Friday, December 7, 2018

Yusuf di Hari Natal


Thema             : Yusuf di Hari Natal
Nats                 : Matius 1:18-25
Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.


A.       PENDAHULUAN
Ketika akan memasuki bulan Desember maka hampir di segala penjuru dunia akan di hiasi oleh pernak-pernik Natal dan begitu tiba di bulan Desember maka suasananya semakin meriah. Lagu-lagu Natal terdengar di mana-mana, hiasan-hiasan Natal terpasang di mana-mana. Ini semua menandakan bahwa Natal adalah suatu sukacita besar bagi dunia. Tetapi, bagi sebagian orang Natal tidak selalu ditandai dengan suatu kebahagiaan, sebab tidak jarang ada orang yang mengalami situasi-situasi sulit saat menjelang bahkan saat Natal tiba. Mungkin ada juga di antara kita hari ini yang merasakan situasi sulit itu, tetapi biarlah kita tetap memiliki sikap yang benar walaupun situasinya sulit. Mari belajar dari seorang Yusuf saat Natal pertama tiba.

B.       ISI
1.      Situasi Yusuf menjelang Natal tiba.
a.       Suasana bahagia.
Mengapa Yusuf berbahagia? Ia sedang bertunangan (menjelang pernikahan) dengan Maria (ay. 18). Menjadi pengantin adalah suatu momen yang sangat indah bagi setiap pasangan.
b.      Suasana membingungkan.
Mengapa Yusuf bingung? Tunangannya sudah mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami isteri (ay. 18).
c.       Suasana takut dan penuh keraguan.
Malaikat berkata: Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu. Mengapa Yusuf takut? Sebab situasinya “Bak Makan Buah Simalakama” atau “Maju Kena Mundur Kena”. Jika pertunangan dilanjutkan sampai jenjang pernikahan, maka Yusuf tidak siap dengan Maria yang sudah hamil, sehingga ia berniat menceraikan Maria (ay. 19). Jika pertunangan diakhiri maka situasinya juga tidak kalah beratnya, keluarga besar Yusuf dan Maria akan sangat malu dan menimbulkan kebencian, Yusuf akan dipandang sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab, bahkan mereka berdua dianggap berzinah dan hukum rajam (lempar batu ) sudah menanti.
2.      Sikap Yusuf dengan situasi (suasana) menjelang Natal.
Bahagia, membingungkan, menakutkan dan penuh keraguan bercampur menjadi satu dalam hati Yususf. Secara umum manusia lebih fokus kepada situasi sulit walaupun ada sesuatu yang sangat membahagiakan. Apalagi jika semuanya mengarah kepada situasi yang tidak menentu maka untuk tersenyum saja pun akan terasa sangat berat. Bagaimana Yusuf menyikapi situasi ini?
a.       Dengan hati yang tulus (ay. 19)
Wajar jika Yusuf kecewa dan tidak dapat menerima keadaan Maria yang sudah mengandung sebab mereka belum hidup sebagai suami isteri. Pepatah dunia mengatakan “Oran lain yang makan nangkanya kita yang kena getahnya”. Dalam hal ini Yusuf merasa tidak perlu bertanggungjawab atas sesuatu yang tidak ia perbuat. Tetapi dalam situasi itupun ia tetap ingin menyelesaikannya dengan baik tanpa harus membuat suatu keributan.
b.      Penuh pertimbangan/tidak terburu-buru (ay. 20).
Jika saat itu Yusuf langsung menceraikan Maria tanpa suatu pertimbangan maka hari ini kita tidak akan pernah melihat sekolah dengan nama Santo Yosef atau gereja Santo Yosef. Tetapi karena ia penuh dengan pertimbangan maka namanya dicatat dan selalu di ingat orang sepanjang masa. Setiap hal harus dipertimbangkan dalam hati, dan saat kita menimbang Tuhan akan memberi jawaban yang terbaik (Amsal 16:1)
c.       Taat dengan perintah Tuhan (ay. 24)
Tuhan memiliki banyak cara berbicara kepada manusia, melalui mujizat, mimpi, alam, dll. Tetapi sebanyak itu juga orang yang tidak taat kepada perintah Tuhan. Misalnya: Yunus menolak perintah dan lari dari hadapan Tuhan (Yun. 1:3). Tetapi Yusuf taat dengan semua yang di perintahkan Tuhan tanpa banyak pertanyaan.
d.      Sabar dan mengendalikan diri (ay. 25)
Tentu seseorang yang baru menikah ingin menikmati bulan madu dengan pasangannya dan itu sesuatu yang wajar. Walaupun tidak sampai ke Bali tapi setidaknya ke Balige. Tetapi Yusuf harus dengan penuh kesabaran mengurus Maria yang sedang mengandung bahkan sampai Yesus lahir. Orang sabar itu hebat (Ams. 16:32).
3.      Hasil dari sikap Yusuf yang benar
a.       Tuhan datang menolong (ay. 20). Hati Yusuf diteguhkan untuk mengambil Maria sebagai isterinya.
b.      Yusuf dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana/janjiNya (ay. 22). Jika Yusuf memilih untuk bersikap tidak sesuai dengan kehendak Tuhan maka ia tidak akan dipakai Tuhan dalam rencana keselamatan umat manusia.
c.       Yusuf beroleh keselamatan (ay. 20). Sebagai manusia Yusuf tentu orang yang berdosa dan lewat kelahiran Kristus ia diselamatkan dari dosanya.
d.      Yusuf beroleh penyertaan Tuhan (ay. 22). Walaupun sebagai manusia Yesus adalah anak Yusuf tetapi sebagai Firman yang adalah Allah maka Tuhan Yesus selalu menyertai Yusuf dan juga Maria.

C.       PENUTUP
Walaupun bulan Natal adalah hari kedatangan Juru Selamat, tetapi tidak selalu ditandai dengan situasi-situasi yang menyenangkan. Tuhan tetap mengizinkan situasi sulit bagi setiap umatNya dalam menjalani hari-hari dalam kehidupan termasuk saat-saat Natal tiba. Namun, sikap hati dalam menyambut hari Natal akan menentukan kemenangan-kemenangan yang dikerjakan oleh Tuhan di dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

No comments:

Post a Comment