Thursday, January 21, 2021

Baper, Bolehkah?

 

Thema                 : Baper, Bolehkah?

Nats                       : Roma 12:15

Oleh                      : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

A.        PENDAHULUAN

Sebuah ungkapan yang mungkin belum terlalu populer berbunyi : “Banyak orang merasa bisa tetapi sedikit sekali yang bisa merasa”. Sejajar dengan itu bisa ditambahkan bahwa “banyak orang yang merasa pintar tapi sangat sedikit yang pintar merasa”. Seberapa lebar pun luka orang lain dan sekecil apapun luka kita maka luka kitalah yang paling sakit. Hal seperti ini adalah sesuatu yang manusiawi, sebab takkan pernah kita bisa merasakan secara langsung apa yang sedang diderita oleh orang lain. Tetapi sebagai orang yang sudah menghadirkan Yesus di dalam hidup kita maka idealnya kita akan menjadi pribadi yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Bahwa saat orang lain berbahagia maka seharusnya kita juga ikut bahagia terlebih saat orang lain sedang berduka maka kita juga harus memiliki rasa empati. Dalam rasa bahagia dan duka cita aspek yang paling menonjol adalah perasaan. Generasi milenial membuat sebuah istilah “baper”. Timbullah sebuah pertanyaan bolehkah orang percaya baper? Mari kita belajar dari Alkitab sebagai penuntun hidup kita sebagai orang percaya.

B.        ISI

1.       Arti Baper

a.       Baper merupakan akronim (singkatan) dari dua kata yaitu “Ba = Bawa” dan “per=perasaan”. Bawa perasaan artinya suatu situasi yang menggambarkan dimana seseorang terbawa (terhanyut) dalam perasaannya. Secara umum dikalangan muda ini berkaitan dengan asmara. Namun dalam perkembangan berikutnya kata baper sering digunakan dalam konteks umum, baik dalam keluarga, pekerjaan dan komunitas lain.

b.       Perasaan merupakan satu dari 3 aspek kecerdasan yaitu IQ, EQ dan SQ. IQ bebicara itelektual, EQ berbicara emosional dan SQ berbicara spiritual. Perasaan merupakan bagian dari kecerdasan emosional (EQ). Bahwa orang yang mampu mengontrol perasaannya adalah pribadi yang cerdas dalam aspek EQ. Misalnya: Saat presiden Jokowi mengangkat Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan sebagaimana Lincoln memilih Stanton menjadi menterinya.

2.       Bolehkah orang percaya Baper??

Secara umum dalam diri manusia hal yang paling dominan berperan adalah perasaan khususnya kita sebagai orang timur. Sehinga sering kita mendengar ungkapan: Tersinggung aku ah !, Kecewa kali aku, Caranya itu yang aku gak suka, dll. Ini merupakan situasi dimana perasaan seseorang terganggu (terlalu baper). Sebaliknya seorang  meneteskan air mata sambil  berkata: Saya terharu, saya bangga, dll. Apakah ini tergolong baper?? Ya, bahwa air mata yang keluar (bukan air mata buaya) menunjukkan seseorang sedang terbawa perasaan.

a.       Baper dalam arti positif adalah sesuatu yang baik. Misalnya:

·      Menangis. Yesus terharu dan menangis ketika melihat Maria yang sangat sedih dengan kematian saudara lelakinya Lazarus (Yoh. 11:33). Petrus menangis dengan sedihnya setelah menyangkal Yesus (Mat. 26:75).

·      Peduli. Seorang Samaria yang tergerak hatinya untuk menolong seorang yang dirampok dan dipukuli (Luk. 11:33).

·      Takjub. Yairus kagum melihat perbuatan Yesus yang membangkitkan anaknya yang sudah mati (Luk. 8:56). Dukacita berubah menjadi sukacita.

·      Gembira. Salomo berkata bahwa hati yang gembira adalah obat (Ams. 17:22), hati yang gembira membuat muka berseri (Ams. 15:13).

b.       Baper dalam arti negatif adalah sesuatu yang tidak baik. Misalnya:

·      Marah. Musa marah kepada bangsa Israel dan melemparkan 2 loh batu yang ditangannya (Kel. 32:19). Musa kembali marah kepada orang Israel dan memukul gunung batu dua kali untuk mendapatkan air (Bil. 20:10-11).

·      Mentertawai. Sara tertawa mendengar janji Allah akan memberikan keturunan diusianya yang sudah tua (Kej. 18:12-13). Tentu tertawa dalam hal ini bukan karena senang tetapi lebih kepada menyepelekan.

·      Menyesal. Yudas Iskariot menyesal telah menyerahkan Yesus dan akhirnya menggantung dirinya (Mat. 27:3-5).

·      Kecewa. Orang-orang Nazaret kecewa melihat Yesus hanyalah anak seorang tukang kayu dan tidak lebih dari mereka (Mat. 13:57).

C.         PENUTUP

Baper bisa bernilai salah  tetapi bisa juga benar. Boleh baper asalkan itu membuat kita berakar dalam Tuhan. Jauhkan  sikap baper jika membuat kita keluar dari jalur yang benar. Tak ada yang salah dengan perasaan tetapi perasaan sering membuat kita salah bertingkah. Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman sehingga sikap baper membuat kita semakin nyaman. Selamat baper dengan cara yang benar. Tuhan Yesus memberkati.Amin.  

No comments:

Post a Comment