Friday, November 22, 2024

Kedatangan Yesus Membawa Perubahan

 

Thema            : Kedatangan Yesus Membawa Perubahan

Nats                : Mat. 2:1-12

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

1.      Apakah arti perubahan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perubahan berarti keadaan yang berubah atau peralihan keadaan sebelumnya.

 

2.      Apakah bentuk perubahan yang terjadi pada manusia secara umum?

a.       Perubahan secara jasmani.

Bahwa manusia mengalami perubahan secara fisik dari bayi menjadi anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Dan secara umum manusia mengalami perubahan ini.

b.      Perubahan secara rohani.

Bahwa manusia yang mengalami pertemuan dengan Tuhan Yesus dan menerima sebagai Juruselamat hidupnya, maka hidupnya akan mengalami perubahan. Perubahan itu akan terlihat dari cara hidupnya setelah ia menerima Yesus atau dilahirkan kembali.

 

3.      Apakah maksud kedatangan Yesus membawa perubahan?

Kedatangan Yesus tentu tidak bertujuan untuk mengubah manusia secara jasmani. Sebab secara jasmani manusia tetap bertumbuh dari bayi sampai lansia tanpa Yesus. Kedatangan Yesus bertujuan untuk mengubah manusia secara rohani. Paulus berkata : Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran (Rm. 6:18).

 

4.      Cara hidup manusia yang menolak kedatangan Yesus

a.       Herodes : Seorang Raja Romawi keturunan Yahudi yang berkuasa di Tanah Yudea (ay. 1)

·         Munafik : lain di mulut lain dihati (ay. 8)

·         Iri hati : Merasa tersaingi sebagai raja (ay. 3, 13)

·         Pemarah dan kejam (ay. 13)

b.      Imam Kepala/Ahli Taurat : Tokoh-tokoh agama Yahudi yang tahu isi Perjanjian Lama termasuk tentang nubuatan kelahiran Yesus (ay. 5-6).

·         Belajar Firman tapi tak beriman

·         Menolak Yesus sebagai Tuhan

 

5.      Cara hidup manusia yang menerima kedatangan Yesus

a.       Orang Majus

·         Siapakah orang Majus?

Ø  Orang berpendidikan, Ahli perbintangan/astrologi (ay. 2)

Ø  Orang beragama (Persia/Dewa-dewa/Zoroaster)

Ø  Orang Kaya (ay. 11)

·         Sikap orang Majus setelah bertemu Yesus.

Ø  Sungguh-sungguh dalam mencari Tuhan (ay. 1-2)

Ø  Bersukacita (ay. 10)

Ø  Murah hati (ay. 11)

Ø  Taat dengan perintah Tuhan (ay. 12)

b.      Kita semua

Bagaimanakah sikap kita sebelum dan setelah kedatangan Yesus dalam hidup kita?

 

Monday, November 18, 2024

Memandang Dengan Cara Allah

 

Thema            : Memandang Dengan Cara Allah

Nats                : 1 Sam 16:7

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

 

1.      Apakah arti memandang dengan cara Allah?

Memandang dengan cara Allah berarti melihat sesuatu bukan dengan cara manusia yang penuh keterbatasan. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (1 Sam. 16:17).

 

2.      Bagaimana cara Allah memandang manusia?

a.       Memandang dengan cinta (Yoh. 3:16)

Tuhan murka terhadap dosa manusia, tetapi cinta Tuhan lebih besar dari murkaNya. Sehingga manusia yang harusnya dihukum mendapat pengampunan.

b.      Memandang manusia tanpa membeda-bedakan (Ef. 6:9)

"Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka". “TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya". (Maz. 145:9).

c.       Memandang dengan belas kasih (Yoh. 6:5)

”Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: ”Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?”. Berulang kali Injil mencatat hati Yesus tergerak oleh belas kasih (Mat. 9:36, 14:14, 15:32, 18:27, 20:34, Mrk. 1:14, 8:2, Luk. 7:13).

d.      Memandang dengan penuh kesabaran (Maz. 145:8).

Sebanyak 10 ayat alkitab berkata bahwa Allah itu panjang sabar. Salah satunya dari pengakuan Daud: “TUHAN itu pengasih, penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya”.  

