Thursday, September 20, 2018

Berjuang Melawan Dosa


Thema             : Berperang Melawan Dosa
Nats                 : 1 Petrus 5:8-9
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.  PENDAHULUAN
Secara de Yure Indonesia sebagai suatu bangsa sudah merdeka, artinya secara hukum internasional Indonesia telah diakui sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Namun secara de Facto (faktanya), sampai hari ini Indonesia masih jauh dari yang namanya merdeka. Menurut Franklin D. Rooselvelt, ada 4 kemerdekaan (Merdeka untuk beragama, merdeka dari rasa takut, merdeka dari rasa kekurangan/ekonomi, merdeka untuk berbicara). Oleh karena itu dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden RI, besar harapan bangsa ini untuk menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya. Hal ini jugalah yang menjadi cambuk bagi pemerintah saat ini untuk terus berperang melawan segala hal yang berusaha menghambat tercapainya kemerdekaan yang sangat dinantikan oleh rakyat Indonesia. Hal yang serupa juga terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya. Secara de Yure, ketika Yesus mati di atas kayu salib maka semua orang yang menerimanya telah merdeka dari dosa (maut), namun secara de Facto (realitanya) hampir semua orang percaya masih melakukan yang jahat di mata Tuhan (dosa/kesalahan). Oleh karena itu, sebagai orang percaya kita harus terus berperang melawan dosa. Artinya, sebagai orang percaya kita masih mungkin berbuat kesalahan (dosa secara praktis) tetapi kita bukan lagi hamba dosa.
B.  ISI
1.      Arti Dosa (1 Yoh. 3:4)
“Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah”. Dan Rm. 6:23 berkata: “Sebab upah dosa ialah maut” Apakah dosa dapat disamakan dengan kesalahan? Tuhan Yesus mengajarkan sebuah doa kepada murid-muridNya. Karena itu berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga, ….dan ampunilah kami akan kesalahan kami ….”. Dalam 1 Yoh. 3:9 berkata: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”. Dalam hal ini dapat di pahami dosa dalam 3 aspek yaitu:
a.       Dosa sebagai keinginan manusia menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Hawa mengambil buah pengetahuan karena ingin menjadi sama dengan Allah (Kej. 3:5). Ketika manusia ingin menjadi seperti Allah berarti bahwa manusia tidak mengakui kedaulatan Allah atas hidupnya.
b.      Dosa sebagai sikap menolak Ketuhanan Yesus. Orang-orang Yahudi (Yudaisme) selalu berdoa dengan memanggil Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Artinya mereka mengakui kedaulatan Allah, tetapi ketika Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus mereka menolaknya bahkan menyalibkannya.
c.       Dosa sebagai kesalahan praktis karena kekurangtaatan manusia dan kekurangsadarannya sebagai pribadi yang telah di bayar lunas yang seharusnya memuliakan Allah (1 Kor. 6:19-20).
Dosa Adam dan Hawa ingin menyerupai Allah menjadikan semua manusia dilahirkan di dalam dosa dan membawa maut (kematian). Demikian juga penolakan akan ke-Tuhan-an Yesus akan membawa orang pada maut. Orang percaya tidak mungkin lagi berbuat dosa (ingin menyamai Allah atau menolak Tuhan Yesus) sebab jika demikian maka ia bukan orang percaya. Namun, secara praktis orang percaya masih mungkin berbuat dosa (kesalahan) dan itu tidak berbuah maut.  Tetapi jika orang percaya bermain-main dengan dosa maka akan mendatangkan malapetaka (Tuhan akan mendisiplin dengan caranya). Misalnya: Daud (berzinah dan membunuh) walaupun Tuhan mengampuni dosanya (Maz. 51:3-4) tetapi Tuhan tetap mendatangkan masalah yang bertubi-tubi (anaknya dgn Betsyeba meninggal, Absalom/anaknya memberontak dan mau membunuhnya, kerajaannya terpecah dll). Dan satu hal lagi jika ada orang yang mengaku sebagai orang percaya tetapi terus berbuat dosa (kesalahan) dan tidak mengalami perubahan maka tidak benar ia orang percaya. Jadi, orang percaya akan selalu berjuang melawan dosa (menjauhi perbuatan yang salah).
2.      Cara Berperang melawan dosa.
Seorang yang berangkat ke Medan perang harus membawa perlengkapan yang cukup. Demikian juga orang percaya harus memperlengkapi diri dengan perlengkapan rohani. “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu”. (Ef. 6:13). Apa saja perlengkapan tersebut:
a.       Berikatpinggangkan kebenaran. Kebenaran adalah standar hidup orang percaya. Siapakah kebenaran?(Yoh. 14:6).
b.      Berbajuzirahkan keadlian. Orang yang tidak adil/memandang bulu dekat dengan perbuatan dosa, maka orang percaya harus selalu berlaku adil.
c.       Berkasutkan kerelaan memberitakan Injil. Injil adalah kekuatan Allah (Rm. 1:16) maka dengan memberitakannya maka kita akan menang atas dosa.
d.      Mempergunakan perisai iman. Iblis tidak takut kepada manusia tetapi ia takut kepada iman manusia kepada Tuhan. Maka untuk menang atas godaan, lawanlah iblis dengan iman (1 Pet. 5:9).
e.       Ketopong keselamatan dan pedang roh yaitu Firman Allah. Firman Allah tajam seperti pedang bermata dua (Ibr. 4:12), ketika kita menyuarakannya maka akan berdampak bagi yang mendengar dan meyampaikannya.
f.       Berdoa dengan tidak putus-putusnya. Berdoalah agar kamu tidak jatuh dalam pencobaan (Mat. 26:41). Situasi yang sulit bisa mengarahkan kita pada perbuatan dosa tetapi doa akan mengembalikan kita pada jalur yang benar. Sebab doa orang benar jiak dengan yakin didoakan besar kuasanya (Yak. 5:16).

C.  KESIMPULAN
Orang percaya telah merdeka dari penjajahan dosa (maut) ketika menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, tetapi dalam perjalanan sebagai pengikut Kristus orang percaya masih ada kemungkinan melenceng (bukan imannya) tetapi perbuatannya. Sejauh mana ia melenceng sangat ditentukan oleh seberapa efektif ia menggunakan perlengkapan senjata yang disediakan oleh Tuhan. Mari terus berjuang melawan kedagingan kita sampai akhirnya kita kembali kepada kekekalan. TYM. Amin.


No comments:

Post a Comment