Tuesday, February 20, 2024

REKAN SEKERJA ALLAH

 

Thema            : Rekan Sekerja Allah

Nats                : 1 Kor. 3:9

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

 

1.      Apakah arti rekan sekerja Allah?

a.       Orang-orang yang mau bekerja sama dengan Allah untuk perkara rohani.

“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1 Kor.3:6).

b.      Orang-orang yang mau berjuang bersama hamba Tuhan dalam pelayanan.

“Karena mereka telah berjuang dengan aku (Paulus) dalam pekabaran Injil” (Fil. 4:3). “Mereka (Priskila dan Akwila) telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku” (Rm. 16:3-4).

 

2.      Bagaimanakah ciri-ciri rekan sekerja Allah?

a.       Fokus pelayanannya adalah Allah

“Karena itu yang penting bukanlah yang menanam. Atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan” (1 Kor. 3:7).

b.      Memiliki sifat setia.

Paulus berkata: “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia” (Fil. 3:4). Salomo berkata : Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya (Ams. 19:22).

c.       Mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan.

Priskila dan Akwila rela mempertaruhkan hidupnya untuk Rasul Paulus (Rm. 16:4). Epafroditus nyaris mati oleh karena pekerjaan Tuhan (Fil. 2:30).

d.      Bekerja keras untuk pekerjaan Tuhan.

Trifena, Trifosa dan Persis bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan (Rm. 16:12)

 

3.      Sikap terhadap sesama rekan sekerja Allah.

a.       Saling menasihati/mengingatkan.

“Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima” (2 Kor.6:1). Euodia kunasihati dan Sinthike kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan (Fil. 4:1).

b.      Saling menghibur satu dengan yang lain.

“mereka itu telah menjadi penghibur bagiku” (Kol. 4:11)

c.       Saling melayani.

“…. yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku” (Fil. 2:25)

d.      Saling menghormati.

“jadi sambutlah dia (Epafroditus) dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia” (Fil. 2:29).

 

4.      Hasil bagi rekan sekerja Allah.

“Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri (1 Kor. 3:8). Apakah upah yang diterima rekan sekerja Allah?

a.       Berkat secara jasmani

Seorang pekerja patut mendapat upahnya (1 Tim. 5:18). Carilah kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33). Paulus berkata bahwa sesungguhnya ia berhak menerima upah dari pelayanan yang dilakukannya (1 Kor. 9:17). Tetapi faktanya ia bekerja keras sebagai tukang tenda untuk penghidupannya (1 Tes. 2:9, Kis. 18:3, 20:34). Sebab ia tidak mau untuk membebani jemaat.

b.      Berkat secara rohani.

“Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam Kitab Kehidupan” (Fil. 4:3). “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Why. 2:10).

Wednesday, February 14, 2024

Iman Yang Taat

 

Thema           : Iman Yang Taat

Nats                : Kej. 12:1-9

Oleh               : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

 

A.  PENDAHULUAN

Ketika semua situasi dalam keadaan normal (tidak ada masalah) maka mudah bagi seseorang untuk menyatakan iman percayanya kepada Tuhan. Tetapi ketika situasi tidak menentu atau bahkan cenderung ke arah yang yang sulit (krisis), maka rasa khawatir, cemas dan takut sering sekali melampaui mengalahkan keimanan seseorang. Apakah orang yang merasa khawatir, cemas dan takut tersebut bukan orang beriman/percaya? Ada kemungkinan memang ia sebenarnya belum mengakui (menerima) kedaulatan Allah dalam hidupnya. Dengan kata lain memang ia belum menerima keselamatan itu sendiri. Tetapi pada banyak kejadian sesungguhnya bukan karena ia belum percaya, tetapi kurang di dalam penyerahan hidup kepada Tuhan. Dengan kata lain ia sudah percaya namun sering sekali lebih mengandalkan pikiran dan kekuatannya dalam menghadapi segala sesuatu. Iman yang sejati adalah iman yang menuntun orang pada suatu ketaatan akan kebenaran. Bahwa orang yang beriman akan terlihat dari apa yang ia perbuat, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yak. 2:26)

B.  ISI

1.      Arti Iman Yang Taat.

a.       Iman yang taat adalah iman yang diawali dengan pendengaran akan firman Tuhan (ay. 1).

