Thema : Keluarga Yang Berdoa
Nats : 2 Taw. 7:14
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A. PENDAHULUAN
“Keluargaku Istanaku”, demikianlah sebuah kalimat sering diungkapkan. Ungkapan ini mengandung arti bahwa seindah-indahnya istana Raja Salomo akan lebih indah sebuah gubuk saat kita tinggal dengan damai dengan keluarga yang kita kasihi. Pertanyaannya, apakah hal yang membuat sebuah gubuk terasa bak istana? Sebab tidak jarang kita melihat dari sebuah rumah mewah yang dilengkapi dengan segala fasilitas terdengar sebuah teriakan ketidakbahagiaan. Sebaliknya dari sebuah kontrakan sederhana kita mendengar sapaan lembut seorang suami kepada isteri, pelukan hangat seorang ibu kepada anak-anak, aroma sambal terasi di pagi hari dan semuanya itu diawali oleh pujian dan doa dihadapan Sang Ilahi. Menjadikan keluarga sebagai mezbah doa akan menjadikan gubuk serasa istana, terlebih sebuah istana akan serasa surga. Yosua berkata: “Aku dan seisi rumahku hanya akan beribadah kepada TUHAN”. Mari jadikan keluarga kita sebagai istana melalui lantunan-lantunan doa.
B. ISI
1. Arti keluarga yang berdoa
a. Keluarga yang hatinya terpaut kepada Tuhan (ay.11). Bahwa dalam memulai segala pekerjaan (membangun rumah TUHAN dan istana) Salomo selalu meminta hikmat dari Tuhan.
b. Keluarga yang senantiasa mencari wajah Tuhan (ay. 14). Bahwa Daud sebagai pendahulu Salomo telah mewariskan teladan iman kepadanya sebagai anak (ay. 17).
2. Sikap sebagai keluarga yang berdoa.
a. Orang tua kepada anak.
· Memberi teladan (ay. 17). Daud memang mewariskan kerajaan kepada Salomo, tetapi lebih dari itu bahwa ia mewariskan iman sebagai harta yang takkan berkesudahan.
· Mengajar anak berulang-ulang (Ul. 6:7). Bahwa tidak ada kata bosan untuk terus mengingatkan baik saat dianggap sebagai teman maupun lawan, sebab demikianlah firman Tuhan. Bahkan bila perlu hadirkan rotan agar ia tidak menuju dunia kematian tetapi memiliki masa depan penuh harapan (Amsal 23:13-14).
b. Anak kepada orang tua.
· Mematuhi orang tua (ay. 17-18). Sebagai anak, Salomo diingatkan Tuhan untuk mengikuti cara hidup Daud. Bagaimana Daud hidup? Berapa kali ia berdoa sehari? Tujuh kali sehari Daud berseru di hadapan Tuhan (Maz. 119:164). Untuk megingatkan dirinya sendiri Salomo menuliskannya dalam Amsal 1:8.
· Menghormati orang tua (Im. 19:3). Bahwa setiap anak harus memiliki rasa segan (hormat) kepada orang tua sebagai alat yang sudah Tuhan pakai untuk menghadirkannya ke tengah dunia ini.
c. Sesama anggota keluarga. Saling merendahkan diri (ay. 14). Paulus menasihatkan agar sesama saudara hendaklah saling mengasihi dan mendahului dalam memberi hormat (Rm. 12:10).
3. Hasil dari keluarga yang berdoa.
Ketika Daud berdoa tujuh kali sehari maka Tuhan melakukan bagiannya. Ketika Salomo meneladani Daud ayahnya maka Tuhan tak melupakannya. Ketika kita senantiasa berdoa bersama keluarga kita maka Tuhan juga akan berkarya dalam keluarga kita.
a. Tuhan akan mendengar doa kita (ay. 12 dan 14).
b. Tuhan akan hadir dalam keluarga kita selamanya (ay. 16).
c. Anak-anak (keturunan) akan diberkati Tuhan (ay. 18, Maz. 37:25).
C. KESIMPULAN
Mari jadikan keluarga kita sebagai mezbah doa. Tapi ingat, bahwa doa bukan sekedar rangkaian kata indah tanpa salah, doa bukan sekedar kata-kata puitis agar ibadah jadi indah. Tetapi doa adalah bukti berserah bahwa tanpa Tuhan kita lemah, tanpa Dia kita akan kalah. Doa adalah berseru tanpa lelah kepada Allah dalam segala masalah walaupun kita sedang kelam di dalam lembah, tetapi percayalah bahwa bersamanya keluarga kita akan memiliki masa depan yang cerah. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment