Thema : Gembala Upahan Vs Gembala Sejati
Nats : Yehezkiel 34
Oleh : Ev. Nelson Sembiring, S.Pd.,
M.Th©.
A.
PENDAHULUAN
Tidak jarang kita
menemukan seorang hamba Tuhan yang tidak lagi menjadikan gereja (jemaat)
sebagai ladangNya Tuhan untuk menuai jiwa-jiwa yang membutuhkan pengharapan,
namun sebaliknya menjadikan gereja (jemaat) sebagai ladang untuk mencari
kehidupannya sendiri agar bisa menikmati kemewahan dunia. Sehingga tema khotbah
yang tidak pernah ketinggalan setiap tahun atau bahkan mungkin setiap bulannya
adalah tentang persepuluhan. Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang hamba Tuhan
juga membutuhkan materi untuk kehidupannya, dan untuk itu Tuhan juga berkata
bahwa setiap orang yang bekerja layak mendapatkan upahnya (1 Tim. 5:18).
Artinya bahwa seorang hamba Tuhan akan menerima upah dari Tuhan saat ia tidak
memusingkan penghidupannya tetapi tetap bekerja agar berkenan di hadapan Tuhan
(2 Tim. 2:4). Yehezkiel yang namanya
berarti "Allah menguatkan", berasal dari keluarga imam tinggal di
Yerusalem sepanjang 25 tahun pertama hidupnya. Dia sedang dalam pendidikan
untuk menjadi imam di Bait Suci ketika dibawa ke Babel/Babilonia pada tahun 597
SM. Sekitar lima tahun kemudian, pada umur 30 tahun Yehezkiel menerima
panggilan sebagai nabi dan penugasan ilahinya, setelah itu ia melayani dengan
setia selama sekurang-kurangnya 22 tahun. Salah satu tantangan yang dihadapi
Yehezkiel dalam tugas kenabiannya adalah di suruh Tuhan untuk mengingatkan dan
melawan sikap gembala-gembala di Israel yang telah menyimpang.
B.
ISI
1.
Pengertian
Gembala Upahan dan Gembala sejati
·
Gembala
Upahan : Gembala yang tidak bertanggung jawab dengan domba-dombanya (Yoh.
10:13)
·
Gembala
Sejati : Gembala yang bertanggung jawab terhadap domba-dombanya (Yoh. 10:11)
2.
Karakter
Gembala upahan
·
Mencari
keutungan dari domba-dombanya/jemaat (ay. 3)
·
Tidak
menggembalakan domba-dombanya (ay. 3)
o
Tidak
menguatkan yang lemah (ay.4)
o
Tidak
mengobati/membalut yang sakit/luka (ay.4)
o
Tidak
menuntun yang tersesat (ay.4)
o
Tidak
mencari yang hilang (ay.4)
·
Keras
dan kejam (ay.4)
·
Menggembalakan
dirinya sendiri (ay.8)
3.
Karakter
Gembala Sejati
·
Memperhatikan
domba-dombanya (ay.11)
·
Meyelamatkan
domba-dombanya (ay.12)
·
Mengembalakan
domba-dombanya (ay. 14-15)
o
Memberi
makan (ay.14)
o
Mencari
yang hilang (ay.16)
o
Membalut
yang terluka (ay.16)
o
Mengobati/menguatkan
yang sakit (ay.16)
o
Memberi
perlindungan (ay.16)
4.
Akibat
bagi Gembala yang tidak bertanggung jawab
·
Tuhan
menjadi lawan kita (ay. 10)
·
Tuhan
menuntut kita (ay.10, 3:18-20)
·
Tuhan
memberhentikan kita menjadi gembala (ay. 10)
·
Tuhan
mengangkat gembala lain menggantikan kita (ay. 23)
C.
KESIMPULAN
Jadi,
sebagai hamba Tuhan (Gembala/penginjil/pelayan) marilah kita melakukannya bukan
sebagai seorang yang sedang upahan dan mengharapkan upah dari manusia tetapi
sebagai seorang hamba Tuhan yang sejati yang akan mendapatkan upah yang kekal
yang datang dari Tuhan. Tuhan tidak hanya menjanjikan kehidupan kekal bagi
hamba-hambanya yang setia tetapi juga akan memberkati kehidupan kita selama
kita tinggal di tengah-tengah dunia ini (Mat. 19:29)
Donasi Untuk Pengembangan Pelayanan.
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
No. Rekening BNI : 0330445252 (Cabang Medan)
Nama : Bpk NELSON
amin, Terima kasih, Tuhan memberkati
ReplyDeleteHaleluya renungan yg sangat memberkati..trima kasih..hanya Yesus yg bisa balas....
ReplyDeleteAmin...Tuhan memberkati saudara.
Delete