Saat seseorang mendengar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka akan timbul iman di dalam hatinya. Rasul Paulus berkata : Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm. 10:17). Bahwa tanpa mendengar Firman Allah, maka seseorang takkan memiliki iman.

b.      Iman yang taat adalah iman yang di akhiri dengan sebuah tindakan (ay. 4)

“Lalu pergilah Abraham seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya”. “Lalu Nuh melakukan semuanya itu, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya” (Kej. 6:22). Simon berkata: Guru, telah sepanjang malam kami telah menjala ikan tetapi tidak mendapat apa-apa, tetapi karena engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga (Luk. 5:5).

 

2.      Cara hidup orang dengan iman yang taat

Setiap orang memiliki cara untuk menjalani hidupnya. Seseorang berkata: “Aku sudah mengikut Tuhan dengan baik, tapi hidupku seperti ini saja sementara banyak orang yang tidak mengikut Tuhan tetapi ia bisa sukses”. Pertanyaannya: Apakah anda telah maksimal dalam melakukan sesuatu? Jangan-jangan orang yang anda bilang tidak mengikut Tuhan itu lebih disiplin, rajin, dan pekerja keras dari anda. Dia punya cara dalam hidupnya, jika dia tanpa Tuhan bisa sukses maka seharusnya  anda lebih dari itu. Bagaimana cara hidup orang dengan iman yang taat?

a.       Taat dengan pimpinaan Tuhan (ay. 4). Orang taat tidak banyak komentar tetapi banyak bertindak. Tuhan berfirman kepada Abraham dan juga kepada Yunus, Abraham taat tapi Yunus lari dari perintah (Yun. 1:1-3)

b.      Selalu hidup dalam hadirat Tuhan (ay.7- 8).

Abraham selalu mendirikan mezbah bagi Tuhan di mana pun ia berkemah (tinggal), di mezbah itu ia selalu berseru memanggil nama Tuhan.

c.       Percaya tanpa syarat (15:6).  Seseorang berkata: Tuhan aku percaya janjiMu tapi…….... Aku yakin pertolonganMu Tuhan tapi……… Jika aku sembuh maka aku akan setia kepadaMu. Seharusnya seorang percaya berkata: Tuhan aku percaya janjiMu walaupun secara manusia itu mustahil terjadi.

d.      Tenang (22:3). Abraham tahu bahwa Ishak adalah milik Tuhan, jadi baik hidup dan matinya juga adalah milik Tuhan sehingga ia tenang (bisa tidur), walaupun keesokan harinya Ishak akan jadi korban bakaran untuk Tuhan.

e.       Bersikap tegas (13:8). Abraham tidak ingin ada masalah antara dirinya dengan Lot, sehingga ia memberi pilihan kepada Lot untuk memilih tanah yang ingin ia tempati.

3.      Hasil bagi orang dengan iman yang taat.

a.       Menerima berkat Tuhan (12:2a,b). Menjadi bangsa yang besar (memilki banyak keturunan), nama Abraham mashyur sampai hari ini bahkan selamanya (Yahudi, Kristen dan Islam sangat menghormati walaupun dengan cara pandang berbeda) dan memiliki banyak harta (13:6). Dan yang terutama beroleh berkat sorgawi (Luk. 16:22).

b.      Menjadi berkat atas dunia (12:2c, 22:18). Oleh iman Abraham bangsa Israel diberkati (diberikan negeri yang kaya madu dan susu (Yos. 5:6) walaupun ia sendiri tidak menikmatinya. Bahkan lebih dari pada itu, iman Abraham menjadi berkat secara rohani bagi seluruh dunia lewat kelahiran Kristus (Mat. 1:1).

