Thema : Kerohanian Kaum Injili
Nats : Filipi 1:27
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Murid-murid Yesus disebut sebagai
Kristen pertama kalinya di Antiokhia (Kis. 11:26). Setelah itu ke-Kristen-an
terus berkembang dan menjadi agama terbesar di dunia sampai hari ini. Dari
banyaknya penganut Kristen hari ini, terdapat berbagai aliran dan denominasi.
Dalam setiap aliran tersebut memiliki pandangan-pandangan yang berbeda, baik
dalam perkara praktis maupun teologis. Pandangan secara teologis tentu
mempengaruhi kepada hal-hal praktis ditengah-tengah jemaat yang dilayani. Jika
perbedaan tersebut bukanlah hal prinsipil, maka tentu ada toleransi satu dengan
yang lain. Tetapi saat perbedaan tersebut berkaitan dengan hal prinsipil, maka
itu tidak boleh dianggap sebagai hal yang boleh dikompromikan. Aliran Injili
merupakan satu dari sekian banyak aliran dalam ke-Kristen-an. Mari kita belajar
tentang kerohanian kaum injili.
B.
ISI
1.
Siapakah
kaum Injili?
a.
Kaum Injili
adalah mereka yang hidup berpadanan dengan Injil Kristus (Fil. 1:27). Artinya
bahwa orang yang hidupnya sesuai dengan Injil maka dialah sesungguhnya kaum
Injili. Walaupun mungkin ia tidak berada dalam organisasi gereja Injili.
Demikian juga sebaliknya.
b.
Kaum Injili
adalah mereka yang hidup berpadanan dengan panggilan Tuhan dalam hidupnya (Ef.
4:1). Artinya saat seseorang telah dipanggil keluar dari gelap kepada terang
Kristus dan menghidupi panggilan itu dengan senantiasa hidup benar dalam segala
situasi, maka dialah kaum injili yang sejati.
2.
Jenis kaum
Injili
Kaum injili atau sering disebut
evangelical, oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dibagi menjadi 5 yaitu:
a.
Tradisional
Evangelical: Kelompok ini dibesarkan digereja-gereja beraliran injili, mereka
hanya tahu injil itu baik tetapi tidak tahu injil itu apa. Artinya secara label
mereka mengaku sebagai kaum injili tetapi praktek hidupnya tidak injili tetapi
hanya mengikuti tradisi-tradisi.
b.
Ideological
Evangelical: Kelompok ini begitu memahami tentang teori dan ide-ide tentang
Injili. Mereka setuju tentang doktrin-doktrin Injil tetapi secara praktek hidup
mereka tidak menampilkan gaya hidup sesuai dengan yang ia pahami tersebut.
Yesus berkata: hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan
memakai jubah panjang …. (Mrk. 12:38).
c.
Empiric
Evangelical: Orang pada tipe ini
mengalami kuasa injil melalui suatu peristiwa. Martin Luther mengalaminya, saat
ia berjalan dengan temannya ditengah hujan dan tiba-tiba halilintar menyambar
temannya dan tewas seketika. Luther akhirnya sadar betapa kecilnya ia dihadapan
Tuhan, ia rebah ditanah meminta pengampunan dosa dan bertobat dihadapan Tuhan.
Ia sadar bahwa ia hidup hanya karena iman (Rm. 1:17), bukan dengan sikap asketisisme (membelenggu
diri dari kehidupan dunia, menyiksa diri untuk mendapat perkenanan Tuhan) yang selama ini ia lakukan.
d.
Pragmatical
Evangelical: Orang Injili pragmatis adalah mereka yang sudah bertobat dan
semangat dalam pemberitaan Injil. Seperti yang dikatakan Paulus : “Celakalah
aku jika tidak memberitakan Injil “(1 Kor. 9:16). Tetapi pada tipe ini perlu
diperhatikan antara pemahaman Injil dengan pemberitaan Injil. Sebab jika ini
tidak seimbang maka akan bermasalah. Bisa jadi penginjilannya berhasil tapi
kerohaniannya kurang bertumbuh. Seorang yang berkobar-kobar memberitakan injil
akan sering diundang kemana-mana dan bisa menjadi sombong dan congkak. Padahal
kotbahnya hanya itu-itu saja tanpa penggalian Injil yang dalam. Sebaliknya jika
peginjilannya gagal, maka pengertiannya akan injil akan semakin runtuh karena
merasa tidak dipimpin Tuhan.
e. Integrated
Evangelical: Orang yang
mengintegrasikan (menyatukan) teologi, visi, pengalaman dan kepekaan pimpinan
Tuhan di dalam aktivitas penginjilan. Inilah kaum Injili yang sejati,
yaitu mereka yang betul-betul mengerti rencana Allah di dalam kekekalan
berdasarkan teologi yang benar. Dan tolak ukur dalam hidupnya adalah: Back to
Bible. Jika penginjilan berhasil untuk kemuliaan Tuhan, jika belum berhasil
berarti ada rencana Tuhan yang lain dan semua mendatangkan kebaikan.
3.
Kerohanian
Kaum Injili Sejati
a.
Mengakui
bahwa Yesuslah Tuhan dan satu-satunya Juruselamat dunia (Kis. 4:12). Sehingga
kaum injili tidak sepaham dengan Teologi Pluralisme yang mensejajarkan Yesus
dengan pemimpin-pemimpin agama lain. Juga tidak sepaham dengan Katolik yang
menempatkan Maria sejajar bahkan lebih tinggi dari Yesus.
b.
Mengakui
Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam hal doktrin/ajaran, spiritual dan
etika (2 Tim. 3:16). Artinya menurut kaum Injili ajaran Alkitab sesuai untuk
segala zaman dan tidak tunduk pada zaman. Jika
PGI menerbitkan pastoral bagi LGBT, maka kaum injili menolak hal
tersebut. Sebab Tuhan tidak setuju dengan praktek LGBT sehingga menghancurkan
kota Sodom dan Gomora.
c.
Menjadikan
pertobatan (kelahiran kembali) sebagai pengalaman hidup yang mengubahkan. Tanpa
mengalami kelahiran kembali maka pengetahuan tentang agama, kegiatan-kegiatan
keagamaan akan menjadi sia-sia seperti yang dialami oleh Nikodemus (Yoh. 3:1
dan 3).
d.
Menjadikan
penginjilan sebagai gaya hidup. Bahwa kaum injili menjadikan pemberitaan Injil
sebagai utang yang harus dibayar (Rm. 1:14-15). Kristus telah membayar lunas
hutang dosa kita maka seumur hidup kita harus mencicilnya lewat pemberitaan
injil.
C.
KESIMPULAN
Mari kenali diri kita, apakah
kita sudah menjadi kaum injili sejati atau hanya sekedar menjadi jemaat dari
gereja yang beraliran injili. Sebab banyak orang yang tidak tahu tentang
dirinya sehingga ia menjadi pribadi yang tidak tahu diri. Jika kita kaum injili
maka perlihatkanlah itu melalui hidup kita hari lepas hari. Tuhan Yesus
memberkati.
No comments:
Post a Comment