Thema : Kemurnian Iman
Nats : 1 Ptr 1:7
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
1. Apakah arti kemurnian iman?
Kemurnian iman adalah nilai iman yang dimiliki oleh seseorang
yang diperoleh melaui suatu ujian.
“Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan
kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
2. Bagaimana proses mencapai kemurnian iman?
a. Diawali dengan kelahiran kembali (ay. 3)
Terpujilah Allah dan
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmatNya yang besar telah
melahirkan kita kembali …”. Kata kelahiran kembali pada ayat ini dalam teks aslinya
adalah anagennesa dari akar kata anagennao yang artinya kelahiran
baru, dilahirkan kembali (new birth, born again). Anagennao lebih tepat
diartikan sebagai dilahirkan dari atas.
b. Mengalami dukacita dan pencobaan (ay. 6)
“…, sekalipun sekarang
ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Pencobaan dalam hal bukanlah datang
dari keinginan daging, tetapi dari pihak
lain. Petrus menulis surat ini kepada orang-orang pendatang yang tersebar di
Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia (ay. 1). Sebagai pendatang
mereka menghadapi situasi sulit, ditentang, dimusuhi bahkan dianiaya. Iman Ayub
semakin dimurnikan melalui penderitaan yang datang dari iblis oleh seizin Tuhan.
c. Berjuang hidup benar ( 2:11-12).
“… supaya sebagai
pendatang dan perantau kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging
yang berjuang
melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik …”. Bahwa iman
yang kita miliki harus nyata melalui perbuatan saat kita hidup. Sebab iman
tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:26).
3. Gaya hidup orang yang mencapai kemurnian
iman
a. Tetap bersukacita (ay. 6 dan 8)
“Bergembiralah akan
hal itu”. Oleh karena apakah kita bergembira? “menantikan keselamatan yang
telah tersedia untuk dinyatakan pada akhir zaman” (ay. 5). “Sangap kal kalak
adi dosa-dosana ialemi dingen salah lepakna isasapken” (Maz. 32:1).
b. Semangat dalam melayani (ay. 12)
“Kepada mereka telah
dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri sendiri, tetapi melayani kamu”.
Bahwa para nabi (ay. 10) diutus oleh Tuhan untuk melayani manusia.
c. Terus memberitakan Injil (ay. 9)
“dengan perantaraan
mereka (para nabi), yang oleh Roh Kudus yang diutus dari sorga, menyampaikan
berita Injil kepada kamu”.
d. Hidup dalam ketaatan dan kekudusan (ay.
14).
“Hiduplah sebagai
anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu
kebodohanmu”. “Tetapi hendaklah kamu kudus dalam seluruh hidupmu”. Menjadi
pribadi yang taat dan kudus adalah suatu perjuangan sampai akhir kehidupan.
e. Hidup dalam kasih (22).
“sehingga kamu dapat
mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati”.
No comments:
Post a Comment