C.   KESIMPULAN

Iman yang taat bukanlah ungkapan semata tetapi suatu proses perjalanan yang panjang dan berliku. Dibutuhkan suatu sikap yang sungguh-sungguh di dalam menjalaninya, sebab selain berkat Tuhan juga mengizinkan tantangan dan masalah yang selalu datang silih berganti. Bahkan untuk mendapat suatu berkat sering sekali penderitaan dan masalah datang terlebih dahulu. Untuk merasakan manisnya sebuah durian tidak jarang tangan kita terluka, untuk mendapatkan mata air pemuas dahaga di sebuah telaga maka harus di dahului dengan sekop dan cangkul penderitaan. Mari jalani hidup dengan iman   yang taat sampai kita kembali pada kekekalan. AMIN.   

Sunday, February 4, 2024

Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan

 

Thema            : Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan

Nats                : Yak. 1:22-25

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

 

1.      Tiga tahapan Firman Allah dalam kehidupan manusia.

a.       Firman Allah harus di dengarkan (ay. 22).

Rasul Paulus berkata : Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm. 10:17). Bahwa tanpa mendengar Firman Allah, maka seseorang takkan memiliki iman.

b.       Firman Allah harus diteliti atau direnungkan (ay. 25).

“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan” (Ez. 7:10). Dan setiap hari mereka (orang-orang Yahudi di kota Berea) menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian (Kis. 17:11). Bahwa tanpa meneliti, menyelidiki dan merenungkan Firman Tuhan maka banyak orang akan salah dalam memahaminya dan akhirnya keliru dalam bertindak.

c.       Firman Allah harus dilakukan (ay. 22)

“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman”. Yesus berkata : “Dan setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu (Mat. 7:24). Bahwa melakukan firman Tuhan adalah puncak dari tahapan firman Allah dalam kehidupan manusia. Tanpa melakukan apa yang di dengar dan diteliti maka semuanya akan menjadi sia-sia.

 

2.      Sikap manusia dalam merespon Firman Allah.

a.       Menolak firman Allah

Bangsa Israel menolak firman Allah yang diberitakan oleh Yeremia (Yer. 8:9).

b.      Mendengar tetapi tidak fokus

Ada seorang pemuda bernama Euthikus tertidur saat mendengar firman Tuhan yang disampaikan Rasul Paulus (Kis. 20:9)

c.       Mendengar tetapi tidak melakukannya (ay. 23)

Yunus mendengar Firman Tuhan yang menyuruh dia pergi memberitakan Injil ke kota Niniwe, tetapi ia lari ke Tarsis (Yun. 1:1-3).

d.      Mendengar dan melakukannya (ay. 25)

“Lalu Nuh melakukan semuanya itu, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya” (Kej. 6:22). Simon berkata: Guru,  sepanjang malam kami telah menjala ikan tetapi tidak mendapat apa-apa, tetapi karena engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga (Luk. 5:5).

 

3.       Hasil respon manusia terhadap firman Allah.

a.       Saat manusia menolak maka ia akan berada dalam suatu masalah yang besar. Saat bangsa Israel menolak firman yang disampaikan Yeremia maka mereka diizinkan Tuhan untuk masuk kedalam pembuangan di Babel.

b.      Saat tidak fokus maka Euthikus mengalami situasi yang tidak baik. Jatuh dari jendela lantai tiga dan akhirnya mati. Kleopas dan temannya dalam perjalanan ke Emaus tak mengenal Yesus yang menemani mereka saat berjalan.

c.       Saat mendengar tetapi tidak melakukannya maka Tuhan akan memberi disiplin kepadanya. Tuhan mendatangkan seekor ikan besar untuk menelan Yunus.

d.      Saat mendengar dan melakukan maka akan berbahagia (ay. 25). Berbahagialah orang yang membaca, mendengar dan melakukan Firman Tuhan (Why. 1:3). Saat Nuh melakukan perintah Tuhan, maka ia dan seisi rumahnya selamat dari air bah. Saat Simon Petrus melakukan perintah Tuhan maka ia mendapatkan berkat yang sangat banyak (ikan) bahkan berkat rohani diampuni dosanya dan dijadikan hamba Tuhan.