Thursday, September 20, 2018

Menjadi Hamba dan Jemaat Tuhan Yang Care


                                                Thema             : Menjadi Hamba dan Jemaat Tuhan Yang Care
                                                Nats                 : Maz. 133:1
Oleh                 : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.       PENDAHULUAN
Ada sebuah ungkapan berkata “Rumahku (keluargaku) Istanaku”. Apakah makna ungkapan tersebut? Ungkapan itu mengandung arti bahwa tempat yang paling nyaman di dunia ini adalah di rumah (keluarga) kita masing-masing. Tetapi pada kenyataannya banyak orang yang merasa tidak nyaman lagi berada di rumahnya. Mengapa demikian? Mungkin banyak sekali faktor, tetapi satu diantaranya adalah kurangnya rasa memiliki di dalam keluarga tersebut. Jika masing-masing anggota keluarga sadar bahwa mereka semua saling memiliki dan semua yang ada di dalam keluarga adalah milik bersama maka bisa dipastikan bahwa “Rumahku (keluargaku) Istanaku” bukanlah hanya sekedar ungkapan tetapi benar-benar menjadi kenyataan. Demikian juga halnya jika hal ini dibawa ke dalam konteks gereja maka kita semua akan berkata “GKRI Rumah Kita Bersama”, sehingga “GKRI Istanaku”. Ketika GKRI menjadi ‘istana’ kita, maka baik sebagai Hamba maupun Jemaat Tuhan, semuanya kita akan semakin cinta dengan GKRI. Tetapi cinta bukanlah hanya sebatas kata-kata tetapi harus dibuktikan dengan menunjukkan kepedulian kita terhadap GKRI sebagai rumah kita bersama. Mari kita menjadi hamba dan jemaat Tuhan yang care. 
B.       ISI
1.      Siapakah Hamba dan Jemaat Tuhan?
Ketika seseorang tahu dan sadar posisinya dalam sebuah keluarga maka ia juga akan tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Sebagai warga GKRI kita juga harus tahu sebagai apa kita di dalamnya sehingga kita juga tahu tugas dan tanggung jawab kita.
a.       Siapakah Hamba Tuhan?
·      Orang yang di panggil Tuhan untuk memimpin suatu komunitas. Musa disebut Abdi/Hamba Allah (Yos. 14:6) karena ia mendapat panggilan khusus dari Allah untuk memimpin bangsa Israel. Dalam hal ini Hamba Tuhan adalah gembala sidang.
·      Orang yang memiliki jabatan dari Tuhan (Ef. 4:11). Dalam konteks saat ini jabatan itu diberikan oleh Tuhan melalui gereja (Pendeta, penginjil/Evangelis, penatua,dll).
·      Orang yang siap menerima kehendak Tuhan dalam hidupnya. Maria berkata: Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu (Luk. 1:38). Dalam hal ini, semua kita yang siap dengan kehendak Tuhan adalah Hamba Tuhan.
b.      Siapakah Jemaat Tuhan?
·      Semua orang percaya yang ada di dunia ini (Mat. 16:18). Dalam hal ini semua orang baik meiliki gelar atau tidak adalah jemaat Tuhan. Jadi jangan pernah seseorang yang memiliki gelar dari gereja ditambah gelar pendidikan yang tinggi menganggap dirinya bukan jemaat tetapi Hamba Tuhan.
·      Orang yang bersekutu dan berkumpul di bawah pimpinan para hamba Tuhan (Kis. 2:42). Dalam hal ini ada pembatasan bahwa jemaat adalah mereka yang diajar firman Tuhan oleh Hamba Tuhan (Rasul-rasul).
Mari kita bersama menempatkan diri kita baik sebagai hamba maupun jemaat Tuhan. Sebab sesungguhnya semua kita adalah hamba Tuhan dan semua kita juga adalah jemaat Tuhan.
2.      Sikap hamba dan Jemaat Tuhan yang care.
a.       Menggunakan waktu dengan baik (Ef. 5:16, Pkh. 3:1)
Adalah suatu kesalahan ketika kita berkata peduli dengan seseora2ng atau sesuatu jika kita tidak memiliki waktu untuknya. Berbicara kesibukan, tidak ada manusia yang tidak sibuk di dunia ini terkecuali kalau ia sudah berhenti bernafas. Jadi bukan bagaimana kesibukannya tetapi bagaimana mengatur waktunya. Dalam hal apakah kita mengatur waktu dalam konteks GKRI Rumah Kita:
·      Memberi waktu untuk ibadah.
·      Memberi waktu untuk melayani.
·      Memberi waktu untuk saling mengunjungi sesama jemaat.
b.      Saling membantu (Ef. 4:2b, Gal. 6:2, 10).
Membantu tidak selalu berbicara materi, ketika kita memberi waktu, pikiran, tenaga, dll., maka kita telah membantu orang lain dalam meringankan beban yang ia pikul. Jemaat mula-mula selalu saling berbagi (Kis. 2:46).
c.       Saling menasihati (Roma 15:14).
Semua orang pernah dan selalu ada kemungkinan berbuat kesalahan, jika kita peduli satu dengan yang lain maka kita wajib saling mengingatkan dan menasehati. Menasehati bukanlah menghakimi, sehingga kita harus menggunakan akal budi (pengertian) dalam menyampaikannya. Dan Jika seseorang berbuat salah kepada yang lain marilah saling mengampuni (Ef. 4:32).
d.      Tidak membedakan satu dengan yang lain/memandang muka (Gal. 2:6). Saling mengunjungi, membantu, menasehati harus di dasari satu sikap tidak memandang muka (tidak memandang bulu).  
3.      Hasil dari sikap care dalam suatu jemaat.
a.       Hidup jemaat lebih indah dan harmonis (Maz. 133:1)
b.      Jemaat akan semakin kuat (Pkh. 4:9-12)
c.       Berkat Tuhan akan melimpah (Maz. 133:3)
C.       KESIMPULAN
Marilah kita tingkatkan kepedulian kita sebagai warga gereja (GKRI). Memang kepedulian adalah sesuatu yang relatif, tetapi kita bisa menilai diri kita sendiri, selama bersama Tuhan di GKRI, apakah saya sudah menjadi jemaat/hamba Tuhan yang peduli? Jika dibuat rentang nilai 1 – 100, berapakah nilai yang saya miliki? Jika KKM-nya 75, apakah saya sudah tercapai? Jika belum, mari kita sama-sama berusaha lebih giat lagi, jika sudah mari terus bersama kita tingkatkan. Tuhan Yesus memberkati.AMIN.

No comments:

Post a Comment