Thema : Sumber dan Unsur
Kebahagiaan
Nats : Mat. 6:33
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
1. PENDAHULUAN
Banyak orang Kristen yang merasa kehidupannya kurang bahkan
tidak berbahagia. Tidak jarang suami istri memilih untuk diam satu dengan yang
lain, hidup berjauhan, bahkan lebih lagi ada yang memilih mengakhiri hubungan
(bercerai), walaupun itu jelas merupakan hal yang sangat dibenci oleh Tuhan. Anak-anak
merasa tidak nyaman dengan orang tua. Memang tidak mudah untuk membangun sebuah
keluarga yang berbahagia dan harmonis, itu adalah perjuangan seumur hidup. Selintas
kita melihat keluarga-keluarga Kristen baik-baik saja atau dengan kata lain
berbahagia. Tapi fakta yang sesungguhnya sering kali berbanding terbalik. Istri
tidak merasa bahagia, suami juga merasa kecewa bahkan anak-anak merasa tidak nyaman
ditengah keluarga. Hal ini tejadi karena banyak orang Kristen tidak memahami
sumber dan unsur kebahagiaan dalam hidupnya. Mari kita belajar memahami hal
tersebut !
2. ISI
a. Apakah arti dan perbedaan sumber dan unsur
kebahagiaan?
· Dalam KBBI sumber artinya: tempat
keluarnya, asal sesuatu. Sumber kebahagiaan berarti tempat, asal atau sesuatu
yang mendatangkan rasa bahagia dalam kehidupan manusia.
· Dalam KBBI unsur artinya: bagian, anggota,
elemen, faktor. Unsur kebahagiaan berarti hal-hal yang merupakan bagian atau faktor
yang mendukung sehingga seseorang merasa bahagia.
· Sumber kebahagiaan orang percaya hanya satu,
tetapi unsur kebahagiaan meliputi banyak hal.
b. Apakah sumber kebahagiaan orang percaya?
Carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kenenarannya. Sumber kebahagiaan orang percaya adalah Allah.
· Yeremia berkata : “Mengenal Allah adalah
kebahagiaan manusia” (Yer. 9:23-24). Maka Paulus berkata: “Yang ku kehendaki
ialah mengenal Dia” (Fil. 3:10).
· Daud berkata: “Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi” (Maz. 32:1). “Hanya dekat Allah saja aku
tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku” (Maz. 62:2).
· Lukas berkata: “Yang berbahagia ialah
mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk. 11:28).
· Yohanes berkata : “Berbahagialah ia yang membacakan
dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang
ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (Why. 1:3)
c. Apakah unsur kebahagiaan orang percaya?
Beberapa unsur kebahagiaan antara lain:
· Keluarga
Ø Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya
tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak
berbuat jahat sepanjang umurnya (Amsal 31:11-12). Lebih baik tinggal di sotoh
rumah daripada tinggal bersama perempuan yang suka bertengkar adalah (Amsal
21:9)
Ø Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan
janganlah berlaku kasar terhadap dia (Kol. 3:19).
Ø Anak yang bijak mendatangkan sukacita
kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya (Amsal 10:1)
· Pekerjaan
Ketika orang percaya
memiliki pekerjaan sebagai sumber perekonomian keluarga, maka akan terpenuhi
kebutuhan hidup (makanan, pakaian dan tempat tinggal), sehingga membuat
bertambah kebahagiaan. Rasul Paulus pun tetap bekerja sebagai pengusaha tenda
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kis. 18:13). Bahkan ia menegaskan tentang
pentingnya pekerjaan dengan berkata: “Seorang yang tak mau bekerja janganlah ia
makan” (2 Tes. 3:10).
· Masa depan
“Janganlah kuatir akan
hari esok” (Mat. 6:34). Ayat ini menggambarkan betapa hari esok itu menjadi hal
yang penting untuk beroleh kebahagiaan. Banyak orang membuat asuransi untuk
masa depannya. Orang belajar sampai ke negeri Cina untuk mendapat pendidikan
yang baik untuk masa depan yang lebih baik.
· Kesehatan
“Di situ ada seorang
yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit” (Yoh. 5:5). Betapa orang
lumpuh itu sangat mengharapkan kesembuhan, sehingga tak bosan ia menunggu
sampai begitu lama. Dan saat Yesus menyembuhkannya ia sangat bersukacita.
d. Apakah saat unsur belum terpenuhi
kebahagiaan orang percaya hilang?
·
Yusuf
tetap bertahan dan tetap bersukacita dalam Tuhan ketika keluarganya
(saudaranya) menyakitinya.
·
Ayub tetap
bertahan dan tak pernah menyalahkan keadaan walaupun anaknya, hartanya, kesehatannya
sirna, bahkan isteri dan sahabat-sahabatnya pun tak peduli.
·
Paulus penyakitan,
kelaparan, didera, terombang-ambing, hampir karam dilautan dan dimasukkan kepejara,
namun ia berkata: “Bersukacitalah, sekali lagi kukatakan bersukacitalah !”
3. PENUTUP
Mari jadikan Tuhan sebagai sumber kebahagiaan, sehingga saat
unsur kebahagiaan belum terpenuhi kita akan tetap sanggup bertahan dan tidak
menyalahkan siapapun. Unsur kebahagiaan ada pasang surutnya, ada gelombangnya.
Tetapi saat sumber kebahagiaan kita adalah TUHAN, maka bisa dipastikan
kebahagiaan takkan pernah hilang dari hidup kita. AMIN.
No comments:
Post a Comment