Thursday, March 31, 2022

PI Pribadi “Yesus dengan Penjala Ikan”.

 

Thema            : PI Pribadi “Yesus dengan Penjala Ikan”.

Nats                : Lukas 5:11

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring,M. Th.

 

 

A.      PENDAHULUAN

Salomo berpesan bahwa: Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya seperti buah apel emas di pinggan perak (Amsal 25:11). Artinya bahwa sesuatu yang disampaikan dengan bajik dan bijak akan memberikan hasil yang baik juga. Dalam hal memberitakan Injil kita perlu memperhatikan trik atau metode, sehingga pemberitaan kita itu menjadi berkat bagi orang yang mendengarnya. Apakah pada akhirnya pemberitaan kita itu membuat orang lain datang atau tidak kepada Tuhan, itu bukanlah lagi menjadi tanggung jawab kita. Tanggung jawab kita adalah memberitakannya dengan cara yang baik. Jika akhirnya orang datang kepada Tuhan oleh pemberitaan kita, maka itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Sehingga tidak ada ruang bagi kita untuk menyombongkan diri ataupun merasa gagal dalam pemberitaan Injil. Mari kita belajar dari Yesus  tentang cara menginjil yang baik.

 

B.      ISI

Cara atau trik yang dilakukan Yesus yang harus kita teladani dalam memberitakan Injil.

1.      Memulai pemberitaan saat seseorang sudah menyelesaikan pekerjaannya. “Nelayan-nelayannya telah turun dan membasuh jalanya” (ay. 2). Artinya bahwa sebagai pemberita Injil kita harus belajar melihat situasi. Jika orang yang ingin kita injili sedang sibuk melakukan pekerjaannya maka tunggulah waktu dimana ia sedang santai sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik.

2.      Ikut menjadi nelayan. “….dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan” (ay. 4). Artinya bahwa untuk memulai pemberitaan Injil maka harus dimulai dengan apa yang dimengerti orang yang kita injili. Simon, dkk. adalah nelayan maka Yesus memulai pemberitaan Injil dengan ikut menjadi nelayan sehingga semua berjalan secara alami. Paulus berkata: “Bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, bagi orang yang hidup dibawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup dibawah hukum taurat…… supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka” (1 Kor. 9:20-22).

3.      Menuntun orang untuk mengaku sebagai orang berdosa (ay. 8). Melalui peristiwa tangkapan ikan yang begitu banyak sadarlah Simon, dkk. bahwa yang dihadapan mereka itu adalah Tuhan. Artinya bahwa melalui komunikasi yang kita lakukan maka orang yang mendengar akan sadar bahwa ia orang berdosa yang membutuhkan pengampunan dari Tuhan.

4.      Mengajak orang untuk datang kepada Tuhan. “Mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (ay. 10). Bahwa orang yang sudah mengakui dosanya maka selanjutnya di tuntun (dimuridkan) untuk melakukan hal-hal yang rohani: berdoa teratur, memuji Tuhan dan beribadah bahkan selanjutnya memberitakan injil bagi orang lain.

5.      Menuntun orang untuk sungguh-sungguh mengikut Tuhan. “…mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus”. (ay. 11). Orang yang sudah dimuridkan selanjutnya dituntun untuk mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh. Meninggalkan segala sesuatu bukan berarti bahwa tidak bekerja lagi, tetapi jangan ada sesuatu yang mengikat sehingga tidak datang kepada Tuhan pada waktunya.

 

C.      PENUTUP

Menyampaikan sesuatu yang benar hendaklah dengan cara yang tepat sehingga kebenaran yang disampaikan  dapat menjadi berkat. Akan selalu ada celah bagi kita untuk menyampaikan injil kepada orang lain. Mulailah dengan hal-hal sederhana sampai akhirnya orang lain bisa kita menangkan dan membawanya kepada Tuhan melalui gereja dimana kita berada saat ini. Tuhan Yesus memberkati.

 

No comments:

Post a Comment