Thema : Respon Terhadap Panggilan Allah
Nats : Keluaran 4:10-17
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring,
S, Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki pengalaman
yang berbeda ketika memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya. Semua orang yang
keluar dari kegelapan menuju terangnya yang ajaib disebut sebagai orang yang
telah memenuhi panggilan Tuhan (1 Pet. 2:9). Dan setiap orang yang terpanggil
tersebut berkewajiban mewartakan tentang kasih Tuhan. Dalam memenuhi panggilan
tersebut, setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda. Ada yang benar-benar
siap seperti Yesaya sehingga ia berkata: “Ini aku, utuslah aku!”(Yes. 6:8), ada yang berusaha lari dari
panggilan Tuhan seperti Yunus (Yun. 1:3), dan ada juga yang melakukan
tawar-menawar dengan panggilan Tuhan dengan berbagai alasan seperti Musa ketika
dipanggil Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah
perjanjian. Pada kesempatan ini kita akan belajar dari tokoh yang terakhir
disebutkan yaitu Musa. Bagaimanakah Musa dalam memenuhi panggilan Tuhan? Mari kita akan belajar
bersama.
B.
ISI
1.
Respon Musa dengan panggilan Tuhan
· Kurang siap dengan panggilan
Tuhan. Mengapa ia kurang siap?
Ø Merasa tidak mampu untuk
berbicara (ay. 10). Hal seperti ini menjadi alasan kebanyakan orang untuk tidak
dilibatkan dalam suatu pekerjaan Tuhan (pelayanan).
Ø Merasa tidak pantas/patut (ay.
13). Hal ini juga sering menjadi alasan banyak orang enggan terlibat melakukan
suatu pelayanan. Berbicara pantas (layak) atau tidak, sesungguhnya tidak ada
seorangpun yang layak jika bukan Tuhan yang melayakkannya, sebab semua kita
adalah manusia berdosa.
· Pergi memenuhi panggilan Tuhan
(ay. 20). Setelah melalui diskusi yang panjang akhirnya Musa memutuskan untuk
memenuhi panggilan Tuhan. Artinya butuh suatu proses (belajar) dalam memenuhi
panggilan tersebut.
2.
Hal yang perlu diteladani dari seorang Musa
· Sadar dengan keterbatasannya (ay.
10 dan 13). Walaupun mungkin dianggap sebagai bentuk kekurangsiapan, tetapi
jika dilihat dari sisi yang positif maka pengakuan Musa tersebut adalah sesuatu
yang baik. Lebih baik merasa kurang mampu dari pada sok mampu (sok tahu)
tentang segala sesuatu. Dengan pengakuan tersebut akhirnya ia mendapat suatu
motivasi dan dorongan dari Tuhan. Dalam konteks saat ini, kita akan mendapat
dukungan dari orang lain yang memiliki pengalaman yang lebih dari kita.
· Menggunakan perlengkapan yang
disuruh Tuhan (ay. 17 dan 20). Sering sekali kita melupakan pesan Tuhan dalam
melakukan suatu pelayanan. Bahkan sering sekali kita tidak menggunakan
karunia/talenta yang Tuhan berikan kepada kita. Bahkan ada yang menjadikannya
sebagai lahan komersil.
3.
Hal yang perlu disadari dalam penggilan Musa dalam konteks saat
ini.
· Tuhan tidak pernah keliru dalam
memanggil seseorang. Walaupun Musa merasa tidak mampu tetapi Tuhan jauh lebih tahu dan terbukti
Musa berhasil memimpin bangsa Israel keluar dari negeri perbudakan. Jadi,
jangan pernah ragu dengan panggilan Tuhan dalam hidup kita, Dia yang akan
bertanggung jawab dalam segala kelemahan kita.
· Tuhan menyediakan jalan keluar
(pertolongan) dalam keterbatasan kita. Tuhan menempatkan Harun sebagai juru
bicara Musa kepada bangsa Israel (ay. 14-17). Artinya bahwa Tuhan
meminta kita untuk bekerja dalam tim sebab tidak ada yang supermen tetapi
supertim. Jangan jadikan kelemahan kita untuk tidak melakukan pekerjaan Tuhan sebab kita
punya tim.
C.
KESIMPULAN
Mari penuhi panggilan Tuhan dalam
hidup kita, Tuhan tidak bertanya apa yang kita miliki (karunia atau kemampuan),
tetapi Tuhan hanya menginginkan kesiapan hati kita untuk melakukan kehendaknya.
Ketika kita bertanggung jawab dalam perkara-perkara sederhana (kecil) maka Tuhan akan percayakan
perkara-perkara besar dalam hidup kita. Kita semua orang biasa, tetapi Tuhan
punya cara untuk memakai kita secara luar biasa. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment