Thema : Luka Bathin
Nats : Amsal 12:16, Ayub 5:2
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd.,
M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Tidak jarang
kita melihat banyak tindakan kriminal diakibatkan rasa sakit hati terhadap
seseorang. Hal ini telah dimulai oleh Kain yang merasa sakit hati karena
persembahannya tidak diterima Tuhan dan akhirnya melampiaskan amarahnya dengan
membunuh Habel adiknya sendiri (Kej. 4:5, 8). Dan jika saat ini banyak terjadi
hal yang sama maka itu merupakan pengulangan sejarah yang telah dilakukan oleh
Kain terhadap Habel pada masa lampau. Rasa sakit hati yang tidak kunjung
diselesaikan akan menyebabkan hati senakin terluka sehingga sampai pada fase
yang disebut “Luka Bathin” dan sering juga disebut dengan istilah “Akar Pahit”.
Banyak pribadi sampai akhir hidupnya tidak menyelesaikan luka bathin itu
sehingga itu membuat dia tidak bisa menjalani hidupnya dengan damai. Jika hal
itu terjadi dalam diri orang tidak percaya maka tidaklah mengherankan sebab
yang memimpin hatinya adalah iblis dan dirinya sendiri. Tetapi jika itu terjadi
dalam diri orang percaya maka itu merupakan suatu masalah besar sebab yang
memimpin hidupnya adalah Yesus Kristus Raja Damai. Sebagai orang percaya kita
harus berpedoman kepada Firman Tuhan dalam menyikapai apa yang disebut luka
bathin.
B.
ISI
1.
Asal usul
sakit hati (Luka bathin).
Firman Tuhan
berkata bahwa semua yang dijadikan Allah itu sungguh amat baik (Kej. 1:31). Hati
manusia awalnya tidak tercemar (Kej. 2:25). Namun semuanya rusak oleh karena
dosa (Kej. 3). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka hati manusia sudah
dipenuhi oleh hawa nafsu dan itulah yang mengantarkan Kain membunuh adiknya
sendiri.
2.
Mengapa
orang mengalami luka bathin (sakit hati)?
a.
Karena
ditolak . Contoh : Kain (Kej. 4:5)
b.
Karena
diperlakukan tidak adil. Contoh : Saudara-saudara Yusuf (Kej. 37:4)
c.
Karena
pasangan tidak setia. Contoh: Hana (1 Sam. 1:2)
d.
Karena
selalu dicela. Contoh: Hana (1 Sam. 1:6-7)
3.
Cara
menyikapi saat hati kita disakiti (dilukai).
Bolehkah
orang percaya sakit hati? Bukan perkara boleh atau tidak, tetapi yang
terpenting adalah bagaimana menyikapinya saat hati kita tersakiti. Sebab, tidak
bisa dilarang hati ini untuk tidak sakit saat diperlakukan tidak semestinya,
tetapi memendam rasa sakit hati dan kemudian melimpahkannya dengan amarah bukanlah
merupakan yang baik. Sikap saat hati kita disakiti adalah:
a.
Jangan
melawan. Contoh: Yusuf, mulai dari dibenci dirumah ayahnya, di masukkan ke
dalam sumur, dijual kepada saudagar, difitnah isteri fotifar sampai dimasukkan
ke penjara Yusuf tidak pernah melawan tapi menjalaninya dengan penuh kesabaran.
Bukan berarti Yusuf lemah maka ia tidak melawan tetapi disaat ia bertahan dalam
segala sesuatu dan senantiasa ingat kepada Tuhan (Kej. 39:39) sesungguhnya dia
sangat kuat dibandingkan dengan Daud yang sanggup mengalahkan Goliat tetapi
kalah saat mengendalikan hawa nafsunya.
b.
Memahami
rencana Tuhan. Contoh: Yusuf, saat ia menerima sebuah visi dari Tuhan melalui
mimpinya maka Yusuf belajar selalu peka dengan rencana Tuhan dalam hidupnya.
Sehingga ia mampu mengatakan bahwa semua perbuatan jahat saudara-saudaranya
adalah jalan yang Tuhan siapkan untuk mengantarkan dia kepada suatu kesuksesan
(Kej. 50:20).
c.
Berdoa dan
menangis dihadapan Tuhan. Contoh: Hana, saat ia di duakan oleh suaminya dan
selalu disakiti oleh madunya ia tidak mengadu kepada siapapun termasuk kepada
suaminya atau keluarga. Tetapi ia datang kepada Tuhan dan melimpahkan seluruh
isi hatinya kepada Tuhan sambil menangis (1 Sam. 1:9-10)
d.
Mengampuni
orang yang menyakiti kita. Contoh: Yusuf, saat saudara-saudaranya datang ke
Mesir ia memperlakukan saudara-saudaranya dengan sangat baik, tidak ada
perasaan dendam bahkan mengasihi saudara-saudaranya (Kej. 45:15).
C.
KESIMPULAN
Yusuf dan
Hana telah berhasil mengalahkan rasa sakit yang begitu dalam dengan cara terbaik
tanpa mengandalkan kekuatan fisik dan kemenangan menjadi milik mereka. Mari
kita juga melakukan hal yang sama saat hati kita disakiti. AMIN.
No comments:
Post a Comment