Thema : Okultisme
Nats : Ul. 18:9-13
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S. Pd.,
M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Tidak jarang
kita mendengar cerita yang berbau mistik termasuk di kalangan orang percaya.
Ada yang bercerita tentang perdukunan, kerasukan roh jahat, rumah berhantu,
tempat angker, dll. Pertanyaannya,apakah itu realita atau hamya sebatas
khayalan? Selain menciptakan dunia dan segala isinya Allah juga menciptakan
Malaikat sebagai pelayanNya. Tetapi satu dari malaikat Tuhan tersebut
(Lucifer/Putera Fajar/iblis) berambisi menyamai Allah (Yes. 14:13-14) sehingga
Allah melemparkanya dari surga (Yes. 14:15, Yeh. 28:16-17). Ketika Allah
menciptakan manusia di taman Eden, maka iblis yang sudah dilemparkan dari surga
kembali beraksi di taman Eden? Apakah Allah tidak mampu membinasakan iblis?
Tentu perkara kecil bagi Allah, tetapi manusia yang ia ciptakan bukanlah robot
tetapi mahluk hidup yang bebas menentukan pilihannya. Dan sampai hari ini iblis
terus berusaha untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya di tengah dunia.
Berbagai cara ia lakukan dengan kuasa yang ia miliki, termasuk dalam segala
praktek okultisme.
B.
ISI
1.
Pengertian
Okultisme
Okultisme
berasal dari kata “Ocul” yang berarti gelap dan “Isme” yang berarti Ajaran.
Jadi Okultisme adalah ajaran tentang dunia kegelapan. Segala praktek yang
berhubungan dengan kekuatan gaib di luar Tuhan baik secara langsung atau
melalui media (termasuk) manusia digolongkan ke dalam okultisme.
2.
Contoh
praktek Okultisme dalam Alkitab.
a.
Saul
meminta seorang dukun untuk memanggil arwah orang yang sudah meninggal (1 Sam.
28:7). Dalam konteks masa kini kita menemukan hal yang sama yaitu yang disebut
dengan istilah “perumah begu” dengan tujuan untuk meminta petunjuk atau nasihat
tentang suatu masalah.
b.
Orang
Mesir meminta petunjuk kepada berhala-berhala, tukang jampi, arwah dan peramal
(Yes. 1:3). Dalam konteks saat ini kita menemukan praktek seperti ini misalnya:
Menyembah pohon, menenung orang (agar sakit/mati), berdoa di kuburan, meramal
nasib (Astrologi/perbitangan/horoskop), dll.
c.
Orang
Mesir mencari kesembuhan kepada para dukun (Yes. 19:22). Dalam konteks saat ini
kita melihat praktek perdukunan cukup marak, bahkan dengan menggunakan
kecanggihan teknologi dan sedikit memoles namanya menjadi pengobatan alternatif
padahal sesungguhnya iblis berada di belakang itu semua.
3.
Okultisme
dalam kehidupan orang percaya.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa orang percaya adalah sasaran utama iblis. Sampai masa
penghakiman tiba iblis akan tetap ada disekitar kita dan berusaha untuk
mencobai dan mempengaruhi kehidupan kita (1 Pet. 5:8).
a.
Petrus
(Mat. 16:23). Artinya, bahwa iblis masih bisa mempengaruhi pikiran Petrus
sebagai orang percaya.
b.
Yudas
Iskariot (Luk. 22:3). Artinya, bahwa iblis pun bisa memakai seorang murid Yesus
untuk melakukan kejahatan.
c.
Saul
(1 Sam. 28:7). Artinya, bahwa orang sekelas Saul (Raja pilihan Tuhan) pun
melakukan praktek perdukunan.
d.
Orang
percaya sanggup mengusir iblis (Yak. 4:7, 1 Pet. 5:9, 1 Yoh. 4:4). Jika ada
orang percaya masih takut kepada iblis maka imannya belum teguh/masih ragu
/belum sepenuhnya percaya (Luk. 24:36-38, Mat. 14:26, 31).
4.
Dampak
berhubungan dengan Okultisme.
a.
Semangat
hidup hilang (Yes. 19:3)
b.
Rencana
akan mengalami kekacauan (Yes. 19:3)
c.
Memilki
kehidupan rohani yang kacau (Yes. 19:14)
d.
Kesehatan
jasmani akan terganggu (Yes. 19:14)
e.
Segala
usaha akan mengalami kehancuran (Yes. 19:15)
f.
Tuhan
memuntut pertanggungan jawab (Ul. 18:19).
5.
Jalan
keluar dari Okultisme
Tidak ada jalan
lain selain Yesus (Yoh. 14:6). Artinya, ketika seseorang terlibat dengan
Okultisme maka jika ingin bebas berbaliklah kepada TUHAN (Yes. 19:22),
berserulah kepada TUHAN (Yes. 19:20).
C.
PENUTUP
Terlibat atau
tidak dengan okultisme adalah pilihan, tunduk kepada Allah dan berani melawan
iblis atau sebaliknya tunduk kepada iblis dan melawan Allah juga adalah
pilihan. Tetapi ingat bahwa setiap pilihan yang kita buat hari ini akan
mendatangkan satu akibat (konsekuensi), baik untuk kehidupan saat ini maupun
kehidupan yang akan datang. Tuhan Yesus memberkati.