Thema : Perasaan Versus Iman
Nats : Lukas 10:38-42
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Sebuah lirik lagu rohani berkata: “Yang
terutama di dalam hidup ini meninggikan nama
Yesus”. Sungguhkah ini ungkapan iman atau hanya sebatas perasaan? Jika ini
ungkapan iman maka akan terlihat dari buahnya demikan sebaliknya jika ini hanya
sebatas ungkapan perasaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang sungguh
berTuhan pun ada kalanya berada pada situasi sulit yang membuat ia lemah.
Tetapi jika sungguh itu ungkapan iman maka ia akan mampu melalui segala situasi
dan membuat ia semakin kuat dalam menjalani kehidupan. Mari pastikan bahwa saat
kita beragama bukanlah sebagai ungkapan perasaan tetapi lebih kepada ungkapan
iman.
B.
ISI
1.
Beragama sebagai
ungkapan Perasaan. Seorang yang beragama dengan perasaan maka akan terlihat
dari:
a.
Berusaha
tampil terdepan (ay. 38). Marta langsung tampil menyambut Yesus dan
murid-murindya.
b.
Lebih
mengutamakan perkara jasmani (ay. 40a). Marta sibuk mempersiapkan makanan
jasmani untuk Yesus dan murid-muridNya tetapi mengabaikan Firman yang
disampaikan Yesus.
c.
Fokus kepada
diri sendiri. Ungkapan: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli… (ay. 40) menunjukkan
bahwa Marta sedang meminta Tuhan agar memperhatikan dirinya. Lebih dari itu
Marta menyalahkan Maria saudaranya sendiri.
2.
Beragama
sebagai ungkapan Iman. Seorang yang beragama dengan iman maka akan terlihat
dari:
a.
Selalu ingin
dekat dengan Tuhan (ay. 39). Maria duduk dekat kaki Tuhan artinya bahwa Maria
ingin selalu dalam hadirat Tuhan.
b.
Selalu rindu
mendengar firman Tuhan (ay. 39). Maria terus mendengar perkataanNya. Artinya
Maria mendengarkan firman Tuhan bukan sewaktu-waktu tetapi secara teratur. Daud
berkata : “yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan merenungkan Taurat itu siang
dan malam (Maz. 1:2)”.
c.
Tahu memilih
yang terbaik (ay. 42). Maria telah memilih mengutamakan perkara rohani dari
pada jasmani. Artinya apapun yang kita pilih, apapun yang kita lakukan semua
atas dasar kasih kita kepada Tuhan (Kol. 3:23).
3.
Hasil saat
kita beragama sebagai ungkapan Iman.
a.
Tidak hidup
dalam kekuatiran (ay. 41). Marta mengkuatirkan hal-hal jasmani (makan-minum).
Padahal burung di udara yang tak pernah menabur dan menuai pun Tuhan pelihara
(Mat.6:26). Sementara Maria duduk tenang dekat Tuhan.
b.
Tidak
bersusah hati memikirkan hidup (ay. 41). Maria berpikir lebih sederhana, ia
percayakan hidupnya pada Tuhan. Sementara Marta menyusahkan dirinya sendiri
dengan perkara jasmani yang tidak ada habisnya.
C.
PENUTUP
Mari gunakan iman saat datang kepada Tuhan. Memang kita tidak bisa
terlepas dari perasaan, tetapi biarlah perasaan kita dituntun oleh iman saat
datang kepada Tuhan. Sebab perasaan tanpa iman akan menjadi tumpul tetapi saat
perasaan dipimpin oleh iman akan mantul (mantap betul). Sembari memikirkan
perkara jasmani biarlah kita mengutamakan rohani. Jangan karena memikirkan
segala seuatu yang akan kita tinggalkan kita melupakan hal terpenting saat kita
pulang pada kekekalan. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment