Friday, April 5, 2024

Prioritas Hidup Orang Percaya

 

Prioritas Hidup Orang Percaya

Oleh: Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

Ishak memiliki 2 orang putera yaitu Esau bapa orang Edom dan Ishak bapa orang Israel. Sebagaimana Ismael dan Ishak bersaudara, tetapi Ishaklah yang ditetapkan sebagai penerus janji Allah kepada Abraham, demikian juga tentang Esau dan Yakub. Bahwa Yakublah yang ditetapkan Allah sebagai penerima janji Allah. Dalam hal ini Ribka memahami ketetapan Allah, sebab Allah berfirman kepadanya (Kej. 25:23). Sementara Ishak kurang peka dengan ketetapan Allah sehingga ia ingin memberkati Esau sebagai penerima berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham (Kej. 27:4). Tentu kita tidak sepakat dengan apa yang dilakukan Ribka yang menipu Ishak, demikian juga dengan sikap Yakub yang mengambil hak kesulungan Esau. Sebab Tuhan punya cara sendiri untuk menetapkan Yakub sebgai pewaris janji Allah kepada Abraham.

 

Terlepas dari polemik Ribka yang menipu Ishak, Ishak yang kurang peka dengan ketetapan Allah, Yakum mengambil hak keselungan Esau, sesungguhnya Esau tidak memiliki prioritas dalam hidupnya. Dengan kata lain fokus hidupnya bukan kepada hal yang utama. Ini terbukti dari beberapa sikap yang ia lakukan yaitu:

1.      Fokus hidupnya adalah pekerjaan

Apa pekerjaannya? (Kej. 25:27). Dia selalu fokus pada pekerjaannya sebagai pemburu di padang/hutan. Bekerja hingga lelah sepanjang hari (25:29). Sehingga tidak ada waktunya untuk duduk tenang di kemah. Sementara Yakub adalah seorang yang tenang dan banyak waktu berdiam di kemah (25:27). Petrus berkata bahwa orang yang tenang akan bisa berdoa dengan baik (1 Pet. 4:7)

2.      Fokus pada kebutuhan jasmani

Esau menukarkan hak kesulungannya hanya dengan semangkuk kacang merah dan sepotong roti (25:32). Sehingga Paulus dengan keras menegur orang-orang Ibrani agar tidak memiliki nafsu yang rendah seperti Esau (Ibr. 12:16). Sementara Ishak yang sudah berjerih lelah memasak bubur dan roti rela tak makan asalkan dapat hak kesulungan (25:34). 

3.      Menyepelekan hal-hal rohani.

Demikianlah Esau menyepelekan hak kesulungan itu (25:34). Ia juga sepele tentang berkat yang akan diterima dari Allah melalui orang tuanya. Tidak mau mencari tahu tentang berkat yang hanya berlaku untuk satu orang saja. Sehingga setelah ia tahu Yakub telah diberkati Ishak, maka berulang kali ia berkata: Ayah berikan lagi berkat yang lain kepadaku (26:34, 35 dan 38). Sementara Yakub serius dengan perkara rohani, sampai ia meminta Esau bersumpah tentang hak kesulungan itu (25:33). Dan ia belajar tentang janji Allah kepada Abraham, bahwa hanya berlaku untuk satu orang saja, sehingga ia menuruti semua perintah Ribka demi mendapat berkat itu.

 

Jadi, jika akhirnya melalui suatu proses “tipu muslihat” Yakub yang diberkati oleh Ishak, maka sesungguhnya dialah yang layak mendapatkan berkat itu. Karena ia tahu prioritas dan fokus hidupnya. Dalam hal ini kita tidak sedang mengatakan bahwa boleh melakukan cara yang salah dalam mendapatkan berkat. Tetapi lebih kepada prioritas hidup kita jangan mengikuti pola pikir Esau yang mengabaikan perkara rohani. Dan sekarang kita harus sungguh menyadari bahwa kitalah penerima janji Allah kepada Abraham melalui Yesus Kristus yang telah menebus hidup kita. Sehingga fokus hidup kita jelas. Jika untuk hal-hal dunia yang akan binasa pun kita bekerja sekeras-kerasnya, tidakkah kita harus lebih keras lagi bekerja untuk hal yang kekal? Mari terus beritakan Injil kepada setiap orang, agar mereka juga berhak menerima janji Abraham seperti kita. Tuhan Yesus memberkati.


No comments:

Post a Comment