Thursday, May 2, 2019

Kuatir, Bolehkah??


Thema             : Kuatir, Bolehkah??
Nats                 : Matius 6 : 25 – 33
Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

A.      PENDAHULUAN
Dapat dipastikan bahwa semua orang pernah mengalami perasaan kuatir. Perasaan kuatir adalah sesuatu yang alamiah dan manusiawi tetapi tidak berarti bahwa itu sesuatu yang biasa-biasa namun sebaliknya sangat mengganggu kehidupan setiap orang. Sebagai orang percaya “pernah kuatir” adalah sesuatu yang dapat dimaklumi, tetapi jika “terus-menerus kuatir” maka ada hal yang perlu di perbaiki. Mengapa perlu diperbaiki?? Sebab rasa kuatir secara terus-menerus akan merusak sendi-sendi kehidupan rohani seorang Kristen. Betapa tidak baiknya hati yang selalu dipenuhi rasa kuatir sehingga Tuhan Yesus mengingatkan dalam perikop ini sebanyak 4 kali agar kita “Jangan kuatir” (ay. 25, 31, dan 34). Bahkan sejajar dengan rasa kuatir yaitu takut, di dalam seluruh Alkitab terdapat 365 kali kalimat “Jangan Takut”. Ini artinya bahwa setiap hari selama satu tahun Tuhan mengingatkan kita supaya jangan takut menjalani kehidupan ini. Jadi, bolehkah kuatir?? Kita tidak dapat melarang hati ini untuk tidak kuatir saat berada pada situasi sulit tetapi kita memiliki pilihan untuk berpegang pada janji Tuhan yang berkata “Janganlah kamu kuatir”, artinya Tuhan yg berperkara atas hidup kita.
B.       ISI
1.      Arti kuatir.
Menurut KBBI kuatir adalah takut (gelisah, cemas) thd suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Kata kauatir dalam bahasa YUNANI adalah "MERIMNAO", artinya "menarik ke dua arah yang berlawanan". Di kala kita kuatirseakan-akan kita ditarik ke arah 2 kutub yang berseberangan,  satu ke arah pengharapan dan satu lagi ke arah ketakutan.
2.      Hal yang sering dikuatirkan
a.       Kebutuhan hidup (ay. 25 dan 31) yaitu meliputi: makan/minum dan pakaian atau dalam bahasa sosial kita kenal dengan istilah “sandang, pangan dan papan”.
b.      Masa depan atau hari esok (ay. 34). Kita semua ingin memiliki masa depan yang baik, tetapi mengkuatirkan hari esok sama dengan menghilangkan kebahagiaan hari ini dan menambah suram masa depan. Ingat janji Tuhan dalam Yer. 29:11 tentang masa depan yang penuh harapan.
3.      Mengapa seseorang kuatir
a.       Tidak memahami cara kerja Tuhan (ay. 26, 28 dan 29). Dalam ayat-ayat ini dijelaskan bahwa tumbuhan dan hewan pun Tuhan pelihara, apalagi kita (manusia) yang nyawaNya sendiri pun Ia berikan untuk kita. Tapi sering kita gagal memahami cara Tuhan memelihara hidup kita.
b.      Kurang percaya (ay. 30). Mudah mulut kita mengangkat pujian: Aku percaya, Tuhanku ajaib Kau turun tangan memulihkanku ... Tapi menjalani realitanya tidak semudah menyanyikan lagu itu. Amsal 3:5 berkata: Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu .....
c.       Tidak/kurang mengenal Allah (ay. 32). Kita tahu nama Tuhan kita, dimana Ia dilahirkan, siapa nama ibuNya, dsb. Tapi sesungguhnya banyak diantara kita yang tidak mengenal Dia. Sehingga muridNya sendiri berkata: Orang apakah Dia ini sehingga angin dan danau pun taat kepadaNya? (Mat. 8:27).
4.      Solusi mengatasi kekuatiran
a.       Dengarkan nasehat Tuhan Yesus yang berkata “Jangan Kuatir” (ay. 25, 31, dan 34). Andaikata seorang presiden berkata kepada kita: Jangan kuatir tentang semua kebutuhanmu dan juga masa depanmu, maka pasti kita merasa nyaman. Tidakkah Tuhan Yesus melebihi presiden?
b.      Mengutamakan perkara rohani (ay. 33). Tuhan ingin kita mengutamakan sumber berkatnya bukan berkatnya. Sebab, ketika seseorang lebih fokus kepada berkat dari pada sumbernya maka selalu berakhir dengan masalah, tetapi saat seseorang lebih fokus kepada sumber berkatnya maka ia dapat menikmati berkat itu bahkan menjadi berkat bagi orang lain.
c.       Berpikir sederhana/simpel (ay. 34b). Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari bukan berarti tidak memikirkan hari esok, tetapi meyakini hari esok ada dalam genggaman Tuhan yang menjadikan hari esok untuk kita jalani.
C.       KESIMPULAN
Mari carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita. Salomo berkata: “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya” (Amsal 10:22). Jadikan rasa kuatir sebagai bukti ketidakmampuan dan kebergantungan kita sepenuhnya kepada Tuhan Sang Pemilik kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.

No comments:

Post a Comment