Thema : Rahasia Hidup Bahagia
Nats : Yeremia 9:23-26
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Semua orang yang hidup pasti
ingin bahagia. Orang menempuh pendidikan tinggi karena ingin bahagia. Orang
bekerja keras karena ingin bahagia. Orang mengumpukan harta karena ingin
bahagia. Apakah pendidikan, kerja keras, memiliki harta membuat manusia
sungguh-sungguh bahagia? Amos berkata “Rasa tenteram yang palsu” (Amos 6).
Bahwa pendidikan, kerja keras, harta, dll., adalah pendukung kebahagiaan,
tetapi bukan sumber kebahagiaan. Ingin memiliki kebahagian yang sejati? Mari
belajar rahasianya.
B.
ISI
1.
Standar bahagia
menurut dunia.
a.
Karena memiliki
kebijaksanaan atau kepintaran (ay. 23)
Melalui kebijaksanaan dan kepintaran maka seseorang bisa memiliki segalanya.
Maka semua orang berusaha untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Seorang orang
tua akan berjuang keras agar anaknya bisa memiliki pendidikan yang tinggi
tetapi mengabaikan perkara rohani.
b.
Karena memiliki
kekuatan (ay. 23)
Banyak orang merasa bahwa kekuatannyalah yang akan mengantarkan
dia pada suatu masa depan sehingga perkara rohani sering diabaikan. Mengandalkan
relasi saat ingin mendapat pekerjaan, mengandalkan uang saat menginginkan
sesuatu adalah cara dunia kebahagiaan.
c.
Karena memiliki
kekayaan (ay. 23)
“Hepeng mangatur nagaraon”. Pepatah ini adalah sebuah ungkapan
bahwa jika ingin bahagia milikilah kekayaan sebanyak-banyaknya. Dengan kekayaan
maka semua bisa dibeli.
2.
Apakah
kebijaksanaan (kepintaran), kekuatan dan kekayaan memberi kebahagian?
a.
Jika kebijaksanaan
(kepintaran) sebagai sumber kebahagiaan maka orang Majus takkan datang ke
Betlehem mencari Tuhan. Mereka ahli (Profesor) perbintangan tapi merasa ada
yang kurang dalam hidupnya. Mereka butuh Tuhan sebagai sumber kebahagiaan.
b.
Jika
kekuatan bisa memberi kebahagiaan maka Saulus tidak akan pernah menjadi Paulus.
Saulus memiliki segalanya tetapi ia berkata semua kuanggap sampah karena
pengenalan akan Kristus (Fil. 3:8).
c.
Jika kekayaan
memberi kebahagiaan maka Zakheus takkan pernah memanjat pohon ara untuk melihat
Yesus (Luk. 19:5). Memiliki harta kekayaan dari pekerjaannya sebagai kepala
pemungut cukai tak membuat ia bahagia (Luk. 19:5). Zakheus ingin agar Yesus
hadir di rumahnya bahkan dalam hidupnya.
3.
Apakah rahasia
hidup bahagia?
a.
Saat kita memahami
Allah.
Yusuf tak pernah kecewa saat saudara-saudaranya membencinya. Dia
tak marah saat dijual oleh saudaranya kepada saudagar yang akan menuju Mesir.
Ia tak kecewa saat difitnah isteri Potifar sehingga masuk penjara. Sebab ia memahami
bahwa semua itu proses yang sedang dikerjakan Allah untuk mengantarkan dia
kepada satu masa depan yang baik. Bahwa kejahatan yang dirancang manusia bisa Tuhan
ubahkan menjadi kebaikan bagi dia (Kej. 50:20). Sehingga terbuktilah yang
dikatakan Paulus dalam Rm. 8:28.
b.
Saat kita
mengenal Allah.
Paulus tetap bersukacita walau harus masuk penjara (Fil. 1:13). Ia
tetap kuat walau ada penyakit yang tak kunjung sembuh (2 Kor. 12:17). Ia tetap
semangat walau hidup dalam kekurangan/kelaparan (Fil. 4:12). Karena ia selalu
belajar mengenal Allah (Fi. 3:10). Dan orang yang sungguh mengenal Allah takkan dihukum oleh Allah tetapi beroleh hidup yang kekal (Ay. 25)
C.
PENUTUP
Bahagia adalah tujuan hidup
setiap manusia, tapi banyak yang salah jalan sehingga tak sampai tujuan. Banyak
faktor yang mempengaruhi kebahagian tapi hanya satu sumber kebahagiaan. Tuhan
ingin kita hidup dalam kelimpahan baik jasmani terlebih rohani. Jangan takut
pada kesulitan dan penderitaan yang Tuhan izinkan sebab itu adalah ujian iman.
Tetapi takut dan hindarilah rasa bahagia tanpa Tuhan sebab itu penderitaan yang
sesungguhnya. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.