PRIA
SEJATI
Rat.
3:27
1. Siapakah
pria sejati?
Pria sejati adalah seorang laki-laki dari
masa mudanya sudah mengalami proses pembentukan karakter (ay. 27). Frase memikul
kuk mengandung makna siap untuk menderita dan mengalami kesusahan dalam
hidup. Bahwa seorang pria yang sejati akan tetap tegar dengan segala pergumulan
sebagaimana Yesus sebagai teladan juga telah memikul kuk itu dari masa mudanya
(Yes. 53:4). Pria sejati bukan mereka yang tak pernah jatuh, tetapi mereka yang
selalu bangun disaat jatuh.
2. Bagaimanakah
sikap hidup pria sejati?
a. Selalu
berdiam dihadapan Tuhan (ay. 26 dan 28).
Berdiam
diri bukan berarti tidak melakukan sesuatu, tetapi suatu sikap hidup yang
mengakui bahwa dengan tinggal diam dihadapan Tuhan ada suatu kekuatan (Yes.
30:15).
b. Mengabaikan
cercaan (ay. 30).
Bahwa
seorang pria sejati akan tetap tenang walaupun ia di rendahkan, tidak dianggap
atau mungkin diabaikan. Salomo berkata bahwa bodohlah orang yang mudah sakit
hati (Ams. 12:16). Tetapi perlu dipastikan itu terjadi bukan karena karakter
buruk kita.
c. Selalu
introspeksi diri (ay. 40).
Introspeksi diri adalah proses ketika seseorang merenungkan kembali
emosi, perasaan, pikiran, dan pengalaman yang ia miliki. Cermin terbaik untuk
menyelidiki dan memeriksa hidup adalah Firman Tuhan.
d. Selalu
berpengharapan kepada Tuhan (ay. 25).
“TUHAN
adalah baik bagi orang yang berharap kepadaNya”. Ketika Yusuf beharap pada
Tuhan, maka rencana jahat dari saudara-saudaranya pun Tuhan ubah menjadi berkat
yang luar biasa (Kej. 50:20). Ketika Elimelekh tidak mengandalkan Tuhan saat
terjadi kelaparan di Betlehem dan pergi ke Moab, maka datang malapetaka. Ia
mati di Moab, isterinya menjadi janda. Kedua anaknya menikah dengan penyembah
berhala bahkan akhirnya keduanya mati muda di Moab (Rut 1:1-5).
3. Apakah bahagia
hidup pria sejati?
“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak
habis-habisnya rahmatNya” (ay. 22). Bahwa Pria sejati akan senantiasa mengalami
berkat dari Tuhan.
a. Berkat
Jasmani (ay. 23)
“Selalu
baru tiap pagi; besar kesetiaanMu”. Bahwa Tuhan akan memberkati hidup kita
bersama dengan keluarga kita setiap hari. Yusuf mengalami berbagai kesusahan
hidup tetapi akhirnya Tuhan memberi damai sejahtera dan sukacita bahkan menjadi
berkat bagi bangsanya.
b. Berkat
Rohani (ay. 58)
Ya
Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan
hidupku. Tuhan membela perkara kita di atas salib hingga kita beroleh hidup
yang kekal.