Thema : Memahami Allah dengan
Benar
Nats : 2 Pet. 1:19-21
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
1. Arti memahami Allah dengan benar
a. Memahami Allah tanpa tafsiran sendiri.
“ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam kitab suci tidak boleh ditafsirkan sendiri” (ay. 20). Bahwa
baik sebagai jemaat maupun hamba Tuhan tidak boleh sembarangan dalam menafsir
ayat-ayat Alkitab sesuai selera sendiri.
b. Memahami Allah sesuai dengan tuntunan Roh
Kudus.
“tetapi oleh dorongan
Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (ay. 21). Bahwa pendidikan
(baik teologi/sekuler) adalah sebagai alat dukung untuk memahami Tuhan, tetapi
tanpa tuntunan Roh Kudus maka manusia akan keliru memahami Tuhan.
2. Contoh memahami Allah dengan tidak benar.
a. Hal-hal praktis
· Mengapa Tuhan mengijinkan saya menderita?
Seseorang berkata: Kok
Tuhan tidak menyembuhkan penyakit saya, kok Tuhan mengijinkan saya mengalami
ini, dll. Jawabannya: Filipi 1:29.
· Mengapa Tuhan memberkati orang-orang jahat?
Bahkan mereka lebih diberkati dari saya yang selalu datang kepadaNya.
Jawabnya: Matius 5:45
· Mengapa
Tuhan melupakan saya?
Seseorang berkata:
Sepertinya Tuhan lupa dengan saya, doa saya tidak dijawab-jawabNya. Jawabannya:
2 Pet. 3:9
· Mengapa Tuhan menciptakan kejahatan?
Seseorang berkata: Tuhan
yang baik kok menciptakan kejahatan ya? Membiarkan kejahatan ya? Jawabannya:
Kej. 6:5-6 dan 2 Pet. 3:9.
b. Hal-hal Teologis
· Tentang dosa
Seorang anak berkata: “Kalau
aku berbuat dosa masih orangtuaku yang menanggungnya kok”. Jawabnnya: Wahyu
20:12.
· Tentang keselamatan
Banyak orang berkata: “Berbuat
baiklah agar kita diselamatkan”. Bahkan dengan mengutip ayat : ”Kerjakanlah
keselamatanmu “ (Fil. 2:12). Jawabanya:Ef. 2:8-9
· Tentang baptisan.
Seseorang berkata: “Baptisan
yang sah adalah baptisan selam”. Seolah-olah tanpa diselam orang tak akan
selamat. Jawabannya: Matius 3:11
3. Bagaimana cara agar bisa memahami Allah
dengan benar?
a. Memastikan bahwa yang kita dengar adalah
suara Tuhan.
“Suara itu kami dengar
dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus” (ay.
18).
b. Mendengar firman yang diajarkan hamba Tuhan
yang jelas.
“Dengan demikian kami
makin diteguhkan oleh firman yang disampaikan oleh para nabi” (ay. 19).
c. Menjadikan Firman Tuhan sebagai hal yang
utama dalam hidup.
“Yang terutama harus
kamu ketahui, ialah nubuat-nubuat dalam kitab suci….”.
d. Tunduk kepada kehendak Allah
“tidak boleh
ditafsirkan menurut kehendak sendiri” (ay. 20). “Sebab tidak pernah nubuat
dihasilkan oleh kehendak manusia” (ay. 21).
e. Peka dengan pimpinan Roh Kudus.
“Tetapi oleh dorongan
Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.