 

3.      Contoh Pribadi yang memandang dengan cara Allah untuk diteladani.

a.       Yusuf

Oleh karena cinta Yusuf, maka ia mencium semua saudaranya dengan mesra dan menangis, ia tak mengingat kejahatan saudaranya dimasa lalu (Kej. 45:15).

b.      Paulus

Paulus tidak pernah membedakan orang berdasarkan suku dan status (1 Kor. 9:20-22), berdasarkan gender (Gal. 3:28).

c.       Orang Samaria

Orang Samaria tergerak hatinya oleh belas kasihan saat melihat seorang Yahudi yang jatuh ke tangan penyamun dan dianiaya (Luk. 10:33). Sementara orang Yahudi pun (Imam/Ahli Taurat dan Lewi) tidak peduli.

d.      Ayub

Mesin pencari Google mencatat 6 tokoh sabar di Alkitab yaitu:

·      Ayub (sabar menderita)

·      Abraham (sabar menantikan anak, 25 tahun)

·      Yusuf (sabar diperlakukan tidak adil)

·      Musa (sabar memimpin Israel walau sering tak dianggap, 40 tahun di Padang Gurun)

·      Hana (sabar saat direndahkan Penina, sabar menantikan kelahiran anak)

·      Daud (sabar mendapat perlakuan yang jahat dari Saul)

 

4.      Mampukah kita melakukannya?

“Sesungguhnya, setiap orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan semua pekerjaan yang telah Aku lakukan. Bahkan, mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi karena Aku pergi kepada Bapa". (Yoh. 14:12).

 

Monday, November 11, 2024

Kemurnian Iman

 

Thema            : Kemurnian Iman

Nats                : 1 Ptr 1:7

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

1.      Apakah arti kemurnian iman?

Kemurnian iman adalah nilai iman yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh melaui suatu ujian.

“Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

 

2.      Bagaimana proses mencapai kemurnian iman?

a.       Diawali dengan kelahiran kembali (ay. 3)

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmatNya yang besar telah melahirkan kita kembali …”. Kata kelahiran kembali pada ayat ini dalam teks aslinya adalah anagennesa dari akar kata anagennao yang artinya kelahiran baru, dilahirkan kembali (new birth, born again). Anagennao lebih tepat diartikan sebagai dilahirkan dari atas.

b.      Mengalami dukacita dan pencobaan (ay. 6)

“…, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Pencobaan dalam hal bukanlah datang dari keinginan daging, tetapi dari pihak lain. Petrus menulis surat ini kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia (ay. 1). Sebagai pendatang mereka menghadapi situasi sulit, ditentang, dimusuhi bahkan dianiaya. Iman Ayub semakin dimurnikan melalui penderitaan yang datang dari iblis oleh seizin Tuhan.

c.       Berjuang hidup benar ( 2:11-12).

“… supaya sebagai pendatang dan perantau kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik …”. Bahwa iman yang kita miliki harus nyata melalui perbuatan saat kita hidup. Sebab iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:26).

 

3.      Gaya hidup orang yang mencapai kemurnian iman

a.       Tetap bersukacita (ay. 6 dan 8)

“Bergembiralah akan hal itu”. Oleh karena apakah kita bergembira? “menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada akhir zaman” (ay. 5). “Sangap kal kalak adi dosa-dosana ialemi dingen salah lepakna isasapken” (Maz. 32:1).

b.      Semangat dalam melayani (ay. 12)

“Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri sendiri, tetapi melayani kamu”. Bahwa para nabi (ay. 10) diutus oleh Tuhan untuk melayani manusia.

c.       Terus memberitakan Injil (ay. 9)

“dengan perantaraan mereka (para nabi), yang oleh Roh Kudus yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu”.

d.      Hidup dalam ketaatan dan kekudusan (ay. 14).

“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu”. “Tetapi hendaklah kamu kudus dalam seluruh hidupmu”. Menjadi pribadi yang taat dan kudus adalah suatu perjuangan sampai akhir kehidupan.

e.       Hidup dalam kasih (22).

“sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati”.

 

Monday, November 4, 2024

Sumber dan Unsur Kebahagiaan

 

Thema            : Sumber dan Unsur Kebahagiaan

Nats                : Mat. 6:33

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

1.      PENDAHULUAN

Banyak orang Kristen yang merasa kehidupannya kurang bahkan tidak berbahagia. Tidak jarang suami istri memilih untuk diam satu dengan yang lain, hidup berjauhan, bahkan lebih lagi ada yang memilih mengakhiri hubungan (bercerai), walaupun itu jelas merupakan hal yang sangat dibenci oleh Tuhan. Anak-anak merasa tidak nyaman dengan orang tua. Memang tidak mudah untuk membangun sebuah keluarga yang berbahagia dan harmonis, itu adalah perjuangan seumur hidup. Selintas kita melihat keluarga-keluarga Kristen baik-baik saja atau dengan kata lain berbahagia. Tapi fakta yang sesungguhnya sering kali berbanding terbalik. Istri tidak merasa bahagia, suami juga merasa kecewa bahkan anak-anak merasa tidak nyaman ditengah keluarga. Hal ini tejadi karena banyak orang Kristen tidak memahami sumber dan unsur kebahagiaan dalam hidupnya. Mari kita belajar memahami hal tersebut !

