Enam Dampak Positif jika Sidang Sinode XII GKRI Dilaksanakan di
Sumatera Utara
1.
Membuktikan
bahwa GKRI adalah gereja yang konsisten
Bahwa dalam SC (Steering Committee)
Sidang XI Sinode GKRI Bidang Hukum memuat tentang Waktu dan Tempat pelaksanaan
Sidang XII adalah: September 2025 di
Sumatera Utara. Artinya ini bukan muncul secara tiba-tiba. Saya yang termasuk
Hamba Tuhan baru di GKRI (walaupun sejak 1997 sudah jadi anak SM di GKRI IMA
Langkat) sudah tahu tentang berita ini. Bahkan seharusnya Sidang Sinode XI sudah dilaksanakan di Medan dimana panitia
kala itu (Pdt. Hari Abraham) telah datang ke Medan untuk membicarakannya. Namun
oleh karena Covid-19 maka akhirnya tidak jadi dilaksanakan di Medan Sumatera
Utara. Jadi, jika hari ini dinyatakan Sumatera Utara sebagai tuan rumah, maka ini bagian dari sikap konsisten kita
menaati apa yang sudah ditetapkan sebelumnya di Sidang Sinode XI. Jadi, mari
kita konsisten dengan berpegang teguh pada apa yang sudah kita tetapkan
bersama. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Kor. 15:58).
2.
Menjadikan
Hamba Tuhan GKRI sebagai pelaku firman.
Dari mimbar-mimbar GKRI para Hamba
Tuhan selalu berkata dengan tegas dan lantang : Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Fil. 4:6). Bahwa
apa yang kita sampaikan di hadapan jemaat haruslah kita hidupi dan kita
praktikan dalam kehidupan kita. Dan inilah saatnya kita lakukan firman yang
sudah berulang kali kita sampaikan. Sebab khotbah terbaik bukanlah tentang
bagaimana kita menyampaikannya, tetapi lebih kepada bagaimana kita melakukannya.
Bahwa lima ikan dan dua roti tidak sekedar menjadi teori tetapi terbukti dalam
hidup kita.
3.
Mendorong
Hamba Tuhan GKRI untuk mengikuti pola kerja Yusuf.
“Demikianlah Yusuf menimbun
gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti
menghitungnya, karena memang tidak terhitung” (Kej. 41:49). Kita menyadari
bahwa GKRI bukanlah gereja yang besar dan secara finansial pun belumlah sekuat
gereja-gereja lain. Oleh karena itu, baiklah kita menggunakan waktu sekitar 11
bulan ke depan untuk pelan-pelan menimbun gandum seperti Yusuf. Jika untuk
hal-hal duniawi pun kita berusaha menghemat, maka tidakkah seharusnya untuk
perkara Kerajaan Sorga kita lebih dari pada itu? Para pendahulu kita juga
mengatakan “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Mengurangi
porsi makan akan membuat tubuh kita lebih ringan dan lebih dari itu akan memperlancar
pekerjaan Tuhan.
4.
Mengarahkan
kita untuk memahami konsep keseimbangan.
Rasul Paulus berkata: “Sebab
kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi
supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan
kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan” (2 Kor. 13-14). GKRI bukanlah Jakata Sentris,
tetapi Indonesia Sentris. Bahwa orang di Indonesia Tengah dan Timur pun suatu
ketika akan merasakan menjadi tuan rumah Sidang Sinode selanjutnya. Jika kita
membatalkan Sumatera Utara sebagai tuan rumah kali ini, maka kita mengalami
kemunduran dan menjauh dari konsep keseimbangan tersebut. Oleh karena itu mari
kita bergerak bersama, saling topang dalam doa dan dana, sehingga program ini
terlaksana dengan baik.
5.
Mematahkan
hal-hal negatif yang menyerang pikiran kita sebagai hamba Tuhan.
Paulus berkata: “Janganlah
kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”
(Rm. 12:21). Sejajar dengan itu kita bisa mengatakan: Janganlah kamu kalah
dengan pikiran-pikiran negatif, tetapi kalahkanlah pikiran negatif dengan
pikiran positif ! Dalam hal ini kita seharusnya sepakat dengan apa yang
disampaikan oleh Ketua Sidang Sinode XII Pdt. DR. Sadjamudin A. Gumay, M.A.,
bahwa kita harus meneladani Yosua dan Kaleb yang tetap optimis beroleh
kemenangan dan membuang jauh-jauh pemikiran sepuluh pengintai yang melemahkan
semangat karena menyatakan kalah sebelum bertanding.
6.
Bersambung …..
(setelah
selesai pelaksanaan Sidang Sinode XII). Tapi setidaknya yang lima ini
sudah mampu menangkal serangan-serangan negatif yang mungkin ada di sekitar
kita. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama.
No comments:
Post a Comment