih lagi di tengah jemaat. Jika Tuhan mempercayakan sebuah pelayanan
kepada kita di tengah jemaat Tuhan, maka kerjakanlah dengan sepenuh hati
sehingga mendatangkan kebaikan bagi semua dan kemuliaan bagi nama Tuhan.