Thema : Yusuf di Hari Natal
Nats : Matius 1:18-25
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd.,
M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Ketika akan memasuki bulan
Desember maka hampir di segala penjuru dunia akan di hiasi oleh pernak-pernik
Natal dan begitu tiba di bulan Desember maka suasananya semakin meriah.
Lagu-lagu Natal terdengar di mana-mana, hiasan-hiasan Natal terpasang di mana-mana.
Ini semua menandakan bahwa Natal adalah suatu sukacita besar bagi dunia.
Tetapi, bagi sebagian orang Natal tidak selalu ditandai dengan suatu
kebahagiaan, sebab tidak jarang ada orang yang mengalami situasi-situasi sulit
saat menjelang bahkan saat Natal tiba. Mungkin ada juga di antara kita hari ini
yang merasakan situasi sulit itu, tetapi biarlah kita tetap memiliki sikap yang
benar walaupun situasinya sulit. Mari belajar dari seorang Yusuf saat Natal
pertama tiba.
B.
ISI
1.
Situasi
Yusuf menjelang Natal tiba.
a.
Suasana
bahagia.
Mengapa Yusuf berbahagia? Ia
sedang bertunangan (menjelang pernikahan) dengan Maria (ay. 18). Menjadi
pengantin adalah suatu momen yang sangat indah bagi setiap pasangan.
b.
Suasana
membingungkan.
Mengapa Yusuf bingung? Tunangannya
sudah mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami isteri (ay. 18).
c.
Suasana
takut dan penuh keraguan.
Malaikat berkata: Yusuf, anak
Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu. Mengapa Yusuf
takut? Sebab situasinya “Bak Makan Buah Simalakama” atau “Maju Kena Mundur
Kena”. Jika pertunangan dilanjutkan sampai jenjang pernikahan, maka Yusuf tidak
siap dengan Maria yang sudah hamil, sehingga ia berniat menceraikan Maria (ay.
19). Jika pertunangan diakhiri maka situasinya juga tidak kalah beratnya,
keluarga besar Yusuf dan Maria akan sangat malu dan menimbulkan kebencian, Yusuf
akan dipandang sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab, bahkan mereka
berdua dianggap berzinah dan hukum rajam (lempar batu ) sudah menanti.
2.
Sikap
Yusuf dengan situasi (suasana) menjelang Natal.
Bahagia, membingungkan, menakutkan
dan penuh keraguan bercampur menjadi satu dalam hati Yususf. Secara umum
manusia lebih fokus kepada situasi sulit walaupun ada sesuatu yang sangat membahagiakan.
Apalagi jika semuanya mengarah kepada situasi yang tidak menentu maka untuk
tersenyum saja pun akan terasa sangat berat. Bagaimana Yusuf menyikapi situasi
ini?
a.
Dengan
hati yang tulus (ay. 19)
Wajar jika Yusuf kecewa dan tidak
dapat menerima keadaan Maria yang sudah mengandung sebab mereka belum hidup
sebagai suami isteri. Pepatah dunia mengatakan “Oran lain yang makan nangkanya
kita yang kena getahnya”. Dalam hal ini Yusuf merasa tidak perlu
bertanggungjawab atas sesuatu yang tidak ia perbuat. Tetapi dalam situasi
itupun ia tetap ingin menyelesaikannya dengan baik tanpa harus membuat suatu
keributan.
b.
Penuh
pertimbangan/tidak terburu-buru (ay. 20).
Jika saat itu Yusuf langsung
menceraikan Maria tanpa suatu pertimbangan maka hari ini kita tidak akan pernah
melihat sekolah dengan nama Santo Yosef atau gereja Santo Yosef. Tetapi karena
ia penuh dengan pertimbangan maka namanya dicatat dan selalu di ingat orang
sepanjang masa. Setiap hal harus dipertimbangkan dalam hati, dan saat kita
menimbang Tuhan akan memberi jawaban yang terbaik (Amsal 16:1)
c.
Taat
dengan perintah Tuhan (ay. 24)
Tuhan memiliki banyak cara
berbicara kepada manusia, melalui mujizat, mimpi, alam, dll. Tetapi sebanyak
itu juga orang yang tidak taat kepada perintah Tuhan. Misalnya: Yunus menolak
perintah dan lari dari hadapan Tuhan (Yun. 1:3). Tetapi Yusuf taat dengan semua
yang di perintahkan Tuhan tanpa banyak pertanyaan.
d.
Sabar
dan mengendalikan diri (ay. 25)
Tentu seseorang yang baru menikah
ingin menikmati bulan madu dengan pasangannya dan itu sesuatu yang wajar.
Walaupun tidak sampai ke Bali tapi setidaknya ke Balige. Tetapi Yusuf harus
dengan penuh kesabaran mengurus Maria yang sedang mengandung bahkan sampai
Yesus lahir. Orang sabar itu hebat (Ams. 16:32).
3.
Hasil
dari sikap Yusuf yang benar
a.
Tuhan
datang menolong (ay. 20). Hati Yusuf diteguhkan untuk mengambil Maria sebagai
isterinya.
b.
Yusuf
dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana/janjiNya (ay. 22). Jika Yusuf memilih
untuk bersikap tidak sesuai dengan kehendak Tuhan maka ia tidak akan dipakai
Tuhan dalam rencana keselamatan umat manusia.
c.
Yusuf
beroleh keselamatan (ay. 20). Sebagai manusia Yusuf tentu orang yang berdosa
dan lewat kelahiran Kristus ia diselamatkan dari dosanya.
d.
Yusuf
beroleh penyertaan Tuhan (ay. 22). Walaupun sebagai manusia Yesus adalah anak
Yusuf tetapi sebagai Firman yang adalah Allah maka Tuhan Yesus selalu menyertai
Yusuf dan juga Maria.
C.
PENUTUP
Walaupun bulan Natal adalah hari
kedatangan Juru Selamat, tetapi tidak selalu ditandai dengan situasi-situasi
yang menyenangkan. Tuhan tetap mengizinkan situasi sulit bagi setiap umatNya
dalam menjalani hari-hari dalam kehidupan termasuk saat-saat Natal tiba. Namun,
sikap hati dalam menyambut hari Natal akan menentukan kemenangan-kemenangan
yang dikerjakan oleh Tuhan di dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment