Thursday, June 29, 2017

Mencari Kemuliaan Tuhan

Thema                         : Mencari Kemuliaan Tuhan
Nats                             : Maz. 34 : 4 – 5
Oleh                            : Ev. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th©.
A.    PENDAHULUAN
Ketika seseorang mengatkan dirinya sebagai orang percaya maka haruslah ditunjukkkan lewat cara dan sikap hidupnya. Seorang pengusaha akan menggunakan segenap kekuatannya untuk mencari dan mendapatkan harta yang sebanyak-banyaknya. Demikian juga seorang Kristen yang sejati, ia akan berusaha dengan segenap hati, jiwa dan akal budinya untuk mencari dan menghadirkan Tuhan dalam setiap aspek hidupnya.  Sehingga benarlah firman Tuhan yang mengatakan :” Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Roma 14 : 8). Hanya orang yang selalu mencari kemuliaan Tuhanlah yang berani mengatakan seperti itu.
B.     ISI
1.      Arti mencari kemuliaan Tuhan
a.       Suatu sikap hati yang selalu rindu dengan hadirat Tuhan (Maz 63:2)
b.      Suatu tindakan yang selalu mengarahkan pandangan kepada Tuhan dalam menjalani hidup (Maz 63:3)
2.      Bagaimana cara mencari kemuliaan Tuhan?
a.       Melalui doa pujian
·      Daniel (Dan. 6:11)
Melalui doa dan pujian Daniel kemuliaan Tuhan hadir di pemeritahan Raja Nebukadnezar dan Darius (Dan. 6:27)
·      Paulus dan Silas (KPR 16:25 – 26)
Melalui doa dan pujian Paulus dan Silas kemuliaan Tuhan hadir dikeluarga kepala penjara Filipi (KPR 16:34).
b.       Melalui ibadah
Melaui ibadah kita akan melihat penggenapan dan penyataan kemuliaan Allah (Tit. 2:12 – 13).
c.       Melalui Pemberitaan Injil
·         Perempuan Samaria memberitakan Injil di seluruh kota Samaria dan banyak orang menjadi percaya (Yoh. 4:28, 39, 41)
·         Petrus memberitakan Injil dan banyak orang bertobat dan member diri dibaptis (KPR 2:41)
d.      Melalui Puasa
·         Ester berpuasa 3 hari sebelum menjumpai Raja Ahasyweros untuk keselamatan bangsa Yahudi (Est. 4:16)
·         Melalui puasa segala keterikatan/belenggu dosa bisa terlepas (Yes. 58:6)
·         Yosafat mencari Tuhan dengan berpuasa (2 Taw.20:3), menang atas Moab/Amon.
e.       Melalui memberi persembahan
Melalui persembahan yang kita kembalikan kepada Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit bagi kita (Mal. 3:10)
3.      Sikap Hati dalam mencari kemuliaan Tuhan
a.       Dengan segenap hati dan jiwa (Ul. 4:29)
b.      Dengan tekun (2 Taw 19:3)
c.       Dengan bergembira dan bersukacita (Maz. 40:17)
d.      Dengan penuh kerinduan (Maz. 63:2)
e.       Dengan rendah hati (Zef.3:12)
4.      Hasil bagi orang yang mencari Tuhan
a.       Segala usaha kita berhasil (2 Taw. 26:5, Raja Uzia)
b.      Takkan pernah ditinggalkan Tuhan (Maz. 9:11)
c.       Dilepaskan dari segala ketakutan (Maz. 34:5)
d.      Takkan pernah kekurangan (Maz. 34:11)
e.       Memiliki pengertian dalam segala sesuatu/bijak (Amsal 28:5)
C.     KESIMPULAN
Sebagai orang percaya marilah kita senantiasa menghadirkan kemuliaan Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan kita. Biarlah nama Tuhan ditinggikan dan dipermuliakan melalui hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.AMIN.

Meneladani Ayub

Thema             : Meneladani Ayub
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S.Pd., M.Th©.
                       
A.   PENDAHULUAN
Ada pepatah mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading” atau “Harimau mati belang” dan sejajar dengan itu dikatakan “Manusia mati meninggalkan nama”. Apakah arti pepatah itu? Sesuatu yang menjadi ingatan bagi orang lain tentang seseorang yang telah tiada, apakah kebaikannya maupun keburukannya. Tentu jika seseorang menyelesaikan perjalanan hidupnya dengan kebaikan  maka itu akan menjadi suatu teladan yang akan di kenang orang sepanjang masa. Ayub adalah salah satu dari sekian banyak tokoh yang memulai dan mengakhiri hidupnya dengan kehidupan rohani yang baik, sehingga banyak orang Kristen yang mengaggumi dia.

B.   ISI
Apakah sikap/cara hidup Ayub yang layak kita teladani?
1.      Hidup saleh dan jujur/takut akan Tuhan (Ayub 1:1)
Sebagai anggota di tengah-tengah masyarakat yang tidak mengenal Tuhan tidak mudah bagi Ayub untuk hidup saleh dan jujur.
2.      Sangat peduli dengan kerohanian anak-anaknya (Ayub 1:5)
Sebagai orang tua Ayub sangat peduli dengan kerohanian anak-anaknya, sebab ia tahu bahwa orang tua sangat bertanggung jawab dengan kerohanian anak-anak dan orang tua yang tidak mengajarkan Firman Tuhan/menyesatkan anak-anak akan mendapatkan hukuman dari Tuhan (Mat 18:6). Dan di tangan orangtua masa depan anak-anak sangat ditentukan (Maz. 127:3-4). Orangtua yg mengasihi anak-anaknya harus mendisiplin anak-anaknya saat melakukan kesalahan (Amsal23:13-14)
3.      Tidak pernah menyalahkan siapa pun (Tuhan) dalam setiap masalah yang ia hadapi (Ayub 1:21-22). Sebagai seorang hamba yang taat sepertinya wajar jika Ayub mempertanyakan kesetiaan Tuhan dalam hidupnya. Masalah yang begitu besar seharusnya membuat Ayub bertanya, Tuhan mengapa Engkau sekejam ini terhadapku padahal aku hidup sesuai dengan kehendakmu?
4.      Bersikap tegas sebagai suami (Ayub 2:10)
Sebagai seorang suami/isteri dalam suatu rumah tangga kita harus memiliki sikap yang tegas untuk perkara-perkara rohani. Sebab oleh karena ketidaktegasan Adam dan Abraham terhadap isteri merekalah perjalanan hidup umat manusia semakin berliku-liku. Apalagi jika kedua-duanya sepakat untuk mengecewakan Tuhan maka akan dating malapetaka dalam keluarga (Ananias dan Safira, KPR 5:1-2)
5.      Tidak membenci ketiga sahabatnya Elifaz, Bildad dan Zofar yang menudunhya melakukan dosa sehingga Tuhan menghukumnya (Ayub 18, 20 dan 22; Ayug 26:1-4).
6.      Tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang baik dalam hidupnya (Ayub 42:2)

C.   KESIMPULAN

Tidak mudah untuk memiliki iman yang sekelas dengan Ayub tetapi saat kita terus belajar Firman Tuhan maka setidaknya kita dapat bertahan dalam menghadapi situasi-situasi yang terkadang tidak mudah untuk kita jalani. Biarlah kita meneladani Ayub dalam menghadapi setiap permasalahan yang Tuhan izinkan untuk kita alami dalam kehidupan ini. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

Meneladani Elisa

Thema                        : Meneladani Elisa
Nats                : 1 Raja-Raja 19 : 19 – 21
                                                Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.      Pendahuluan
Tuhan tidak pernah melihat status dan latar belakang seseorang ketika ingin memilih dan memanggil sebagai anak-anakNya untuk dijadikan sebagai alat bagi kemuliaanNya. Bahkan terkadang Tuhan memilih seseorang yang secara ukuran dunia tidak diperhitungkan. Hal inilah juga yang berlaku bagi seorang Elisa, Tuhan memanggil dan memilih dia dari keluarganya untuk dijadikan seorang pelayan Tuhan. Hal yang sama juga akan berlaku bagi setiap orang percaya. Namun sering sekali kita tidak menyadari Tuhan telah memilih kita untuk dijadikan alat kemuliaan bagi namaNya.

B.      Isi
1.      Siapakah Elisa
Elisa seorang pemuda dari sebuah keluarga petani (1 Raj. 19:19). Elisa berasal dari bahasa Ibrani “Eleseus” yang berarti Allah itu juru selamatku.
2.      Apakah yang harus kita teladani dari seorang Elisa?
a.       Rajin bekerja (1 Raj. 19:19a)
Sebelum ia dipanggil Elia sebagai penggantinya, ia tinggal bersama ayahnya Safat di lembah Yordan sebagai keluarga petani yang kesehariannya bekerja di sawah. Sebagai orang percaya maka kita juga haruslah rajin dalam bekerja (Rm. 12:11, 2 Tes. 3:10).
b.    Menghormati dan mengasihi kedua orang tuanya (1 Raj.19:20)
Ketika ia akan pergi mengikuti Elia sebagai hamba Tuhan ia minta izin kepada kedua orang tuanya dan mencium ayah dan ibunya. Sebagai seorang anak ditengah keluarga kita harus taat dan menghormati kedua orang tua kita (Ef. 6:1-2).
c.     Taat dengan panggilan Tuhan (1 Raj. 19:19b-20)
Ketika Elia memanggil dia, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Baju yang dilemparkan Elia kepadanya sudah cukup baginya untuk mengerti panggilan Tuhan dalam hidupnya. Sebagai orang percaya kita harus senantia sa taat dengan panggilan Tuhan di dalam hidup kita dan melakukannya dengan segenap kekuatan kita (Fil. 3:14)
d.      Setia
Tiga kali Elia meminta kepada Elisa untuk tidak mengikutnya tetapi tiga kali pula Elisa mengatakan tidak akan pernah meninggalkan Elia (2 Raj. 2 : 2, 4 dan 6). Apapun alas an Elia menyuruh Elisa untuk meninggalkan dirinya, salah satunya pastilah ingin menguji kesetiaan Elisa. Sebagai orang percaya kita juga harus senantiasa menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan. Sebab sifat yang paling diinginkan dari seseorang adalah kesetiaannya (Amsal 19:22).
e.    Bertindak sesuai Firman Tuhan
Setiap tindakan yang dilakukan oleh Elisa selalu menyertakan nama Tuhan.
·         Saat menyehatkan air di Yeriko (2 Raj. 2:21)
·         Saat anak-anak Betel mencemooh dia (2 Raj. 2:23-24)
f.        Memiliki empati terhadap penderitaan orang lain.
·         Membantu seorang janda yang terlilit utang (2 Raj. 4:1-7)
· Memohon mujizat Tuhan untuk menghidupkan kembali putra perempuan Sunem yang telah mati (2 Raj. 4:32-34)
·      Memberi makan orang lain (2 Raj. 2:38, 42)
· Menolong orang yang kehilangan (2 Raj. 6:5-7)
g.       Tidak mencari keuntungan dari pekerjaan sebagai Hamba Tuhan (2 Raj. 5:16-17).
Ketika ia menyembuhkan penyakit Kusta Naaman seorang panglima Raja  Aram dia tidak menerima pemberian Naaman. Sebagai orang percaya janganlah karena ada sesuatu yang kita harapkan sehingga kita mau melakukan ibadah dan pelayanan kita.
h.      Selalu memberi nasihat kepada para Raja didalam bertindak (2 Raj. 6:8-9)

C.      Penutup
Marilah kita terus berjuang mengisi setiap kehidupan kita dengan senantiasa melakukan tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya sebagaimana Elisa juga telah melakukannya. Mari kita teladani cara hidupnya yang selalu menjadikan Tuhan sebagai dasar dari setiap tindakan yang mau ia lakukan. Tuhan Yesus memberkati kita. AMIN.


Penyesalan Selalu Datang Terlambat

Thema             : Penyesalan Selalu Datang Terlambat
Nats                 : Mat 27:3-5
Oleh                : Ev. Nelson Sembiring, S.Pd., M.Th©.

