Thursday, June 29, 2017

Gembala Upahan Vs Gembala Sejati

Thema             : Gembala Upahan Vs Gembala Sejati
Nats                 : Yehezkiel 34
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S.Pd., M.Th©.

A.    PENDAHULUAN
Tidak jarang kita menemukan seorang hamba Tuhan yang tidak lagi menjadikan gereja (jemaat) sebagai ladangNya Tuhan untuk menuai jiwa-jiwa yang membutuhkan pengharapan, namun sebaliknya menjadikan gereja (jemaat) sebagai ladang untuk mencari kehidupannya sendiri agar bisa menikmati kemewahan dunia. Sehingga tema khotbah yang tidak pernah ketinggalan setiap tahun atau bahkan mungkin setiap bulannya adalah tentang persepuluhan. Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang hamba Tuhan juga membutuhkan materi untuk kehidupannya, dan untuk itu Tuhan juga berkata bahwa setiap orang yang bekerja layak mendapatkan upahnya (1 Tim. 5:18). Artinya bahwa seorang hamba Tuhan akan menerima upah dari Tuhan saat ia tidak memusingkan penghidupannya tetapi tetap bekerja agar berkenan di hadapan Tuhan (2 Tim. 2:4).  Yehezkiel yang namanya berarti "Allah menguatkan", berasal dari keluarga imam tinggal di Yerusalem sepanjang 25 tahun pertama hidupnya. Dia sedang dalam pendidikan untuk menjadi imam di Bait Suci ketika dibawa ke Babel/Babilonia pada tahun 597 SM. Sekitar lima tahun kemudian, pada umur 30 tahun Yehezkiel menerima panggilan sebagai nabi dan penugasan ilahinya, setelah itu ia melayani dengan setia selama sekurang-kurangnya 22 tahun. Salah satu tantangan yang dihadapi Yehezkiel dalam tugas kenabiannya adalah di suruh Tuhan untuk mengingatkan dan melawan sikap gembala-gembala di Israel yang telah menyimpang.
B.     ISI
1.      Pengertian Gembala Upahan dan Gembala sejati
·         Gembala Upahan : Gembala yang tidak bertanggung jawab dengan domba-dombanya (Yoh. 10:13)
·         Gembala Sejati : Gembala yang bertanggung jawab terhadap domba-dombanya (Yoh. 10:11)
2.      Karakter Gembala upahan
·         Mencari keutungan dari domba-dombanya/jemaat (ay. 3)
·         Tidak menggembalakan domba-dombanya (ay. 3)
o   Tidak menguatkan yang lemah (ay.4)
o   Tidak mengobati/membalut yang sakit/luka (ay.4)
o   Tidak menuntun yang tersesat (ay.4)
o   Tidak mencari yang hilang (ay.4)
·         Keras dan kejam (ay.4)
·         Menggembalakan dirinya sendiri (ay.8)
3.      Karakter Gembala Sejati
·         Memperhatikan domba-dombanya (ay.11)
·         Meyelamatkan domba-dombanya (ay.12)
·         Mengembalakan domba-dombanya (ay. 14-15)
o   Memberi makan (ay.14)
o   Mencari yang hilang (ay.16)
o   Membalut yang terluka (ay.16)
o   Mengobati/menguatkan yang sakit (ay.16)
o   Memberi perlindungan (ay.16)
4.      Akibat bagi Gembala yang tidak bertanggung jawab
·         Tuhan menjadi lawan kita (ay. 10)
·         Tuhan menuntut kita (ay.10, 3:18-20)
·         Tuhan memberhentikan kita menjadi gembala (ay. 10)
·         Tuhan mengangkat gembala lain menggantikan kita (ay. 23)
C.     KESIMPULAN

Jadi, sebagai hamba Tuhan (Gembala/penginjil/pelayan) marilah kita melakukannya bukan sebagai seorang yang sedang upahan dan mengharapkan upah dari manusia tetapi sebagai seorang hamba Tuhan yang sejati yang akan mendapatkan upah yang kekal yang datang dari Tuhan. Tuhan tidak hanya menjanjikan kehidupan kekal bagi hamba-hambanya yang setia tetapi juga akan memberkati kehidupan kita selama kita tinggal di tengah-tengah dunia ini (Mat. 19:29)
Donasi Untuk Pengembangan Pelayanan. 
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
Nama : Bpk NELSON

3 comments:

  1. amin, Terima kasih, Tuhan memberkati

    ReplyDelete
  2. Haleluya renungan yg sangat memberkati..trima kasih..hanya Yesus yg bisa balas....

    ReplyDelete