Thema : Jenderal Vs Satpam
Nats : Ester 3:1–6
Oleh : Pdt. Nelson Sembiring, S, Pd., M. Th.
A.
PENDAHULUAN
Jika
diadakan pertandingan sepak bola antara Barcelona FC vs PSMS Medan maka dapat
dipastikan semua orang akan memprediksi Bacelona FC akan keluar sebagai
pemenang. Prediksi ini adalah sesuatu yang normatif, artinya tidak ada alasan
untuk menyangkalnya. Sebab, dari semua lini PSMS Medan bukanlah kelasnya
Barcelona FC. Barcelona FC berkali-kali menjuarai Liga Sanyol, Liga Champions,
Piala Raja, Piala Dunia Antarklub, dll. Sementara bagi PSMS Medan, untuk
tingkat nasional saja adalah sesuatu yang sangat sulit untuk memperoleh sebuah
trofi. Namun demikian ada satu istilah dalam dunia sepak bola yaitu “Dewi
Fortuna”. Artinya, pemain sekelas Lionel Messi atau C. Ronaldo pun bisa gagal
melakukan tugasnya mengekskusi pinalti sehingga timnya bisa kalah saat melawan
tim yang di atas kertas begitu mudah ditundukkan. Jika memandang dari kacamata
dunia maka takkan ada kemungkinan Daud menang saat menghadapi Goliat tapi saat
“Dewi Fortuna” memihak dia maka Daud menang. Hal yang tidak jauh berbeda juga
yang terjadi saat seorang Jenderal dan Satpam berselisih di Istana Raja
Ahasyweros.
B.
ISI
1. Siapakah sang “Satpam” tersebut?
a.
Namanya
Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Yahudi dari suku benyamin (Est.
2:5).
b.
Seorang
buangan (budak) yang diangkut dari Yerusalem pada masa pemerintahan raja
Nebukadnezar (Est. 2:6)
c.
Saudara
dari Ester (Est. 2:7). Ayah Mordekhai dan ayah Ester (Abihail, ay. 15)
bersaudara, tetapi ayah dan ibu Ester telah meninggal sehingga Mordekhai yang
menjadi pengasuh (ayah angkat) Ester.
2. Mengapa Mordekhai bisa menjadi
satpam istana raja Ahasyweros?
Setelah
ratu Wasti dibuang oleh raja Ahasyweros (Est. 1), maka raja Ahasyweros ingin
mencari penggantinya (Est. 2:4). Setelah melalui seleksi yang panjang akhirnya
Ester terpilih sebagai ratu pengganti Wasti (Est. 2:17). Selama Ester berada di
istana mengikuti seleksi, Mordekhai selalu hadir di pintu gerbang istana (Est.
2:19). Ketika itu ia mendengar niat buruk dua penjaga istana untuk membunuh
raja dan hal itu disampaikan kepada Ester dan selanjutnya Ester menyampaikannya
kepada raja atas nama Mordekhai (Est. 2:21–22). Semenjak itulah Mordekhai
diangkat menjadi penjaga pintu (satpam) di gerbang istana.
3.
Siapakah
sang “Jenderal” tersebut?
a.
Namanya
Haman bin Hamedata orang Agag (Est. 3:1)
b.
Siapakah
Agag? Raja orang Amalek (1 Sam. 15:32). Artinya bahwa Haman adalah keturunan
seorang Raja.
c.
Seorang
yang sangat dekat dengan raja Ahasyweros(Est. 3:15b).
4.
Pertikaian
Sang Jenderal dengan Satpam.
Haman
mendapat karunia dari raja dan memberi pangkat tinggi kepadanya ((Est. 3:1)
sehingga setiap penjaga gerbang istana (satpam) harus berlutut kepadanya (Est.
3:2a,b). Di sinilah pertikaian dimulai, Mordekhai tidak mau berlutut kepada
Haman(Est. 3:2c) sehingga panaslah hati Haman (Est. 3:5) dan berencana untuk
membunuhnya bahkan semua bangsa Yahudi yang tinggal dikerajaan Ahasyweros
(Est. 3:6). Selanjutnya Haman menghadap raja untuk memberitahukan niatnya dan
ternyata raja menyetujuinya (Est. 3:10–11).
5.
Bagaimana
jalannya pertandingan Jendral vs Satpam?
a.
Mordekhai
berusaha menyelamatkan bangsanya dengan menyampaikan masalah tersebut kepada
ratu Ester (melalui Hatah, sida-sida/pegawai istana) dan memintanya untuk
menghadap raja Ahasyweros (Est. 4:8-9). Tetapi Ester yang tahu aturan istana
bahwa orang yang menghadap raja tanpa dipanggil akan dihukum mati enggan untuk
menuruti perintah Mordekhai (Est. 4:10-11)
b.
Mengingatkan
Ester bahwa tanpa pertolongannya pun maka akan ada pertolongan (kelepasan) dari
“pihak lain”. Bahkan Mordekhai mengingatkan bahwa keterpilihannya sebagai ratu
istana adalah untuk maksud itu (menolong bangsa Yahudi) dan itu adalah
rancangan “pihak lain” itu. Siapakah “pihak lain” itu? Pihak lain itu adalah
“Dewi Fortuna”. Dalam kitab Ester tidak sekalipun menyebut kata Allah tetapi
bukan berarti Allah tidak hadir. “Dewi Fortuna” itu adalah Allah sendiri yang
menjadikan Ester menjadi ratu untuk keselamatan bangsa Yahudi. Akhirnya Ester
menghadap raja dengan terlebih dahulu berpuasa (Est. 4:16) dan hasilnya raja
berkenan kepadanya dan berjanji memenuhi keinginan Ester (Est. 5:6).
6.
Skor
akhir Jendral Vs Satpam
a.
“1
– 0” untuk Sang Satpam. Mordekhai mendapat kehormatan dari Raja (Est. 6:6, 11).
Kehormatan yang seharusnya diterima Haman menjadi milik Mordekhai.
b.
“2–0”
untuk Sang Satpam. Dalam perjamuan bersama raja dan Haman, Ester menyampaikan
permintaannya (Est. 7:5–6) sehingga raja memerintahkan agar Haman disulakan
(digantung) pada tiang yang awalnya didirikan untuk menyulakan Mordekhai (Est.
7:9–10).
7.
Pesan
dari “Jendral vs Satpam”.
a.
Tuhan
punya cara untuk menolong orang-orang pilihanNya (anak-anakNya). Bila Tuhan di
pihak kita siapakah lawan kita (Rm. 8:31)
b.
Jangan
memandang rendah orang lain walaupu secara ukuran dunia memang benar ia lebih
rendah dari kita. Sebab sesungguhnya semua kita sama dihadapan Tuhan, semua
manusia berasal dari tanah (Kej. 2:7)
c.
Jangan
merencanakan sesuatu yang tidak baik kepada orang lain, sebab orang lai
memiliki “Dewi Fortuna” yang selalu siap menolongnya dan mendatangkan
malapetaka bagi yang merencanakan kejahatan itu.
C.
KESIMPULAN
Marilah
hidup dalam kerendahan hati, sebab setiap orang yang merendahkan dirinya di
hadapan Tuhan maka Tuhan akan meninggikannya pada waktunya. Saat kita berserah
di hadapan Tuhan maka Dia yang akan mengambil alih setiap beban hidup kita
sehingga kita akan melihat kemenangan yang tidak pernah kita pikirkan. Tuhan
Yesus memberkati.AMIN.
No comments:
Post a Comment