Thema : Persekutuan Yang Teratur
Nats : Bilangan 2:1-34
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Allah yang kita sembah adalah Allah yang tertib. Allah yang suka
dengan keteraturan. Sejak penciptaan dunia Allah mengerjakannnya dengan
sistematis (teratur). Sehingga dikatakan semua begitu amat baik (Kej. 1:31).
Allah mengatur umatnya agar tidak terjadi kekacauan. Sebagai umat Tuhan maka
kita juga harus hidup secara teratur secara khusus dalam hal persekutuan atau
peribadahan di rumah Tuhan. Paulus berkata kepada Timotius bahwa Allah memberikan
kepada kita roh ketertiban (2 Tim. 1:7). Ketika gereja menetapkan aturan-aturan
tentang ibadah maka kita wajib mengikutinya agar terjadi ketertiban dalam
kehidupan berjemaat.
B.
ISI
1.
Apakah arti
persekutuan yang teratur?
a.
Persekutuan
yang menjadikan Firman Tuhan sebagai dasar dalam melakukan segala sesuatu (ay.
1). Ketika Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun dan firman itu disampaikan
kepada umat Tuhan untuk dilaksanakan (ay. 2).
b.
Persekutuan
yang memilki ketaatan kepada pemimpin (Hamba Tuhan) sebagai perpanjangan tangan
Tuhan kepada umat (ay. 34). Umat
Israel melakukan tepat seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa. Umat Tuhan mengikuti arahan dari Musa sebagai
pimpinan mereka.
2.
Sikap umat
dalam menciptakan keteraturan dalam persekutuan.
a.
Mengikuti aturan
yang ditetapkan (ay. 2).
Ada dua kali kata “harus” pada ayat ini, artinya aturan
yang ditetapkan tentang posisi kemah masing-masing suku Israel adalah suatu
kewajiban yang harus diikuti umat Tuhan. Ketika Musa menetapkan siapa yang di
sebelah Utara, Timur, Selatan dan Barat (ay. 3-31) maka semua mengikutinya
dengan baik.
b.
Menjadikan
Tuhan sebagai pusat persekutuan (ay. 2)
“Mereka harus berkemah di
sekelliling Kemah Pertemuan, agak
jauh dari padanya”. Bahwa Kemah Pertemuan sebagai representasi kehadiran
Allah berada ditengah-tengah kemah suku-suku Israel. Jika dalam suatu
persekutuan tidak mengutamakan Tuhan sebagai pusat penyembahan maka akan
terjadi kekacauan, sebab banyak orang ingin diperhatikan, dianggap, dipandang,
dihormati. Terlebih jika seseorang memiliki posisi atau jabatan maka ia ingin
diperlakukan istimewa dari yang lain.
c.
Menjauhkan
sikap iri dan dengki.
Dari ke-12 suku Israel ada satu suku yang mendapat perlakuan istimewa
yaitu suku Lewi, mereka diposisikan di tengah-tengah suku yang lain (ay. 17)
dan mereka tidak ikut dalam sensus/pencatatan (ay. 33). Tetapi 11 suku yang
lain tidak iri terhadap suku Lewi. Mereka semua menyadari bahwa suku Lewi
ditetapkan Tuhan untuk menjadi pelayan dan mengurus Kemah Suci (Bil. 3:7-8).
Jika akhirnya suku Lewi diperhatikan kehidupannya oleh jemaat maka itu sesuatu
yang wajar karena mereka bertugas melayani di Kemah Suci.
d.
Bertidak
tepat sesuai arahan (ay. 34)
Ketaatan harus diikuti dengan
tindakan yang tepat sasaran. Banyak orang taat kepada aturan tetapi tidak tepat
saat mengambil tindakan (asal melakukan) sehingga keteraturan yang diharapkan
menjadi terganggu. Misalnya masalah waktu, sering sekali kita hadir dalam ibadah
tetapi waktunya sudah melenceng. Ini akan mengganggu persekutuan terlebih jika
kita yang terlibat dalam pelayanan. Pada ayat ini dikatakan bahwa orang Israel
melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.
C.
PENUTUP
Keteraturan akan menciptakan kehidupan yang lebih nyaman. Tuhan
ingin umatnya hidup dengan teratur dan tertib. Dengan hidup teratur dan tertib
maka kita akan mengalami pertumbuhan rohani yang semakin baik hari lepas hari. Mari menerapkan keteraturan dan ketertiban
dalam menjalani kehidupan, dan itu semua dimulai dari diri sendiri dan akan
berdampak bagi orang lain. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment