Thema : Murka Allah
Nats : Roma 1: 18 – 32
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Allah kita adalah Allah yang
penuh kasih. Allah yang selalu hadir dalam setiap perjalanan hidup kita. Tetapi
sebaliknya Allah kita adalah Allah yang sangat benci dengan dosa, bahkan Ia murka
terhadap orang yang selalu hidup dalam dosa. Sejak semula segala sesuatu begitu
baik dicipta dan dirancang oleh Allah (kej. 1:31). Tetapi semuanya rusak
setelah manusia lebih mendengar suara iblis dari pada suara Allah. Allah yang
penuh kasih menyatakan keadilanNya lewat murkaNya kepada manusia. Puncak dari
murka Allah ialah saat Ia mengorbankan Anak TunggalNya menjadi ganti atas dosa
dunia. Apakah manusia akan tetap di murkai Allah setelah Kristus mencurahkan
darahNya di bukit Golgota??
B.
ISI
1.
Mengapa
Allah murka kepada manusia?
· Karena manusia selalu berbuat
fasik dan lalim (ay. 18). Allah murka dan mendatangkan air bah pada zaman Nuh
karena kejahatan yang begitu besar dilakukan oleh manusia (Kej. 6:5-7).
· Karena manusia menindas kebenaran
dengan kelaliman (ay. 18). Siapakah kebenaran? (Yoh. 14:6). Hanya Yesuslah
kebenaran, tetapi banyak orang yang menggantikan Yesus dengan yang lain,
misalnya:
Ø Hati dan pikirannya yang gelap
(ay. 21).
Ø Ilah-ilah lain (ay. 23, 25).
Ø Kesenangan diri/hawa
nafsu/Hedonisme (ay. 26)
· Karena kemunafikan manusia (ay.
21-22). Manusia “mengenal Allah” dan seolah-olah berhikmat tetapi sesungguhnya
tidak pernah sungguh-sungguh menyembah Allah. Mereka tahu hukum Allah tetapi
selalu melanggarnya (ay. 32).
2.
Akibat murka
Allah.
· Allah membiarkan manusia dengan
pilihan hatinya. Tiga kali dikatakan: Allah menyerahkan mereka …. (ay. 24, 26
dan 28). Artinya Allah sedang berkata: Terserah kaulah manusia!
· Manusia akan di hukum (ay. 32, 2
: 5). Hukuman itu ada yang bersifat sementara dan kekal.
Ø Hukum bersifat sementara
diakibatkan oleh dosa yang tidak mendatangkan maut (1 Yoh. 5:16). Artinya,
bahwa orang percayapun masih mungkin berbuat dosa, dan jika benar ia percaya
maka Roh Kudus akan menuntunya untuk memohon ampun. Tetapi dosa yang ia perbuat
tetap menerima konskuensi/disiplin dari Allah. Mis: Daud.
Ø Hukum bersifat kekal diakibatkan
oleh dosa yang mendatangkan maut (1 Yoh. 5:16). Ketika manusia tidak mengakui
Allah, tidak menerima Allah (menolak Allah), menghujat roh Allah maka pastilah
ia bukan anak Allah dan jika ia bukan Anak maka ia tak berhak menerima warisan
kerajaan Allah.
3.
Jalan keluar
dari murka Allah.
Tidak ada pilihan lain jika ingin terhindar dari murka Allah
selain berbalik dan bertobat (2:4). Bertobat dalam 2 hal yaitu:
· Bertobat menerima Yesus sebagai
Tuhan dan juru selamat (Yoh. 1:12). Dosa mula-mula adalah ketika Adam dan Hawa
ingin menjadi sama dengan Allah, artinya mereka ingin menyamai Allah dan
tak perlu menerima dan mengakui Allah.
· Bertobat dari kejahatan yang kita
lakukan dalam menjalani kehidupan kita hari-lepas hari (1 Yoh. 1:9).
C.
PENUTUP
Bahwa Allah kita penuh kasih
adalah benar, tapi jangan uji bahwa Ia sabar. Ia sabar karena ingin melihat
kita semua selamat. Ingat, bahwa dibalik kasihNya Dia juga punya murka yang
besar yang akan ditimpakan kepada orang
yang terkesan melanggar bahkan yang tidak pernah mau mendengar dan mengakui
kuasaNya yang besar. Amin.