Sunday, September 24, 2023

Persekutuan Yang Teratur

 

Thema            : Persekutuan Yang Teratur

Nats                : Bilangan 2:1-34

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

A.        PENDAHULUAN

Allah yang kita sembah adalah Allah yang tertib. Allah yang suka dengan keteraturan. Sejak penciptaan dunia Allah mengerjakannnya dengan sistematis (teratur). Sehingga dikatakan semua begitu amat baik (Kej. 1:31). Allah mengatur umatnya agar tidak terjadi kekacauan. Sebagai umat Tuhan maka kita juga harus hidup secara teratur secara khusus dalam hal persekutuan atau peribadahan di rumah Tuhan. Paulus berkata kepada Timotius bahwa Allah memberikan kepada kita roh ketertiban (2 Tim. 1:7). Ketika gereja menetapkan aturan-aturan tentang ibadah maka kita wajib mengikutinya agar terjadi ketertiban dalam kehidupan berjemaat.

 

B.        ISI

1.      Apakah arti persekutuan yang teratur?

a.       Persekutuan yang menjadikan Firman Tuhan sebagai dasar dalam melakukan segala sesuatu (ay. 1). Ketika Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun dan firman itu disampaikan kepada umat Tuhan untuk dilaksanakan (ay. 2).

b.      Persekutuan yang memilki ketaatan kepada pemimpin (Hamba Tuhan) sebagai perpanjangan tangan Tuhan kepada umat (ay. 34).  Umat Israel  melakukan tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Umat Tuhan mengikuti arahan dari Musa sebagai pimpinan mereka.

2.      Sikap umat dalam menciptakan keteraturan dalam persekutuan.

a.       Mengikuti aturan yang ditetapkan (ay. 2).

Ada dua kali kata “harus” pada ayat ini, artinya aturan yang ditetapkan tentang posisi kemah masing-masing suku Israel adalah suatu kewajiban yang harus diikuti umat Tuhan. Ketika Musa menetapkan siapa yang di sebelah Utara, Timur, Selatan dan Barat (ay. 3-31) maka semua mengikutinya dengan baik.

b.      Menjadikan Tuhan sebagai pusat persekutuan (ay. 2)

Mereka harus berkemah di sekelliling Kemah Pertemuan, agak jauh dari padanya”. Bahwa Kemah Pertemuan sebagai representasi kehadiran Allah berada ditengah-tengah kemah suku-suku Israel. Jika dalam suatu persekutuan tidak mengutamakan Tuhan sebagai pusat penyembahan maka akan terjadi kekacauan, sebab banyak orang ingin diperhatikan, dianggap, dipandang, dihormati. Terlebih jika seseorang memiliki posisi atau jabatan maka ia ingin diperlakukan istimewa dari yang lain.

c.       Menjauhkan sikap iri dan dengki.

Dari ke-12 suku Israel ada satu suku yang mendapat perlakuan istimewa yaitu suku Lewi, mereka diposisikan di tengah-tengah suku yang lain (ay. 17) dan mereka tidak ikut dalam sensus/pencatatan (ay. 33). Tetapi 11 suku yang lain tidak iri terhadap suku Lewi. Mereka semua menyadari bahwa suku Lewi ditetapkan Tuhan untuk menjadi pelayan dan mengurus Kemah Suci (Bil. 3:7-8). Jika akhirnya suku Lewi diperhatikan kehidupannya oleh jemaat maka itu sesuatu yang wajar karena mereka bertugas melayani di Kemah Suci.

d.      Bertidak tepat sesuai arahan (ay. 34)

Ketaatan harus diikuti dengan tindakan yang tepat sasaran. Banyak orang taat kepada aturan tetapi tidak tepat saat mengambil tindakan (asal melakukan) sehingga keteraturan yang diharapkan menjadi terganggu. Misalnya masalah waktu, sering sekali kita hadir dalam ibadah tetapi waktunya sudah melenceng. Ini akan mengganggu persekutuan terlebih jika kita yang terlibat dalam pelayanan. Pada ayat ini dikatakan bahwa orang Israel melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.

 

C.        PENUTUP

Keteraturan akan menciptakan kehidupan yang lebih nyaman. Tuhan ingin umatnya hidup dengan teratur dan tertib. Dengan hidup teratur dan tertib maka kita akan mengalami pertumbuhan rohani yang semakin baik hari lepas hari.  Mari menerapkan keteraturan dan ketertiban dalam menjalani kehidupan, dan itu semua dimulai dari diri sendiri dan akan berdampak bagi orang lain. Tuhan Yesus memberkati.  

No comments:

Post a Comment