A.    Pendahuluan
Ada pepatah mengatakan “Manusia adalah tempatnya kesalahan”, artinya bahwa tiada manusia yang luput dari perbuatan yang salah. Kesalahan yang diperbuat oleh seseorang biasanya berujung pada sebuah penyesalan. Seseorang akan sadar dengan kesalahan yang ia buat setelah melihat akibat yang tidak baik dari perbuatannya. Penyesalan yang dirasakan oleh seseorang seharusnya membuat orang tersebut lebih bijak dalam menyikapi hidup. Namun sering sekali penyesalan membuat orang berpikir singkat dan mengambil jalan pintas atau penyesalan hanya sebagai ekspresi sementara dan tetap terus mengulangi kesalahan yang sama bahkan lebih jauh lagi. Sebagai orang Kristen seharusnya penyesalan membuat kita bertobat dari kesalahan-kesalahan kita.

B.     Isi
1.      Arti menyesal
Suatu perasaan bersalah sebagai akibat dari perbuatan di masa lampau (Mat.27:3-4, 26:75).
2.      Akibat dari suatu penyesalan
a.       Tidak bisa menikmati hidup. Cth: Yudas Iskariot (Mat. 27:5a)
b.      Kematian jasmani. Cth: Yudas Iskariot (Mat. 27:5b)
c.       Berdukacita. Cth : Petrus (Mat.26:75). Ilustrasi : seorang ibu memvonis mati anaknya sendiri.
3.      Sikap saat mengalami penyesalan
a.       Datang kepada Tuhan dengan hati yang hancur (Maz.34:18, 51:17). Cth:Petrus.
b.      Meminta ampun dihadapan Tuhan (Maz. 51:3). Cth: Daud.
Ilustrasi : Norma McCorvey adalah seorg wanita Amerika yang mengajukan petisi untuk melegalkan aborsi. Petisinya menghasilkan legalitas aborsi di US sejak th 1973. Norma akhirnya bertobat dan menyesali petisinya. Ia telah berjuang untuk merevisinya namun gagal. Norma meninggal pada 19 Feb 2017 di usia 69 tahun.
c.       Bertekad dihadapan Tuhan untuk tidak mengulanginya

C.     Kesimpulan

Tidak mudah untuk hidup seperti yang Tuhan kehendaki oleh karena kita telah dilahirkan dalam dosa. Namun demikian, ketika kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita maka Dia yang akan memampukan kita untuk menjalaninya. Jika kita orang percaya maka kita akan bangkit disetiap kita jatuh. Biarlah setiap kesalahan yang pernah kita buat menjadi suatu pelajaran untuk dikemudian hari tidak mengulanginya lagi. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

Jiwa Manusia

Thema             : Jiwa Manusia
Nats                 : Mazmur 86 : 4
Oleh                 : Ev. Nelson Sembiring, S.Pd., M.Th©.


A.    PENDAHULUAN
Manusia terdiri dari tiga aspek yang membangun (trikotomi) yaitu tubuh, jiwa dan roh. Namun ada pandangan lain yang mengatakan manusia hanya terdiri dari dua aspek yaitu tubuh dan roh/jiwa.
1.   Tubuh adalah unsur lahiriah manusia, unsur daging yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dan sebagainya
2.   Jiwa adalah unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia meliputi beberapa unsur, pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak. Dengan pikirannya, manusia dapat berpikir, Dengan perasaannya manusia dapat mengasihi dan dengan kehendaknya, manusia dapat memilih.
3.   Roh adalah prinsip kehidupan manusia. Roh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam manusia dan kembali kepada Allah, kesatuan spiritual dalam manusia. Roh adalah sifat alami manusia yang 'immaterial' yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah, yang juga adalah Roh.

B.     ISI
Apa arti jiwa menurut Alkitab?
1.      Jiwa meunjuk kepada orang (Kis 7:14)
2.      Jiwa menunjuk kepada hati/perasaan (Maz 51:19, 86:4)
3.      Jiwa menunjuk kepada nyawa/kehidupan (Maz 66:9, 78:50)
4.      Jiwa menunjuk kepada sikap/karakter (Maz 32:2)
Bagaimana Pandangan Alkitab tentang jiwa Manusia?
1.      Jiwa manusia bagian dari satu kesatuan yang utuh (sempurna) yang dikuduskan Allah (1 Tes 5:23)
2.      Jiwa manusia dapat menyatu satu dengan yang lain (1 Sam 18:1)
3.      Jiwa dah roh manusia dapat terpisah (Ibr 4:12)
4.      Jiwa manusia ada setelah rohnya ada (Kej 2: 7, 20)
5.      Jiwa manusia hilang setelah rohnya pergi (Pkh 12:7)
6.      Jiwa manusia dapat binasa (Mat 10:28)

