Monday, August 28, 2017

Luka Bathin

                                                Thema            : Luka Bathin
                                                Nats                : Amsal 12:16, Ayub 5:2
                                                Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

A.         PENDAHULUAN
Tidak jarang kita melihat banyak tindakan kriminal diakibatkan rasa sakit hati terhadap seseorang. Hal ini telah dimulai oleh Kain yang merasa sakit hati karena persembahannya tidak diterima Tuhan dan akhirnya melampiaskan amarahnya dengan membunuh Habel adiknya sendiri (Kej. 4:5, 8). Dan jika saat ini banyak terjadi hal yang sama maka itu merupakan pengulangan sejarah yang telah dilakukan oleh Kain terhadap Habel pada masa lampau. Rasa sakit hati yang tidak kunjung diselesaikan akan menyebabkan hati senakin terluka sehingga sampai pada fase yang disebut “Luka Bathin” dan sering juga disebut dengan istilah “Akar Pahit”. Banyak pribadi sampai akhir hidupnya tidak menyelesaikan luka bathin itu sehingga itu membuat dia tidak bisa menjalani hidupnya dengan damai. Jika hal itu terjadi dalam diri orang tidak percaya maka tidaklah mengherankan sebab yang memimpin hatinya adalah iblis dan dirinya sendiri. Tetapi jika itu terjadi dalam diri orang percaya maka itu merupakan suatu masalah besar sebab yang memimpin hidupnya adalah Yesus Kristus Raja Damai. Sebagai orang percaya kita harus berpedoman kepada Firman Tuhan dalam menyikapai apa yang disebut luka bathin.

B.         ISI
1.      Asal usul sakit hati (Luka bathin).
Firman Tuhan berkata bahwa semua yang dijadikan Allah itu sungguh amat baik (Kej. 1:31). Hati manusia awalnya tidak tercemar (Kej. 2:25). Namun semuanya rusak oleh karena dosa (Kej. 3). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka hati manusia sudah dipenuhi oleh hawa nafsu dan itulah yang mengantarkan Kain membunuh adiknya sendiri.
2.      Mengapa orang mengalami luka bathin (sakit hati)?
a.       Karena ditolak . Contoh : Kain (Kej. 4:5)
b.      Karena diperlakukan tidak adil. Contoh : Saudara-saudara Yusuf (Kej. 37:4)
c.       Karena pasangan tidak setia. Contoh: Hana (1 Sam. 1:2)
d.      Karena selalu dicela. Contoh: Hana (1 Sam. 1:6-7)
3.      Cara menyikapi saat hati kita disakiti (dilukai).
Bolehkah orang percaya sakit hati? Bukan perkara boleh atau tidak, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menyikapinya saat hati kita tersakiti. Sebab, tidak bisa dilarang hati ini untuk tidak sakit saat diperlakukan tidak semestinya, tetapi memendam rasa sakit hati dan kemudian melimpahkannya dengan amarah bukanlah merupakan yang baik. Sikap saat hati kita disakiti adalah:
a.       Jangan melawan. Contoh: Yusuf, mulai dari dibenci dirumah ayahnya, di masukkan ke dalam sumur, dijual kepada saudagar, difitnah isteri fotifar sampai dimasukkan ke penjara Yusuf tidak pernah melawan tapi menjalaninya dengan penuh kesabaran. Bukan berarti Yusuf lemah maka ia tidak melawan tetapi disaat ia bertahan dalam segala sesuatu dan senantiasa ingat kepada Tuhan (Kej. 39:39) sesungguhnya dia sangat kuat dibandingkan dengan Daud yang sanggup mengalahkan Goliat tetapi kalah saat mengendalikan hawa nafsunya.
b.      Memahami rencana Tuhan. Contoh: Yusuf, saat ia menerima sebuah visi dari Tuhan melalui mimpinya maka Yusuf belajar selalu peka dengan rencana Tuhan dalam hidupnya. Sehingga ia mampu mengatakan bahwa semua perbuatan jahat saudara-saudaranya adalah jalan yang Tuhan siapkan untuk mengantarkan dia kepada suatu kesuksesan (Kej. 50:20).
c.       Berdoa dan menangis dihadapan Tuhan. Contoh: Hana, saat ia di duakan oleh suaminya dan selalu disakiti oleh madunya ia tidak mengadu kepada siapapun termasuk kepada suaminya atau keluarga. Tetapi ia datang kepada Tuhan dan melimpahkan seluruh isi hatinya kepada Tuhan sambil menangis (1 Sam. 1:9-10)
d.      Mengampuni orang yang menyakiti kita. Contoh: Yusuf, saat saudara-saudaranya datang ke Mesir ia memperlakukan saudara-saudaranya dengan sangat baik, tidak ada perasaan dendam bahkan mengasihi saudara-saudaranya (Kej. 45:15).

C.         KESIMPULAN

Yusuf dan Hana telah berhasil mengalahkan rasa sakit yang begitu dalam dengan cara terbaik tanpa mengandalkan kekuatan fisik dan kemenangan menjadi milik mereka. Mari kita juga melakukan hal yang sama saat hati kita disakiti. AMIN.

No comments:

Post a Comment