Monday, November 4, 2024

Sumber dan Unsur Kebahagiaan

 

Thema            : Sumber dan Unsur Kebahagiaan

Nats                : Mat. 6:33

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.

 

1.      PENDAHULUAN

Banyak orang Kristen yang merasa kehidupannya kurang bahkan tidak berbahagia. Tidak jarang suami istri memilih untuk diam satu dengan yang lain, hidup berjauhan, bahkan lebih lagi ada yang memilih mengakhiri hubungan (bercerai), walaupun itu jelas merupakan hal yang sangat dibenci oleh Tuhan. Anak-anak merasa tidak nyaman dengan orang tua. Memang tidak mudah untuk membangun sebuah keluarga yang berbahagia dan harmonis, itu adalah perjuangan seumur hidup. Selintas kita melihat keluarga-keluarga Kristen baik-baik saja atau dengan kata lain berbahagia. Tapi fakta yang sesungguhnya sering kali berbanding terbalik. Istri tidak merasa bahagia, suami juga merasa kecewa bahkan anak-anak merasa tidak nyaman ditengah keluarga. Hal ini tejadi karena banyak orang Kristen tidak memahami sumber dan unsur kebahagiaan dalam hidupnya. Mari kita belajar memahami hal tersebut !

 

2.      ISI

a.       Apakah arti dan perbedaan sumber dan unsur kebahagiaan?

·      Dalam KBBI sumber artinya: tempat keluarnya, asal sesuatu. Sumber kebahagiaan berarti tempat, asal atau sesuatu yang mendatangkan rasa bahagia dalam kehidupan manusia.

·      Dalam KBBI unsur artinya: bagian, anggota, elemen, faktor. Unsur kebahagiaan berarti hal-hal yang merupakan bagian atau faktor yang mendukung sehingga seseorang merasa bahagia.

·      Sumber kebahagiaan orang percaya hanya satu, tetapi unsur kebahagiaan meliputi banyak hal.  

b.      Apakah sumber kebahagiaan orang percaya?

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kenenarannya. Sumber kebahagiaan orang percaya adalah Allah.

·      Yeremia berkata : “Mengenal Allah adalah kebahagiaan manusia” (Yer. 9:23-24). Maka Paulus berkata: “Yang ku kehendaki ialah mengenal Dia” (Fil. 3:10).

·      Daud berkata: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi” (Maz. 32:1). “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku” (Maz. 62:2).

·      Lukas berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk. 11:28).

·      Yohanes berkata : “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (Why. 1:3)

c.       Apakah unsur kebahagiaan orang percaya? Beberapa unsur kebahagiaan antara lain:

·      Keluarga

Ø  Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya (Amsal 31:11-12). Lebih baik tinggal di sotoh rumah daripada tinggal bersama perempuan yang suka bertengkar adalah (Amsal 21:9)

Ø  Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia (Kol. 3:19).

Ø  Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya (Amsal 10:1)

·      Pekerjaan

Ketika orang percaya memiliki pekerjaan sebagai sumber perekonomian keluarga, maka akan terpenuhi kebutuhan hidup (makanan, pakaian dan tempat tinggal), sehingga membuat bertambah kebahagiaan. Rasul Paulus pun tetap bekerja sebagai pengusaha tenda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kis. 18:13). Bahkan ia menegaskan tentang pentingnya pekerjaan dengan berkata: “Seorang yang tak mau bekerja janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10).

·      Masa depan

“Janganlah kuatir akan hari esok” (Mat. 6:34). Ayat ini menggambarkan betapa hari esok itu menjadi hal yang penting untuk beroleh kebahagiaan. Banyak orang membuat asuransi untuk masa depannya. Orang belajar sampai ke negeri Cina untuk mendapat pendidikan yang baik untuk masa depan yang lebih baik.

·      Kesehatan

“Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit” (Yoh. 5:5). Betapa orang lumpuh itu sangat mengharapkan kesembuhan, sehingga tak bosan ia menunggu sampai begitu lama. Dan saat Yesus menyembuhkannya ia sangat bersukacita.

d.      Apakah saat unsur belum terpenuhi kebahagiaan orang percaya hilang?

·         Yusuf tetap bertahan dan tetap bersukacita dalam Tuhan ketika keluarganya (saudaranya) menyakitinya.

·         Ayub tetap bertahan dan tak pernah menyalahkan keadaan walaupun anaknya, hartanya, kesehatannya sirna, bahkan isteri dan sahabat-sahabatnya pun tak peduli.

·         Paulus penyakitan, kelaparan, didera, terombang-ambing, hampir karam dilautan dan dimasukkan kepejara, namun ia berkata: “Bersukacitalah, sekali lagi kukatakan bersukacitalah !”

 

3.      PENUTUP

Mari jadikan Tuhan sebagai sumber kebahagiaan, sehingga saat unsur kebahagiaan belum terpenuhi kita akan tetap sanggup bertahan dan tidak menyalahkan siapapun. Unsur kebahagiaan ada pasang surutnya, ada gelombangnya. Tetapi saat sumber kebahagiaan kita adalah TUHAN, maka bisa dipastikan kebahagiaan takkan pernah hilang dari hidup kita. AMIN.

No comments:

Post a Comment