Saturday, February 12, 2022

Perasaan Versus Iman

 

Thema            : Perasaan Versus Iman

Nats                : Lukas 10:38-42

Oleh                : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd., M. Th.

 

 

A.      PENDAHULUAN

Sebuah lirik lagu rohani berkata: “Yang terutama di dalam hidup ini meninggikan nama Yesus”. Sungguhkah ini ungkapan iman atau hanya sebatas perasaan? Jika ini ungkapan iman maka akan terlihat dari buahnya demikan sebaliknya jika ini hanya sebatas ungkapan perasaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang sungguh berTuhan pun ada kalanya berada pada situasi sulit yang membuat ia lemah. Tetapi jika sungguh itu ungkapan iman maka ia akan mampu melalui segala situasi dan membuat ia semakin kuat dalam menjalani kehidupan. Mari pastikan bahwa saat kita beragama bukanlah sebagai ungkapan perasaan tetapi lebih kepada ungkapan iman.  

 

B.      ISI

1.      Beragama sebagai ungkapan Perasaan. Seorang yang beragama dengan perasaan maka akan terlihat dari:

a.       Berusaha tampil terdepan (ay. 38). Marta langsung tampil menyambut Yesus dan murid-murindya.

b.      Lebih mengutamakan perkara jasmani (ay. 40a). Marta sibuk mempersiapkan makanan jasmani untuk Yesus dan murid-muridNya tetapi mengabaikan Firman yang disampaikan Yesus.

c.       Fokus kepada diri sendiri. Ungkapan: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli… (ay. 40) menunjukkan bahwa Marta sedang meminta Tuhan agar memperhatikan dirinya. Lebih dari itu Marta menyalahkan Maria saudaranya sendiri.

 

2.      Beragama sebagai ungkapan Iman. Seorang yang beragama dengan iman maka akan terlihat dari:

a.       Selalu ingin dekat dengan Tuhan (ay. 39). Maria duduk dekat kaki Tuhan artinya bahwa Maria ingin selalu dalam hadirat Tuhan.

b.      Selalu rindu mendengar firman Tuhan (ay. 39). Maria terus mendengar perkataanNya. Artinya Maria mendengarkan firman Tuhan bukan sewaktu-waktu tetapi secara teratur. Daud berkata : “yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan merenungkan Taurat itu siang dan malam (Maz. 1:2)”.

c.       Tahu memilih yang terbaik (ay. 42). Maria telah memilih mengutamakan perkara rohani dari pada jasmani. Artinya apapun yang kita pilih, apapun yang kita lakukan semua atas dasar kasih kita kepada Tuhan (Kol. 3:23).

 

3.      Hasil saat kita beragama sebagai ungkapan Iman.

a.       Tidak hidup dalam kekuatiran (ay. 41). Marta mengkuatirkan hal-hal jasmani (makan-minum). Padahal burung di udara yang tak pernah menabur dan menuai pun Tuhan pelihara (Mat.6:26). Sementara Maria duduk tenang dekat Tuhan.

b.      Tidak bersusah hati memikirkan hidup (ay. 41). Maria berpikir lebih sederhana, ia percayakan hidupnya pada Tuhan. Sementara Marta menyusahkan dirinya sendiri dengan perkara jasmani yang tidak ada habisnya.

 

C.      PENUTUP

Mari gunakan iman saat datang kepada Tuhan. Memang kita tidak bisa terlepas dari perasaan, tetapi biarlah perasaan kita dituntun oleh iman saat datang kepada Tuhan. Sebab perasaan tanpa iman akan menjadi tumpul tetapi saat perasaan dipimpin oleh iman akan mantul (mantap betul). Sembari memikirkan perkara jasmani biarlah kita mengutamakan rohani. Jangan karena memikirkan segala seuatu yang akan kita tinggalkan kita melupakan hal terpenting saat kita pulang pada kekekalan. Tuhan Yesus memberkati. 

No comments:

Post a Comment