Thema : PI Pribadi “Yesus dengan Penjala Ikan”.
Nats : Lukas 5:11
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring,M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Salomo berpesan bahwa: Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya
seperti buah apel emas di pinggan perak (Amsal 25:11). Artinya bahwa sesuatu
yang disampaikan dengan bajik dan bijak akan memberikan hasil yang baik juga. Dalam
hal memberitakan Injil kita perlu memperhatikan trik atau metode, sehingga
pemberitaan kita itu menjadi berkat bagi orang yang mendengarnya. Apakah pada
akhirnya pemberitaan kita itu membuat orang lain datang atau tidak kepada Tuhan,
itu bukanlah lagi menjadi tanggung jawab kita. Tanggung jawab kita adalah
memberitakannya dengan cara yang baik. Jika akhirnya orang datang kepada Tuhan
oleh pemberitaan kita, maka itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sehingga tidak ada ruang
bagi kita untuk menyombongkan diri ataupun merasa gagal dalam pemberitaan Injil.
Mari kita belajar dari Yesus tentang
cara menginjil yang baik.
B.
ISI
Cara atau
trik yang dilakukan Yesus yang harus kita teladani dalam memberitakan Injil.
1.
Memulai pemberitaan
saat seseorang sudah menyelesaikan pekerjaannya. “Nelayan-nelayannya telah
turun dan membasuh jalanya” (ay. 2). Artinya bahwa sebagai pemberita Injil kita
harus belajar melihat situasi. Jika orang yang ingin kita injili sedang sibuk
melakukan pekerjaannya maka tunggulah waktu dimana ia sedang santai sehingga
komunikasi dapat berjalan dengan baik.
2.
Ikut menjadi
nelayan. “….dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan” (ay. 4). Artinya bahwa
untuk memulai pemberitaan Injil maka harus dimulai dengan apa yang dimengerti
orang yang kita injili. Simon, dkk. adalah nelayan maka Yesus memulai
pemberitaan Injil dengan ikut menjadi nelayan sehingga semua berjalan secara alami.
Paulus berkata: “Bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, bagi orang yang
hidup dibawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup dibawah hukum taurat……
supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka” (1
Kor. 9:20-22).
3.
Menuntun orang
untuk mengaku sebagai orang berdosa (ay. 8). Melalui peristiwa tangkapan ikan
yang begitu banyak sadarlah Simon, dkk. bahwa yang dihadapan mereka itu adalah
Tuhan. Artinya bahwa melalui komunikasi yang kita lakukan maka orang yang
mendengar akan sadar bahwa ia orang berdosa yang membutuhkan pengampunan dari
Tuhan.
4.
Mengajak orang
untuk datang kepada Tuhan. “Mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (ay.
10). Bahwa orang yang sudah mengakui dosanya maka selanjutnya di tuntun
(dimuridkan) untuk melakukan hal-hal yang rohani: berdoa teratur, memuji Tuhan
dan beribadah bahkan selanjutnya memberitakan injil bagi orang lain.
5.
Menuntun
orang untuk sungguh-sungguh mengikut Tuhan. “…mereka pun meninggalkan segala
sesuatu, lalu mengikut Yesus”. (ay. 11). Orang yang sudah dimuridkan
selanjutnya dituntun untuk mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh. Meninggalkan
segala sesuatu bukan berarti bahwa tidak bekerja lagi, tetapi jangan ada
sesuatu yang mengikat sehingga tidak datang kepada Tuhan pada waktunya.
C.
PENUTUP
Menyampaikan sesuatu yang benar hendaklah dengan cara yang tepat
sehingga kebenaran yang disampaikan dapat
menjadi berkat. Akan selalu ada celah bagi kita untuk menyampaikan injil kepada
orang lain. Mulailah dengan hal-hal sederhana sampai akhirnya orang lain bisa
kita menangkan dan membawanya kepada Tuhan melalui gereja dimana kita berada saat
ini. Tuhan Yesus memberkati.