Thema : Pengorbanan Yesus Yang Menyelamatkan
Nats : Luk. 22:14-23
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
1.
Apakah arti
pengorbanan Yesus yang menyelamatkan?
Bahwa melalui penderitaan Yesus,
maka manusia pesakh (terbebas/terlewati) dari kematian kekal (ay. 14). Pada
masa PL Musa menyuruh tua-tua Israel untuk menyembelih domba Paskah dan mengoles
darahnya pada pintu-pintu rumah mereka (Kel. 12:21, 28). Saat Tuhan
mendatangkan tulah kesepuluh bagi bangsa Mesir, maka malaikat maut melewati
(pesakh) rumah-rumah orang Israel sehingga tidak terjadi kematian anak-anak
sulung mereka. Dalam PB Yesus menggenapi nubuatan Paskah, Dia adalah Anak Domba
Allah yang mengorbankan diriNya di atas salib untuk menyelamatkan manusia dari
kematian kekal.
2.
Bagaimanakah pengorbanan Yesus dalam menyelamatkan?
a.
Menyerahkan
tubuhNya (ay. 19)
“Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka, katanya: Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu”.
Berulang kali Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Roti Hidup (Yoh. 6:35, 48, 51). Bahwa orang yang memakan roti hidup itu akan
hidup selama-lamanya (Yoh. 6:58). Tubuh Yesus sebagai roti hidup itu terpecah
saat Ia disiksa dan akhinya di salibkan.
b.
Menumpahkan
darahNya (ay. 20)
“Demikian juga dibuatNya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata:
Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu”.
Berulang kali Yesus berkata: Jikalau kiranya mungkin biarlah cawan ini lalu
dari padaKu (Mat. 36:39, 42). Sebagai manusia Ia sungguh sadar bahwa
pengorbanan yang akan dijalani adalah sesuatu yang sangat sulit, sampai Ia
bergumul begitu berat (berkeringat darah/Hematidrosis) di Getsemani (Luk. 22:44)
c.
Menyerahkan
nyawaNya (ay. 22)
“Sebab Anak Manusia memang akan pergi, seperti yang telah
ditetapkan”. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam
tanganMu Kuserahkan nyawaKu” (Luk. 23:46).
3.
Bagaimana
respon manusia terhadap pengorbanan Yesus.
a.
Respon
Negatif
· Menghianati pengorbanan Yesus
“Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan
Aku di meja ini” (ay. 21). Yudas menukar
pengorbanan Yesus dengan uang. Simson menukar pengorbanan Yesus dengan perempuan
(Delila). Banyak orang meninggalkan Yesus hanya karena tawaran dunia yang
menggiurkan.
· Hidup dalam dosa
“Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa diantara mereka yang
berbuat demikian” (ay. 23). Saat Yesus mengingatkan tentang seseorang yang akan
menyerahkanNya seharusnya mereka merenung dan introspeksi diri. Tetapi
sebaliknya mereka saling menuduh dan mencurigai satu sama lain. Saat Firman
Tuhan menegur dan mengingatkan kesalahan, seharusnya kita menyadari dan memohon
pengampuna serta berjanji untuk hidup
lebih baik, tetapi banyak orang yang tidak terima, bahkan membela diri dan
merasa paling benar. Murid juga
bertengkar tentang siapa yang lebih besar diantara mereka (ay. 24).
b.
Respon
positif
· Senantiasa mengingat dan mengenang
pengorbanan Yesus
“perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (ay. 19). Bahwa
sampai hari ini orang percaya selalu merayakan Paskah untuk mengingat dan
mengenang betapa besar kasih Yesus untuk menyelamatkan hidupnya. Tidak jarang
air mata berurai saat memakan roti dan meminum anggur Paskah sebagai lambang tubuh
dan darah Kristus yang terpecah dan tertumpah.
· Menjadi pelayan Tuhan yang rendah hati.“
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar diantara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan”(ay. 26). Bahwa sebagai orang percaya kita jangan menuntut untuk dilayani tapi senantiasa melayani seorang akan yang lain.
No comments:
Post a Comment