Sunday, September 8, 2024

6 Dampak Positif jika Sidang Sinode Dilaksanakan di Sumatera Utara

 

Enam Dampak Positif jika Sidang Sinode XII GKRI Dilaksanakan di Sumatera Utara

 

1.      Membuktikan bahwa GKRI adalah gereja yang konsisten

Bahwa dalam SC (Steering Committee) Sidang XI Sinode GKRI Bidang Hukum memuat tentang Waktu dan Tempat pelaksanaan Sidang XII adalah: September 2025  di Sumatera Utara. Artinya ini bukan muncul secara tiba-tiba. Saya yang termasuk Hamba Tuhan baru di GKRI (walaupun sejak 1997 sudah jadi anak SM di GKRI IMA Langkat) sudah tahu tentang berita ini. Bahkan seharusnya Sidang Sinode XI  sudah dilaksanakan di Medan dimana panitia kala itu (Pdt. Hari Abraham) telah datang ke Medan untuk membicarakannya. Namun oleh karena Covid-19 maka akhirnya tidak jadi dilaksanakan di Medan Sumatera Utara. Jadi, jika hari ini dinyatakan Sumatera Utara sebagai tuan rumah,  maka ini bagian dari sikap konsisten kita menaati apa yang sudah ditetapkan sebelumnya di Sidang Sinode XI. Jadi, mari kita konsisten dengan berpegang teguh pada apa yang sudah kita tetapkan bersama. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Kor. 15:58).

2.      Menjadikan Hamba Tuhan GKRI sebagai pelaku firman.

Dari mimbar-mimbar GKRI para Hamba Tuhan selalu berkata dengan tegas dan lantang : Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Fil. 4:6). Bahwa apa yang kita sampaikan di hadapan jemaat haruslah kita hidupi dan kita praktikan dalam kehidupan kita. Dan inilah saatnya kita lakukan firman yang sudah berulang kali kita sampaikan. Sebab khotbah terbaik bukanlah tentang bagaimana kita menyampaikannya, tetapi lebih kepada bagaimana kita melakukannya. Bahwa lima ikan dan dua roti tidak sekedar menjadi teori tetapi terbukti dalam hidup kita.

3.      Mendorong Hamba Tuhan GKRI untuk mengikuti pola kerja Yusuf.

“Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung” (Kej. 41:49). Kita menyadari bahwa GKRI bukanlah gereja yang besar dan secara finansial pun belumlah sekuat gereja-gereja lain. Oleh karena itu, baiklah kita menggunakan waktu sekitar 11 bulan ke depan untuk pelan-pelan menimbun gandum seperti Yusuf. Jika untuk hal-hal duniawi pun kita berusaha menghemat, maka tidakkah seharusnya untuk perkara Kerajaan Sorga kita lebih dari pada itu? Para pendahulu kita juga mengatakan “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Mengurangi porsi makan akan membuat tubuh kita lebih ringan dan lebih dari itu akan memperlancar pekerjaan Tuhan.  

4.      Mengarahkan kita untuk memahami konsep keseimbangan.

Rasul Paulus berkata: “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan” (2 Kor. 13-14). GKRI bukanlah Jakata Sentris, tetapi Indonesia Sentris. Bahwa orang di Indonesia Tengah dan Timur pun suatu ketika akan merasakan menjadi tuan rumah Sidang Sinode selanjutnya. Jika kita membatalkan Sumatera Utara sebagai tuan rumah kali ini, maka kita mengalami kemunduran dan menjauh dari konsep keseimbangan tersebut. Oleh karena itu mari kita bergerak bersama, saling topang dalam doa dan dana, sehingga program ini terlaksana dengan baik.

5.      Mematahkan hal-hal negatif yang menyerang pikiran kita sebagai hamba Tuhan.

Paulus berkata: “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Rm. 12:21). Sejajar dengan itu kita bisa mengatakan: Janganlah kamu kalah dengan pikiran-pikiran negatif, tetapi kalahkanlah pikiran negatif dengan pikiran positif ! Dalam hal ini kita seharusnya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Sidang Sinode XII Pdt. DR. Sadjamudin A. Gumay, M.A., bahwa kita harus meneladani Yosua dan Kaleb yang tetap optimis beroleh kemenangan dan membuang jauh-jauh pemikiran sepuluh pengintai yang melemahkan semangat karena menyatakan kalah sebelum bertanding.

6.      Bersambung ….. (setelah selesai pelaksanaan Sidang Sinode XII). Tapi setidaknya yang lima ini sudah mampu menangkal serangan-serangan negatif yang mungkin ada di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama.  


No comments:

Post a Comment