Thema : Dapatkah Roh Kudus Keluar Dari Orang
Percaya ??
Nats : Efesus 1:13
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Dalam
suatu perjanjian, sebagai bukti fisik yang dijadikan pegangan oleh kedua pihak
yang berjanji maka dibuatlah surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak. Untuk menguatkan kedudukan surat tersebut maka dibubuhkanlah benda
yang bernama meterai. Dengan adanya meterai maka surat tersebut sah dan
tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak. Surat tersebut juga dapat menjadi
bukti yang sangat kuat di hadapan hukum. Jika manusia saja sebagai ciptaan
dapat membuat suatu aturan yang konsisten maka Allah sebagai pencipta jauh
mengatasi itu semua. Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dari Esa-Tri atau Tritunggal yang mendiami hati setiap
orang percaya adalah pribadi yang konsisten. Artinya, bahwa ketika Ia hadir di
dalam hati seseorang maka Ia akan menetap sampai selama-lamanya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa ada pemahaman yang beranggapan bahwa ada kalanya Roh Kudus
meninggalkan orang percaya disaat orang tersebut jatuh kedalam dosa.
Bagaimanakah pemahaman kita dalam wadah GKRI tentang hal ini? Mari uji segala
sesuatu dengan alat ukur yang tepat yaitu Alkitab Firman Allah yang diwahyukan
oleh Allah sendiri melalui para nabi dan Rasul.
B.
ISI
1.
Kapankah
Roh Kudus hadir dihati seseorang?
Sebuah
lelucon mempertanyakan “Manakah duluan
telur atau ayam?” Beraneka ragam jawaban dilontarkan untuk hal ini, baik
yang sifatnya lelucon, ilmiah dan juga teologis. Pertanyaan yang bernada sama
yang akan kita jawab adalah “Manakah
duluan percaya atau Roh Kudus masuk ke dalam hati?”
Dengan alasan masing-masing maka ada memilih yang pertama dan kedua.
a.
Percaya
– Roh Kudus masuk ke hati
Alasan:
Bahwa orang percayalah yang menerima Allah (Roh Kudus) didalam hatiNya (Yoh.
1:12)
b.
Roh
Kudus masuk ke hati – Percaya
Alasan:
Bahwa Roh Kuduslah yang membuat seseorang menjadi percaya, bahwa Dialah yang
memimpin seseorang menjadi anak Allah (Rm. 8:16).
Dengan tidak membenarkan yang
satu dan menyalahkan yang lain maka kita bisa mengatakan bahwa antara percaya
dan hadirnya Roh Kudus di dalam hati seseorang adalah peristiwa yang terjadi
secara bersamaan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Hal ini
sesuai dengan ayat yang berrkata: “ketika
kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus” (Ef. 1:13). Pernyataan ini bisa
kita bandingkan dengan “ketika bendera dinaikkan kelompok paduan suara menyanyikan lagu kebangsaan
dan perseta upacara menghormat bendera”. Menaikkan bendera, bernyanyi dan
penghormatan terjadi secara bersamaan. Hal yang sama juga bahwa percaya dan Roh
Kudus hadir (dimeteraikan) di hati seseorang terjadi pada saat yang sama.
2.
Dapatkah
Roh Kudus keluar dari hati orang percaya?
Semua
hal dapat dilakukan oleh Allah (Roh Kudus) sebab Ia adalah Maha Kuasa. Jadi
apakah Ia dapat keluar dari hati orang percaya? Jawabannya: TIDAK. Mengapa?
a.
Karena
Ia tidak dapat menyangkali diriNya (2 Tim. 2:13). Bahwa Ia setia terhadap semua
ketetapanNya. Dalam hal ini, bahwa ketika kita percaya dan dimeteraikan dengan
Roh Kudus maka itu sekali untuk selamanya.
b.
Karena
kasihNya menjadi pengikat yang tak terpisahkan (Rm. 8:35–39). Bahwa manusia
terbatas mengasihiNya adalah benar tapi kasiNya tidak terbatas dan menerima
kita tanpa syarat.
c.
Tidak
ada yang dapat membatalkan kesetiaan Allah (Rm. 3:3-4a). Bahwa kelemahan dan
ketidaksetiaan kita tidak membuat Allah membatalkan kesetiaanNya terhadap kita
dengan meninggalkan (keluar) dari hidup kita.
Jadi jelas bahwa Roh Kudus yang
telah mendiami hati orang percaya sifatnya kekal (untuk selamanya).
3.
Mengapa
Orang yang telah menerima Roh Kudus masih berbuat dosa?
Secara
posisi, seorang yang telah percaya dan menerima Roh Kudus bukanlah orang berdosa
lagi (tidak berseteru dengan Allah, Ef. 2:17-18). Tetapi secara praktis orang
percaya masih berbuat dosa (kesalahan) tetapi dosa tersebut tidak lagi
mendatangkan maut/kematian (1 Yoh. 5:16-17). Artinya bahwa kendatipun Roh Kudus
berdiam di hati orang percaya masih ada kemungkinan orang tersebut berbuat
dosa. Mengapa demikian?
a.
Karena
kurang berdoa (Mat. 26:41). Ketika berdoa maka roh kita akan berpadu dengan Roh
Kudus (Rm. 8:15-16)
b.
Karena
kurang waspada (1 Pet. 5:8). Iblis akan mengambil kesempatan saat kita tidak
waspada (Ef. 4:26-27)
c.
Karena
kurang membaca Firman Tuhan. Ketika Yesus dicobai iblis, Ia selalu berkata: Ada
tertulis... (Mat. 4:4, 6 dan 10). Artinya dengan membaca Firman Tuhan maka kita
akan tahu kebenaran.
d.
Karena
kurang bersekutu/beribadah (Ibr. 10:25). Dengan tekun beribadah maka Roh Kudus
akan menuntun kita pada ajaran yang benar (1 Tim. 4:1, 7-8).
e.
Kurang
melayani Tuhan (Rm. 12:11). Ketika melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh maka
kita akan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Jika di simpulkan mengapa orang
percaya masih berbuat dosa, maka jawabannya karena lebih menuruti keinginan
daging (Gal. 5:17). Oleh karena itu orang percaya harus hidup dipimpin oleh Roh
Kudus (Gal. 5:16).
C.
KESIMPULAN
Roh
Kudus adalah Allah yang konsisten sehingga ketika Ia hadir di dalam hati
seseorang maka Ia akan menetap sampai selamanya. Tetapi Roh Kudus tidak akan
menjadikan kita seperti robot, tetapi kitalah yang harus benar-benar rindu
untuk dipimpin oleh Roh sehingga kita hidup menuruti keinginanNya. Marilah kita
hidup di bawah pimpinan Roh Kudus sehingga keinginan daging kita semakin
dimatikan hari lepas hari. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
No comments:
Post a Comment