Thema : Prinsip Pernikahan Kristen
Syalom,
Bapak/ibu/saudara yang terkasih di dalam
nama Tuhan Yesus, kita bersyukur hari ini kita bisa bersama-sama hadir di Rumah
Tuhan ini untuk berbahagia bersama, terkhusus kepada kedua mempelai yang akan
memulai suatu bahtera rumah tangga. Kita tahu bersama bahwa pernikahan
merupakan suatu hal yang sangat sakral dalam kehidupan kekristenan, sebab Tuhan
sendirilah yang membentuk suatu rumah tangga, sebab Ia tahu tidak baik kalau manusia
hidup seorang diri saja, sehingga Tuhan berkata : Aku akan menjadikan penolong
yang sepadan dengan dia (Kej. 2 : 18). Ingat bapak/ibu/ saudara sekalian
terkhusus kedua mempelai, isteri itu penolong bukan pembantu, isteri itu
penolong bukan penodong atau perongrong. Sebab banyak kita lihat dalam suatu
rumah tangga seorang suami menjadi tuan dan isteri menjadi pembantunya dan
sebaliknya seorang isteri yang seharusnya menolong tapi kenyataannya menodong
atau merongrong suaminya. Ketika seorang laki-laki dan perempuan memilih untuk
membentuk suatu rumah tangga yang baru maka ia harus memahami beberapa prinsip
dalam pernikahan Kristen. Adapun prinsip tersebut adalah:
1.
Keduanya adalah pasangan yang sepadan.
Apakah
makna sepadan dalam hal ini? Tentu yang sepadan dalam hal ini tidak mengacu
kepada kecocokan secara jasmani (fisik, pendidikan, status sosial, dll) namun
lebih mengarah kepada perkara rohani. Sepadan secara rohani berarti bahwa
seorang laki-laki dan seorang perempuan yang akan membentuk suatu rumah tangga
haruslah kedua-duanya orang percaya, sebab jika salah satu orang percaya dan
yang lain tidak, maka itu bukanlah pasangan yang sepadan seperti dikatakan
dalam 2 Kor. 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Suatu perbandingan yang sangat
kontras di pakai oleh Tuhan yaitu terang
dan gelap yang tidak akan pernah dapat
bersatu sampai kapan pun. Dan jelas Tuhan sendiri sangat tidak terima ketika
anak-anakNya memilih orang-orang yang tidak percaya menjadi pasangan hidupnya,
hal ini ditunjukkan dengan suatu rasa penyesalan Tuhan dan pilu hatiNya ketika
melihat anak-anakNya mengambil isteri dari orang yang tidak percaya (Kej.6:1-2,
6). Jadi, jelas bahwa pasangan yang akan menikah haruslah pasangan yang sepadan
secara rohani.
2.
Pernikahan bersifat monogami
Tuhan
tidak pernah membuat aturan pernikahan lebih dari satu isteri atau suami
(poligami), namun dari semula Tuhan menetapkan pernikahan yang monogami. Ketika
Tuhan menjadikan Hawa maka yang diambil satu
rusuk Adam bukan dua atau lebih, dan
dari rusuk yang satu itu dibentukNya seorang
perempuan bukan dua orang atau lebih (Kej.2:21-22). Ini berarti bahwa Tuhan
menetapkan monogami dalam pernikahan Kristen. Pada bagian yang lain dikatakan
bahwa Dan Firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Mat.19:5-6). Dari ayat ini jelas
bahwa dua menjadi satu, bukan tiga atau empat menjadi satu.
Banyak orang bertanya, kalu memang benar monogami mengapa banyak tokoh di
Alkitab memiliki isteri lebih dari satu? Benar memang banyak tokoh yang
demikian, tetapi jelas kita juga bisa melihat bahwa Tuhan tidak pernah membenarkan
tindakan mereka, bahkan yang kita lihat bahwa ketika mereka memilih untuk
berbuat yang salah dimata Tuhan maka akan datang masalah di dalam kehidupan
mereka.
Jadi,
jelas bapak/ibu/ saudara sekalian terkhusus kedua mempelai bahwa pernikahan
Kristen bersifat monogami, sehingga tidak ada alasan apapun yang membuat orang untuk
menambah jumlah isteri atau suaminya.
3.
Tidak dibenarkan bercerai dalam
pernikahan Kristen
Masalah
perceraian merupakan masalah yang cukup menarik perhatian dikalangan orang
Kristen, sebab ada sebagian gereja yang tetap mengizinkan untuk memberkati
orang-orang yang jelas statusnya bercerai dengan isterinya kemudian menikah
lagi. Tentu kita tidak berpedoman kepada ajaran gereja namun kembali kepada
firman Tuhan bahwa apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan
manusia (Mat. 19:6), bahwa seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya dan
seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya (1 Kor. 7:10-11). Bahkan dengan Jelas Tuhan mengatakan bahwa Ia
sangat membenci perceraian (Mal. 2:15).
Jadi,
jelas bapak/ibu/ saudara sekalian terkhusus kedua mempelai yang berbahagia,
bahwa dalam pernikahan Kristen tidak dibenarkan ada perceraian kecuali oleh
karena kematian.
4.
Suami-isteri sederajat dihadapan Tuhan
Banyak
pandangan bahwa lelaki (suami) memiliki derajat yang lebih tinggi di banding
dengan perempuan (isteri). Padahal dari sejak semula Allah menciptakan manusia
itu sederajat dihadapanNya. Lelaki dan perempuan diciptakan menurut gambar dan
rupa Allah (Kej. 1 : 26-27), ini berarti bahwa tidak ada perbedaan derajat
laki-laki dan perempuan di mata Allah. Bahkan pada bagian lain Firman Tuhan
mengatakan bahwa: Dalam
hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang
merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di
dalam Kristus Yesus (Gal. 3:28). Memang tidak dapat dipungkiri bahwa seorang
laki-laki ditetapkan Allah sebagai pemimpin(kepala) di dalam suatu rumah tangga
(Ef. 5:22-23) tetapi ini tidaklah menunjukkan kepada kedudukan laki-laki dan
wanita di hadapan Allah sebab itu lebih mengacu kepada hubungan Kristus dengan
jemaat, dimana kristus adalah adalah kepala atas jemaat.
5.
Suami-isteri
menjadi satu di dalam Tuhan
Banyak
sekali kita melihat keluarga Kristen mengalami permasalahan yang berujung pada
perceraian. Hal yang paling sering menjadi alasan mengapa memilih jalan ini
adalah karena satu sama lain sudah merasa tidak ada kecocokan. Ketika ditanya mengapa
tidak ada kecocokan, maka jawaban yang paling sering muncul adalah terlalu
banyak perbedaan. Apakah yang salah dengan perbedaan? Tidak ada yang salah
dengan perbedaan itu, sebab Tuhan menjadikan memang berbeda dan Tuhan tidak
pernah mengatakan keduanya akan menjadi sama tetati Tuhan berfirman: Sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia." (Mat.19:5-6). Jadi antara seorang laki-laki dan
perempuan bukan diminta menjadi sama
tetapi menjadi satu, sehingga jika
keduanya menyadari hal tersebut maka setiap perbedaan yang ada tidak akan
menjadi suatu masalah tetapi mejadi suatu keindahan dalam suatu rumah tangga.
Ilustrasi:
Sebuah keluarga yang telah dijalani
beberapa tahun mulai mengalami masalah-masalah sehingga sering terjadi
peselisihan-perselisihan. Masing-masing mencoba untuk lebih sabar, terlebih si
suami sebab ia sungguh menyadari bahwa perempuan adalah penolong dalam hidupnya
sehingga ia tidak akan sanggup hidup tanpa seorang penolong.namun si isteri
yang lebih banyak menggunakan perasaan sepertinya sulit untuk sabar. Setiap ada
hal yang membuat hatinya terganggu maka ia meluapkan isi hatinya dengan amarah
terutama kepada suaminya . Suatu hari isteri marah kepada suami, sehingga di
malam harinya mereka tidur saling membelakangi. Kemarahan terus berlanjut,
sehingga si suami mencoba mencari jalan keluar. Dia mengajak isterinya untuk
berdoa, walaupun dengan wajah yang muram isterinya tidak menolak ajakan
suaminya, di dalam doa yang dilantunkan oleh sang suami dinyatakan permohonan
ampun mereka kepada Tuhan atas segala sikap, perkataaan dan perbuatan mereka
yang tidak berkenan kepada Tuhan. Setelah selesai berdoa, si suami mengambil
dua lembar kertas dan dua buah pulpen dan berkata kepada isterinya, ma mala
mini biarkan papa tidur di sopa dan mama di kamar, bawalah kertasdan pulpen ini
ke kamar, tolong mama tuliskan semua hal yang mama anggap sebagai kesalahan dan
kekurangan papa selama kita bersama dan papa juga akan melakukan hal yang sama.
Dengan wajah yang masih muram si isteri mengambil kertas dan pulpen yang
diberikan suami dan berlalu meninggalkan suaminya. Sepanjang malam si isteri
menuliskan sebanyak-banyaknya hal yang tidak ia sukai tentang suaminya tanpa
peduli bahwa suaminya yang tidur diluar yang juga mungkin melakukan hal yang
sama. Keesokan harinya mereka bertemu di
meja makan, si isteri sedikit terkejut karena ketika ia bangun dan keluar
ternyata suaminya telah mempersiapkan srapan pagi mereka dan duduk manis
menunggu isterinya. Dengan lembut suami menyapa, selamat pagi isteriku
tersayang, si isteri tidak menjawba, hanya sedikit senyuman dibibirnya sambil menyerahkan
selembar kertas dan berkata, bacalah dan tuliskanlah yang lain yang mungki aku
lupa. Si suami meneriam kertas itu dan mulai membaca. Hal yang tidak kusukai
dari kamu adalah: 1, 2, 3, dst ia terus membaca dengan air mata yang mulai
membasahi pipinya sampai akhirnya habis 2 halaman yang penuh ditulis isterinya.
Setelah selesai membaca ia berkata, terimakasih ma karena engkau telah
mengingatkan papa tentang semua hal yang tidak mama sukai dari papa. Papa akan
berusaha lebih baik lagi menjadi seperti yang mama inginkan. Kemudian ia
memberikan kertas yang ia tulis kepada isterinya dan isterinya menerima. Isterinya
kemudian membolak-balik kertas yang ia terima dan tidak menemukan sepatah katapun
untuk ia baca, ia terdiam sejenak kemudian berkata, mana hal yang tidak kamu
sukai tentang aku,ayo mana? Si suami menjawab, ma setelah sekian lama kita
bersama aku tidak menemukan sesuatu yang tidak baik dari diri mama sebab diri
mama adalah diriku dan sebaliknya, sebab Tuhan menjadikan kita satu tidak
menjadikan kita sama sehingga setiap perbedaan diantara kita papa anggap
sebagai bunga-bunga yang yang membuat perjalanan kita semakin indah, sebab jika
ditaman hanya ada satu warna maka tidak akan terasa indah,tetapi jika ada
warna-warni maka semua akan terasa indah, dan mama adalah hadiah teridah yang
Tuhan berikan bagi papa, papa akan tetap mencintai mama dalam segala kekurangan
dan kelebihan sampai Tuhan yang akan memisahkan kita kelak, diakhir perkataanya
dia mendekati isterinya dan mengecup keningnya. Isterinya hanya diam terpaku
dan tanpa terbendung air matanya mengalir tanpa berkedip dan merangkul suaminya
sambil berkata maafkan mama pa yang hanya selalu melihat kekuranganmu tanpa
melihat bahwa papa adalah suami yang sangat baik. Mulai saat itu keluarga itu
menjadi keluarga yang semakin harmonis.
Jadi, di dalam pernikahan Kristen memilki
prinsip-prinsip yang jelas sesuai dengan firman Tuhan dan tidak dapat
ditawar-tawar, meskipun banyak kalangan termasuk kalangan gereja yang membuat
aturan-aturan sesuai dengan kebutuhan mereka bahkan dengan memanfaatkan Firman
Tuhan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Namun sebagai orang percaya kita
tidak berpegang kepada ajaran manusia meskipun dia seorang pemimpin besar. Kita
tetap berpegang teguh kepada firman Tuhan. Demikianlah bapak/ibu/saudara
sekalian terkhusus kepada pasangan yang berbahagia, semoga apa yang kita
dengarkan hari ini menjadi pedoman bagi kita untuk tetap menjalani rumah tangga
yang Tuhan percayakan untu kita jalani sampai akhir nanti. Tuhan Yesus
memberkati.
Donasi Untuk Pengembangan Pelayanan.
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
Nama : Bpk NELSON
saya sangat terberkati sekali , ini mnjdi bekal ktika saya akan berumah tangga
ReplyDeletesaya sih kadang merasa pernikahan saya , ancur krna istri bersma dngn org kwtiga
ReplyDelete