Thema : Yang Tak Terpandang Dimata Dunia DipilhNya
Nats : 1 Sam. 16 : 7
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Secara umum manusia menilai
seseorang dari tampilan luarnya, padahal tidak ada suatu jaminan bahwa tampilan
tersebut mewakili diri orang tersebut yang sebenarnya. Sebuah handphone bekas
pun jika cassingnya diganti maka akan kelihatan baru dan menarik, sementara bisa
jadi mesinnya sudah tidak layak pakai lagi. Itulah manusia, sebab memang ia
terbatas. Jika manusia melihat apa yang di depan mata maka sebaliknya Allah
melihat apa yang ada di dalam hati. Pentingkah kita bernilai dihadapan manusia?
Penting, tetapi jauh lebih penting bernilai di hadapan Allah. Berharga di dunia
bernilai dimataNya adalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Tetapi jika oleh
karena pilihan kita untuk taat kepada Allah akhirnya membuat dunia tidak
menghargai bahkan membenci kita, maka itulah bahagia kita. Kita tidak dapat
menyenangkan semua orang tetapi menyenangkan hati Tuhan adalah tugas kita.
B.
ISI
1.
Prinsip
Penilaian Manusia
a.
Menilai dengan
pikiran (ay. 6)
·
Samuel yang
adalah utusan Tuhan (Hamba Tuhan) pun masih berpatokan pada pikiran untuk
memberi penilaian.
·
Saudara-saudara
Yusuf menyepelekan Yusuf dan meledeknya sebagai si “tukang mimpi” (Kej. 37:19).
Menurut mereka Yusuf tidak layak menjadi seorang raja/penguasa (ay. 8), karena
Yusuf dianggap tidak memiliki suatu kelebihan.
b.
Menilai
dengan mata/melihat fisik (ay. 7)
·
Samuel
melihat Eliab yang memiliki paras dan perawakan yang tinggi.
·
Isai
menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel untuk dipilih (ay. 10). Artinya,
bahwa Isai sendiri menilai secara pisik dan yakin salah satu dari antaranya
akan dipilih Tuhan melalui Samuel.
c.
Memandang
muka (Yak. 2:1-3)
·
Melihat
pakaiannya dan perhiasannya.
·
Membedakan
tempat duduk antara yang satu dengan yang lain.
2.
Prinsip
Penilaian Allah
a.
Menilai hati
(ay. 7)
·
Dari anak
pertama sampai ketujuh Tuhan tidak pilih (ay. 10), tetapi Tuhan memilih anak
kedelapan, itulah Daud (ay. 12).
·
Tuhan Yesus melihat
hati Zakheus yang sesungguhnya rindu dengan keselamatan (Luk. 19:5, 9).
b.
Tidak
memandang muka (Gal. 2:6)
· Tidak melihat kedudukan
·
Mengasihi
orang miskin (ay. 10)
3.
Sikap kita
saat dunia tak memandang kita.
a.
Tetap
berbahagia (Mat. 5:3, Fil. 1:18b,c).
Orang yang berbahagia bukanlah mereka yang terpandang di dunia ini (Why.
1:3).
b.
Tetap
berharap pada Allah (Maz. 27:10). Daud berkata: Sekalipun ayahku dan ibuku
meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku. Walaupun ayahnya sendiri tak
memperhitungkannya tetapi Tuhan memilihnya melalui Samuel.
c.
Meneladani
Tuhan Yesus (Yoh. 15:18). Yesus yang adalah Tuhan pun tidak dihargai oleh dunia
ini, maka sebagai seorang murid kita pun harus siap jika dunia tidak menghargai
bahkan membenci kita.
d.
Tidak perlu
takut (Fil. 1:13). Seorang Paulus yang seharusnya mendapat penghargaan oleh
karena pelayanannya tetapi sebaliknya dunia membenci bahkan memenjarakannya.
C.
KESIMPULAN
Diabaikan dunia namun dipilih
oleh Allah, Daud telah meninggalkan satu pelajaran penting bagi kita. Disaat
ayahnya sendiri tak memperhitungkannya Tuhan hadir dan memilihnya menjadi
seorang Raja dan melalui dia lahirlah Raja di atas segala raja. “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud
anak Abraham”. Jangan habiskan waktu dan energi kita untuk memikirkan dunia
yang tidak menghargai kita, sebab kita berharga di mata Tuhan. Tuhan Yesus
memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment