Thema : Berperang Melawan Dosa
Nats : 1 Petrus 5:8-9
Oleh : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd.,
M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Secara de Yure
Indonesia sebagai suatu bangsa sudah merdeka, artinya secara hukum internasional
Indonesia telah diakui sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Namun secara
de Facto (faktanya), sampai hari ini Indonesia masih jauh dari yang namanya
merdeka. Menurut Franklin D. Rooselvelt, ada 4 kemerdekaan (Merdeka untuk
beragama, merdeka dari rasa takut, merdeka dari rasa kekurangan/ekonomi,
merdeka untuk berbicara). Oleh karena itu dengan terpilihnya Joko Widodo
sebagai presiden RI, besar harapan bangsa ini untuk menikmati kemerdekaan yang
sesungguhnya. Hal ini jugalah yang menjadi cambuk bagi pemerintah saat ini
untuk terus berperang melawan segala hal yang berusaha menghambat tercapainya
kemerdekaan yang sangat dinantikan oleh rakyat Indonesia. Hal yang serupa juga
terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya. Secara de Yure, ketika Yesus mati di
atas kayu salib maka semua orang yang menerimanya telah merdeka dari dosa
(maut), namun secara de Facto (realitanya) hampir semua orang percaya masih melakukan
yang jahat di mata Tuhan (dosa/kesalahan). Oleh karena itu, sebagai orang
percaya kita harus terus berperang melawan dosa. Artinya, sebagai orang percaya
kita masih mungkin berbuat kesalahan (dosa secara praktis) tetapi kita bukan lagi
hamba dosa.
B.
ISI
1.
Arti
Dosa (1 Yoh. 3:4)
“Setiap orang
yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran
hukum Allah”. Dan Rm. 6:23 berkata: “Sebab upah dosa ialah maut” Apakah dosa
dapat disamakan dengan kesalahan? Tuhan Yesus mengajarkan sebuah doa kepada
murid-muridNya. Karena itu berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga, ….dan
ampunilah kami akan kesalahan kami ….”. Dalam 1 Yoh. 3:9 berkata: “Setiap orang
yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di
dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”. Dalam
hal ini dapat di pahami dosa dalam 3 aspek yaitu:
a.
Dosa
sebagai keinginan manusia menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Hawa mengambil
buah pengetahuan karena ingin menjadi sama dengan Allah (Kej. 3:5). Ketika manusia
ingin menjadi seperti Allah berarti bahwa manusia tidak mengakui kedaulatan
Allah atas hidupnya.
b.
Dosa
sebagai sikap menolak Ketuhanan Yesus. Orang-orang Yahudi (Yudaisme) selalu
berdoa dengan memanggil Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Artinya mereka mengakui
kedaulatan Allah, tetapi ketika Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus
mereka menolaknya bahkan menyalibkannya.
c.
Dosa
sebagai kesalahan praktis karena kekurangtaatan manusia dan kekurangsadarannya
sebagai pribadi yang telah di bayar lunas yang seharusnya memuliakan Allah (1
Kor. 6:19-20).
Dosa
Adam dan Hawa ingin menyerupai Allah menjadikan semua manusia dilahirkan di
dalam dosa dan membawa maut (kematian). Demikian juga penolakan akan ke-Tuhan-an
Yesus akan membawa orang pada maut. Orang percaya tidak mungkin lagi berbuat
dosa (ingin menyamai Allah atau menolak Tuhan Yesus) sebab jika demikian maka
ia bukan orang percaya. Namun, secara praktis orang percaya masih mungkin
berbuat dosa (kesalahan) dan itu tidak berbuah maut. Tetapi jika orang percaya bermain-main dengan
dosa maka akan mendatangkan malapetaka (Tuhan akan mendisiplin dengan caranya).
Misalnya: Daud (berzinah dan membunuh) walaupun Tuhan mengampuni dosanya (Maz.
51:3-4) tetapi Tuhan tetap mendatangkan masalah yang bertubi-tubi (anaknya dgn
Betsyeba meninggal, Absalom/anaknya memberontak dan mau membunuhnya, kerajaannya
terpecah dll). Dan satu hal lagi jika ada orang yang mengaku sebagai orang
percaya tetapi terus berbuat dosa (kesalahan) dan tidak mengalami perubahan
maka tidak benar ia orang percaya. Jadi, orang percaya akan selalu berjuang
melawan dosa (menjauhi perbuatan yang salah).
2.
Cara
Berperang melawan dosa.
Seorang yang
berangkat ke Medan perang harus membawa perlengkapan yang cukup. Demikian juga
orang percaya harus memperlengkapi diri dengan perlengkapan rohani. “Sebab itu
ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu
menyelesaikan segala sesuatu”. (Ef. 6:13). Apa saja perlengkapan tersebut:
a.
Berikatpinggangkan
kebenaran. Kebenaran adalah standar hidup orang percaya. Siapakah kebenaran?(Yoh.
14:6).
b.
Berbajuzirahkan
keadlian. Orang yang tidak adil/memandang bulu dekat dengan perbuatan dosa,
maka orang percaya harus selalu berlaku adil.
c.
Berkasutkan
kerelaan memberitakan Injil. Injil adalah kekuatan Allah (Rm. 1:16) maka dengan
memberitakannya maka kita akan menang atas dosa.
d.
Mempergunakan
perisai iman. Iblis tidak takut kepada manusia tetapi ia takut kepada iman
manusia kepada Tuhan. Maka untuk menang atas godaan, lawanlah iblis dengan iman
(1 Pet. 5:9).
e.
Ketopong
keselamatan dan pedang roh yaitu Firman Allah. Firman Allah tajam seperti
pedang bermata dua (Ibr. 4:12), ketika kita menyuarakannya maka akan berdampak
bagi yang mendengar dan meyampaikannya.
f.
Berdoa
dengan tidak putus-putusnya. Berdoalah agar kamu tidak jatuh dalam pencobaan
(Mat. 26:41). Situasi yang sulit bisa mengarahkan kita pada perbuatan dosa
tetapi doa akan mengembalikan kita pada jalur yang benar. Sebab doa orang benar
jiak dengan yakin didoakan besar kuasanya (Yak. 5:16).
C.
KESIMPULAN
Orang percaya
telah merdeka dari penjajahan dosa (maut) ketika menerima Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya, tetapi dalam perjalanan sebagai pengikut Kristus orang
percaya masih ada kemungkinan melenceng (bukan imannya) tetapi perbuatannya. Sejauh
mana ia melenceng sangat ditentukan oleh seberapa efektif ia menggunakan perlengkapan
senjata yang disediakan oleh Tuhan. Mari terus berjuang melawan kedagingan kita
sampai akhirnya kita kembali kepada kekekalan. TYM. Amin.
No comments:
Post a Comment