C.    KESIMPULAN

Jiwa sebagai bagian dari kehidupan kita harus senantiasa terpelihara dengan baik. Tentu memelihara jiwa bukan dengan perkara-perkara duniawi tetapi dengan perkara rohani. Mari kita senantiasa menjadikan Tuhan sebagai pemelihara jiwa kita (Maz 19:7, 34:23)

Kematian Dalam Perspektif Kristen

Thema           : Kematian Dalam Perspektif Kristen
Nats                : Ibrani 9 : 27
Oleh                :Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M.Th.

A.      PENDAHULUAN
Setiap agama memiliki pandangan yang berbeda tentang kematian. Dalam agama Hindu, Jiwa(atman) adalah kekal tidak mengalami kematian, dia abadi. Kematian hanya dialami oleh badan fisik ini. Kematian adalah penghentian sementara aktivitas fisik dan merupakan sarana bagi sang atman untuk meningkatkan tingkatannya lalu kemudian lahir kembali dalam badan yang lain. Seperti halnya ketika kita berganti baju dari baju yang sudah usang menuju baju yang baru. Menurut Buddha Gotama Kelahiran dan Kematian tidak ada Kaitannya dengan Allah/ Tuhan YME dsb, semua tergantung anda, dan hal ini ada ditangan anda yang menentukannya yaitu PERBUATAN ANDA SENDIRI dalam bahasa agama Buddha KARMA. Sementara Konfusius berkata kepada muridnya : muridku mengapa engkau menanyakan kematian sebab tentang hidup inipun belum selesai kita simpulkan. Khatolik dengan Islam hampir sama dalam memahami dan menyikapi kematian. Mereka memiliki keyakinan bahwa orang yang mati akan mendapatkan tempat sesuai dengan perbuatannya selama ia hidup di dunia. Mereka juga meyakini bahwa doa-doa masih sangat menentukan posisi orang yang telah mati artinya jika orang-orang yang sudah mati terus di doakan maka ia akan mendapatkan pengampunan ilahi sehingga dikenal istilah api penyucian (purgatory) dalam khatolik. Bagaimana pandangan Alkitab sendiri tentang kematian?

B.      ISI
1.      Apa kata alkitab tentang kematian?
·         Terpisah dari kasih Allah (Kej. 2:17, Kej.3:23)
·         Menjadi penghuni neraka selamanya (Why. 21:8, 2 Kor. 1:10)
·         Akhir masa hidup di dunia(Kej. 5:27)
·         Awal kehidupan setelah selesai di dunia (Luk. 16:22-23)
·         Kematian adalah suatu keuntungan (Fil.1:21)
·         Tidak menuruti keduniawian (Kol. 3:5)
·         Kesempatan bertemu Tuhan Yesus (1 Tes. 4:14)
·         Kehidupan yang kekal (Yoh. 11:25-26)
·         Kematian hanya sekali saja (Ibr. 9:27)
·         Pindah kewarganegaraan (Fil. 3:20)
·         Kematian itu berharga (Maz. 116:15)

2.      Sikap orang percaya terhadap kematian
·         Jadilah kehendak-Mu/berserah penuh (Mat. 26: 39, 42 dan 43)
·         Waspada (Mat. 24:4)
·         Siap sedia (Mat. 24:44)
·         Berdiri teguh/jangan goyah(1 Kor.15:58)
·         Bertahan (Mat. 24:13, Yak.1:12)
·         Tetap berpengharapan kepada Tuhan (1 Tes. 4:13)

C.      KESIMPULAN

Jadi, alkitab dengan jelas mencatat bahwa kematian mencakup dua bagian yaitu kematian secara rohani (di dunia dan di neraka/selama-lamanya) dan kematian secara jasmani (di dunia dan hanya sekali). Bagi orang percaya kematian secara jasmani bukanlah suatu malapetaka tetapi kesempatan untuk menikmati kehidupan yang takkan berkesudahan namun menjadi bencana bagi orang yang tidak menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Amin.