Friday, November 30, 2018

Jenderal Vs Satpam


Thema             : Jenderal Vs Satpam
Nats                 : Ester 3:1–6
Oleh                 : Pdt. Nelson Sembiring, S, Pd., M. Th.
A.     PENDAHULUAN
Jika diadakan pertandingan sepak bola antara Barcelona FC vs PSMS Medan maka dapat dipastikan semua orang akan memprediksi Bacelona FC akan keluar sebagai pemenang. Prediksi ini adalah sesuatu yang normatif, artinya tidak ada alasan untuk menyangkalnya. Sebab, dari semua lini PSMS Medan bukanlah kelasnya Barcelona FC. Barcelona FC berkali-kali menjuarai Liga Sanyol, Liga Champions, Piala Raja, Piala Dunia Antarklub, dll. Sementara bagi PSMS Medan, untuk tingkat nasional saja adalah sesuatu yang sangat sulit untuk memperoleh sebuah trofi. Namun demikian ada satu istilah dalam dunia sepak bola yaitu “Dewi Fortuna”. Artinya, pemain sekelas Lionel Messi atau C. Ronaldo pun bisa gagal melakukan tugasnya mengekskusi pinalti sehingga timnya bisa kalah saat melawan tim yang di atas kertas begitu mudah ditundukkan. Jika memandang dari kacamata dunia maka takkan ada kemungkinan Daud menang saat menghadapi Goliat tapi saat “Dewi Fortuna” memihak dia maka Daud menang. Hal yang tidak jauh berbeda juga yang terjadi saat seorang Jenderal dan Satpam berselisih di Istana Raja Ahasyweros.
B.     ISI
1.      Siapakah sang “Satpam” tersebut?
a.       Namanya Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Yahudi dari suku benyamin (Est. 2:5).
b.      Seorang buangan (budak) yang diangkut dari Yerusalem pada masa pemerintahan raja Nebukadnezar (Est. 2:6)
c.       Saudara dari Ester (Est. 2:7). Ayah Mordekhai dan ayah Ester (Abihail, ay. 15) bersaudara, tetapi ayah dan ibu Ester telah meninggal sehingga Mordekhai yang menjadi pengasuh (ayah angkat) Ester.
2.      Mengapa Mordekhai bisa menjadi satpam istana raja Ahasyweros?
Setelah ratu Wasti dibuang oleh raja Ahasyweros (Est. 1), maka raja Ahasyweros ingin mencari penggantinya (Est. 2:4). Setelah melalui seleksi yang panjang akhirnya Ester terpilih sebagai ratu pengganti Wasti (Est. 2:17). Selama Ester berada di istana mengikuti seleksi, Mordekhai selalu hadir di pintu gerbang istana (Est. 2:19). Ketika itu ia mendengar niat buruk dua penjaga istana untuk membunuh raja dan hal itu disampaikan kepada Ester dan selanjutnya Ester menyampaikannya kepada raja atas nama Mordekhai (Est. 2:21–22). Semenjak itulah Mordekhai diangkat menjadi penjaga pintu (satpam) di gerbang istana.
3.      Siapakah sang “Jenderal” tersebut?
a.       Namanya Haman bin Hamedata orang Agag (Est. 3:1)
b.      Siapakah Agag? Raja orang Amalek (1 Sam. 15:32). Artinya bahwa Haman adalah keturunan seorang Raja.
c.       Seorang yang sangat dekat dengan raja Ahasyweros(Est. 3:15b).
4.      Pertikaian Sang Jenderal dengan Satpam.
Haman mendapat karunia dari raja dan memberi pangkat tinggi kepadanya ((Est. 3:1) sehingga setiap penjaga gerbang istana (satpam) harus berlutut kepadanya (Est. 3:2a,b). Di sinilah pertikaian dimulai, Mordekhai tidak mau berlutut kepada Haman(Est. 3:2c) sehingga panaslah hati Haman (Est. 3:5) dan berencana untuk membunuhnya bahkan semua bangsa Yahudi yang tinggal dikerajaan Ahasyweros (Est. 3:6). Selanjutnya Haman menghadap raja untuk memberitahukan niatnya dan ternyata raja menyetujuinya (Est. 3:10–11).
5.      Bagaimana jalannya pertandingan Jendral vs Satpam?
a.       Mordekhai berusaha menyelamatkan bangsanya dengan menyampaikan masalah tersebut kepada ratu Ester (melalui Hatah, sida-sida/pegawai istana) dan memintanya untuk menghadap raja Ahasyweros (Est. 4:8-9). Tetapi Ester yang tahu aturan istana bahwa orang yang menghadap raja tanpa dipanggil akan dihukum mati enggan untuk menuruti perintah Mordekhai (Est. 4:10-11)
b.      Mengingatkan Ester bahwa tanpa pertolongannya pun maka akan ada pertolongan (kelepasan) dari “pihak lain”. Bahkan Mordekhai mengingatkan bahwa keterpilihannya sebagai ratu istana adalah untuk maksud itu (menolong bangsa Yahudi) dan itu adalah rancangan “pihak lain” itu. Siapakah “pihak lain” itu? Pihak lain itu adalah “Dewi Fortuna”. Dalam kitab Ester tidak sekalipun menyebut kata Allah tetapi bukan berarti Allah tidak hadir. “Dewi Fortuna” itu adalah Allah sendiri yang menjadikan Ester menjadi ratu untuk keselamatan bangsa Yahudi. Akhirnya Ester menghadap raja dengan terlebih dahulu berpuasa (Est. 4:16) dan hasilnya raja berkenan kepadanya dan berjanji memenuhi keinginan Ester (Est. 5:6).
6.      Skor akhir Jendral Vs Satpam
a.       “1 – 0” untuk Sang Satpam. Mordekhai mendapat kehormatan dari Raja (Est. 6:6, 11). Kehormatan yang seharusnya diterima Haman menjadi milik Mordekhai.
b.      “2–0” untuk Sang Satpam. Dalam perjamuan bersama raja dan Haman, Ester menyampaikan permintaannya (Est. 7:5–6) sehingga raja memerintahkan agar Haman disulakan (digantung) pada tiang yang awalnya didirikan untuk menyulakan Mordekhai (Est. 7:9–10).
7.      Pesan dari “Jendral vs Satpam”.
a.       Tuhan punya cara untuk menolong orang-orang pilihanNya (anak-anakNya). Bila Tuhan di pihak kita siapakah lawan kita (Rm. 8:31)
b.      Jangan memandang rendah orang lain walaupu secara ukuran dunia memang benar ia lebih rendah dari kita. Sebab sesungguhnya semua kita sama dihadapan Tuhan, semua manusia berasal dari tanah (Kej. 2:7)
c.       Jangan merencanakan sesuatu yang tidak baik kepada orang lain, sebab orang lai memiliki “Dewi Fortuna” yang selalu siap menolongnya dan mendatangkan malapetaka bagi yang merencanakan kejahatan itu.
C.     KESIMPULAN
Marilah hidup dalam kerendahan hati, sebab setiap orang yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan maka Tuhan akan meninggikannya pada waktunya. Saat kita berserah di hadapan Tuhan maka Dia yang akan mengambil alih setiap beban hidup kita sehingga kita akan melihat kemenangan yang tidak pernah kita pikirkan. Tuhan Yesus memberkati.AMIN. 

No comments:

Post a Comment