Sunday, June 2, 2019

Dapatkah Roh Kudus Keluar Dari Orang Percaya ??


Thema                         : Dapatkah Roh Kudus Keluar Dari Orang Percaya  ??
Nats                 : Efesus 1:13
Oleh                 : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.


A.       PENDAHULUAN
Dalam suatu perjanjian, sebagai bukti fisik yang dijadikan pegangan oleh kedua pihak yang berjanji maka dibuatlah surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Untuk menguatkan kedudukan surat tersebut maka dibubuhkanlah benda yang bernama meterai. Dengan adanya meterai maka surat tersebut sah dan tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak. Surat tersebut juga dapat menjadi bukti yang sangat kuat di hadapan hukum. Jika manusia saja sebagai ciptaan dapat membuat suatu aturan yang konsisten maka Allah sebagai pencipta jauh mengatasi itu semua. Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dari Esa-Tri  atau Tritunggal yang mendiami hati setiap orang percaya adalah pribadi yang konsisten. Artinya, bahwa ketika Ia hadir di dalam hati seseorang maka Ia akan menetap sampai selama-lamanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada pemahaman yang beranggapan bahwa ada kalanya Roh Kudus meninggalkan orang percaya disaat orang tersebut jatuh kedalam dosa. Bagaimanakah pemahaman kita dalam wadah GKRI tentang hal ini? Mari uji segala sesuatu dengan alat ukur yang tepat yaitu Alkitab Firman Allah yang diwahyukan oleh Allah sendiri melalui para nabi dan Rasul.
B.       ISI
1.      Kapankah Roh Kudus hadir dihati seseorang?
Sebuah lelucon mempertanyakan “Manakah duluan telur atau ayam?” Beraneka ragam jawaban dilontarkan untuk hal ini, baik yang sifatnya lelucon, ilmiah dan juga teologis. Pertanyaan yang bernada sama yang akan kita jawab adalah “Manakah duluan percaya atau Roh Kudus masuk ke dalam hati?” Dengan alasan masing-masing maka ada memilih yang pertama dan kedua.
a.       Percaya – Roh Kudus masuk ke hati
Alasan: Bahwa orang percayalah yang menerima Allah (Roh Kudus) didalam hatiNya (Yoh. 1:12)
b.      Roh Kudus masuk ke hati – Percaya  
Alasan: Bahwa Roh Kuduslah yang membuat seseorang menjadi percaya, bahwa Dialah yang memimpin seseorang menjadi anak Allah (Rm. 8:16).
Dengan tidak membenarkan yang satu dan menyalahkan yang lain maka kita bisa mengatakan bahwa antara percaya dan hadirnya Roh Kudus di dalam hati seseorang adalah peristiwa yang terjadi secara bersamaan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Hal ini sesuai dengan ayat yang berrkata: “ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus” (Ef. 1:13). Pernyataan ini bisa kita bandingkan dengan “ketika bendera dinaikkan kelompok paduan suara menyanyikan lagu kebangsaan dan perseta upacara menghormat bendera”. Menaikkan bendera, bernyanyi dan penghormatan terjadi secara bersamaan. Hal yang sama juga bahwa percaya dan Roh Kudus hadir (dimeteraikan) di hati seseorang terjadi pada saat yang sama.
2.      Dapatkah Roh Kudus keluar dari hati orang percaya?
Semua hal dapat dilakukan oleh Allah (Roh Kudus) sebab Ia adalah Maha Kuasa. Jadi apakah Ia dapat keluar dari hati orang percaya? Jawabannya: TIDAK. Mengapa?
a.       Karena Ia tidak dapat menyangkali diriNya (2 Tim. 2:13). Bahwa Ia setia terhadap semua ketetapanNya. Dalam hal ini, bahwa ketika kita percaya dan dimeteraikan dengan Roh Kudus maka itu sekali untuk selamanya.
b.      Karena kasihNya menjadi pengikat yang tak terpisahkan (Rm. 8:35–39). Bahwa manusia terbatas mengasihiNya adalah benar tapi kasiNya tidak terbatas dan menerima kita tanpa syarat.
c.       Tidak ada yang dapat membatalkan kesetiaan Allah (Rm. 3:3-4a). Bahwa kelemahan dan ketidaksetiaan kita tidak membuat Allah membatalkan kesetiaanNya terhadap kita dengan meninggalkan (keluar) dari hidup kita.
Jadi jelas bahwa Roh Kudus yang telah mendiami hati orang percaya sifatnya kekal (untuk selamanya).
3.      Mengapa Orang yang telah menerima Roh Kudus masih berbuat dosa?
Secara posisi, seorang yang telah percaya dan menerima Roh Kudus bukanlah orang berdosa lagi (tidak berseteru dengan Allah, Ef. 2:17-18). Tetapi secara praktis orang percaya masih berbuat dosa (kesalahan) tetapi dosa tersebut tidak lagi mendatangkan maut/kematian (1 Yoh. 5:16-17). Artinya bahwa kendatipun Roh Kudus berdiam di hati orang percaya masih ada kemungkinan orang tersebut berbuat dosa. Mengapa demikian?
a.       Karena kurang berdoa (Mat. 26:41). Ketika berdoa maka roh kita akan berpadu dengan Roh Kudus (Rm. 8:15-16)
b.      Karena kurang waspada (1 Pet. 5:8). Iblis akan mengambil kesempatan saat kita tidak waspada (Ef. 4:26-27)
c.       Karena kurang membaca Firman Tuhan. Ketika Yesus dicobai iblis, Ia selalu berkata: Ada tertulis... (Mat. 4:4, 6 dan 10). Artinya dengan membaca Firman Tuhan maka kita akan tahu kebenaran.
d.      Karena kurang bersekutu/beribadah (Ibr. 10:25). Dengan tekun beribadah maka Roh Kudus akan menuntun kita pada ajaran yang benar (1 Tim. 4:1, 7-8).
e.       Kurang melayani Tuhan (Rm. 12:11). Ketika melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh maka kita akan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Jika di simpulkan mengapa orang percaya masih berbuat dosa, maka jawabannya karena lebih menuruti keinginan daging (Gal. 5:17). Oleh karena itu orang percaya harus hidup dipimpin oleh Roh Kudus (Gal. 5:16).
C.       KESIMPULAN
Roh Kudus adalah Allah yang konsisten sehingga ketika Ia hadir di dalam hati seseorang maka Ia akan menetap sampai selamanya. Tetapi Roh Kudus tidak akan menjadikan kita seperti robot, tetapi kitalah yang harus benar-benar rindu untuk dipimpin oleh Roh sehingga kita hidup menuruti keinginanNya. Marilah kita hidup di bawah pimpinan Roh Kudus sehingga keinginan daging kita semakin dimatikan hari lepas hari. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.


No comments:

Post a Comment