 

2.      ISI

a.       Apakah arti dan perbedaan sumber dan unsur kebahagiaan?

·      Dalam KBBI sumber artinya: tempat keluarnya, asal sesuatu. Sumber kebahagiaan berarti tempat, asal atau sesuatu yang mendatangkan rasa bahagia dalam kehidupan manusia.

·      Dalam KBBI unsur artinya: bagian, anggota, elemen, faktor. Unsur kebahagiaan berarti hal-hal yang merupakan bagian atau faktor yang mendukung sehingga seseorang merasa bahagia.

·      Sumber kebahagiaan orang percaya hanya satu, tetapi unsur kebahagiaan meliputi banyak hal.  

b.      Apakah sumber kebahagiaan orang percaya?

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kenenarannya. Sumber kebahagiaan orang percaya adalah Allah.

·      Yeremia berkata : “Mengenal Allah adalah kebahagiaan manusia” (Yer. 9:23-24). Maka Paulus berkata: “Yang ku kehendaki ialah mengenal Dia” (Fil. 3:10).

·      Daud berkata: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi” (Maz. 32:1). “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku” (Maz. 62:2).

·      Lukas berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk. 11:28).

·      Yohanes berkata : “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (Why. 1:3)

c.       Apakah unsur kebahagiaan orang percaya? Beberapa unsur kebahagiaan antara lain:

·      Keluarga

Ø  Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya (Amsal 31:11-12). Lebih baik tinggal di sotoh rumah daripada tinggal bersama perempuan yang suka bertengkar adalah (Amsal 21:9)

Ø  Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia (Kol. 3:19).

Ø  Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya (Amsal 10:1)

·      Pekerjaan

Ketika orang percaya memiliki pekerjaan sebagai sumber perekonomian keluarga, maka akan terpenuhi kebutuhan hidup (makanan, pakaian dan tempat tinggal), sehingga membuat bertambah kebahagiaan. Rasul Paulus pun tetap bekerja sebagai pengusaha tenda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kis. 18:13). Bahkan ia menegaskan tentang pentingnya pekerjaan dengan berkata: “Seorang yang tak mau bekerja janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10).

·      Masa depan

“Janganlah kuatir akan hari esok” (Mat. 6:34). Ayat ini menggambarkan betapa hari esok itu menjadi hal yang penting untuk beroleh kebahagiaan. Banyak orang membuat asuransi untuk masa depannya. Orang belajar sampai ke negeri Cina untuk mendapat pendidikan yang baik untuk masa depan yang lebih baik.

·      Kesehatan

“Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit” (Yoh. 5:5). Betapa orang lumpuh itu sangat mengharapkan kesembuhan, sehingga tak bosan ia menunggu sampai begitu lama. Dan saat Yesus menyembuhkannya ia sangat bersukacita.

d.      Apakah saat unsur belum terpenuhi kebahagiaan orang percaya hilang?

·         Yusuf tetap bertahan dan tetap bersukacita dalam Tuhan ketika keluarganya (saudaranya) menyakitinya.

·         Ayub tetap bertahan dan tak pernah menyalahkan keadaan walaupun anaknya, hartanya, kesehatannya sirna, bahkan isteri dan sahabat-sahabatnya pun tak peduli.

·         Paulus penyakitan, kelaparan, didera, terombang-ambing, hampir karam dilautan dan dimasukkan kepejara, namun ia berkata: “Bersukacitalah, sekali lagi kukatakan bersukacitalah !”

 

3.      PENUTUP

Mari jadikan Tuhan sebagai sumber kebahagiaan, sehingga saat unsur kebahagiaan belum terpenuhi kita akan tetap sanggup bertahan dan tidak menyalahkan siapapun. Unsur kebahagiaan ada pasang surutnya, ada gelombangnya. Tetapi saat sumber kebahagiaan kita adalah TUHAN, maka bisa dipastikan kebahagiaan takkan pernah hilang dari hidup kita. AMIN.