Thema : Persiapan Menjalani Tahun Baru
Nats : Mat. 8: 23-27
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Ada tiga masa dalam kehidupan: Masa lalu, suatu kenangan dan tidak
akan pernah kembali serta menjadi suatu pengalaman hidup. Masa kini, kenyataan
yang harus dijalani dan menjadi suatu pengalaman baru. Masa depan, suatu impian
dan harapan yang harus direncanakan dan didoakan dan menjadi suatu tantangan
hidup.
Menjalani hidup ditahun 2019 ini sama dengan sebuah kapal
mengarungi lautan yang luas. Tidak ada suatu kepastian apa yang akan terjadi
ditengah samudera yang luas. Demikian juga kita dalam menjalani “samudera”
kehidupan ditahun yang baru ini. Segala kemungkinan bisa terjadi. Tidak ada
sesuatu yang dapat kita pastikan. Tetapi bagi orang percaya ada sesuatu yang
pasti yaitu Allah pasti menyertai kita,
sebab dia adalah “IMMANUEL”. Dalam segala situasi (teduh, badai, hampir
tenggelam) ia akan selalu hadir. Sebab Dia tidak pernah tidur. Namun orang
percaya sering gagal dalam memahami cara kerjaNya.
B.
ISI
Bagaimanakah persiapan kita untuk menjalani tahun ini agar kita
dapat sampai di tahun mendatang dengan sukacita? Bekerja lebih giat adalah
sesuatu yang baik, merencanakan segala sesuatu dengan penuh perhitungan adalah
juga sangat baik. Tetapi ada hal terutama dan tidak boleh kita nomor duakan
atau nomor tigakan yaitu:
1.
Pastikan
Yesus hadir dalam “perahu” hidup anda (ay. 23).
“Lalu Yesus naik ke dalam
perahu....”. Artinya, jangan pernah memulai perjalanan hidup jika Yesus belum
hadir di dalamnya. Kitab Yakobus mengatakan “Jangan melupakan Tuhan dalam
perencanaan” (Yak. 4:13-17).
2.
Pastikan
Yesus sebagai pemimpin/nakhoda dalam “perahu” hidup anda (ay. 23).
“..... dan murid-muridNya pun
mengikutinya”. Mengikuti berarti dari
belakang, orang yang mengikuti berarti “pengikut”. Artinya, jangan menjadikan
Yesus sebagai alternatif saat kita sudah tidak mampu lagi mengendalikan
kehidupan ini (ay. 25). Saat teduh, saat badai dan saat hampir tenggelam Yesus
tetap jadi pilihan utama. Ilustrasi: Supir cadangan.
3.
Pastikan
anda mengenal Yesus sebagai nakhoda “perahu” hidup anda (ay. 27)
Seorang anak tidak akan pernah
ragu kemanapun ayah/ibunya membawanya sebab ia mengenalnya dengan baik. Ketika
kita mengenal Yesus dengan baik maka kita:
a.
Tidak akan
merasa takut (ay. 26), Pak Bondan (pemain sirkus).
b.
Percaya
dengan segenap hati (ay. 26) Ilustrasi: Seorang jemaat.
Ketika ketiga hal di atas sudah
kita pastikan maka kita akan melihat keajaiban Tuhan dalam menolong perjalanan
hidup kita, gelombang (masalah hidup) akan IA hardik sehingga situasi menjadi
aman terkendali (ay. 26).
C.
KESIMPULAN
Menjadikan Yesus sebagai nakhoda dalam “perahu” kehidupan di tahun
yang baru ini bukan salah satu pilihan tetapi satu-satunya pilihan jika kita
ingin sampai di akhir tahun ini dengan aman terkendali. Tetapi perlu diingat,
untuk merasakan manisnya durian terkadang tangan kita harus terkena duri bahkan berdarah, sebab
sukacita seringkali di dahului oleh suatu penderitaan sebagaimana pelangi indah
muncul setelah hujan badai. Tetapi saat Yesus hadir di dalam perahu kita maka
ia yang akan mengambil alih semua masalah yang sedang terjadi sampai akhirnya
masalah itu pergi dari hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment